Puisi Paskah

Milikku yang Terbaik

Saat-saat menjelang Paskah adalah saat yang menyenangkan
Orang-orang akan berkumpul dari seluruh penjuru kota
Aku menyukainya, dan saudariku pun menyukainya

Hari itu enam hari menjelang paskah
Seorang kerabat kami bernama Simon mengadakan perjamuan
Simon itu dulunya terkena penyakit memalukan
Penyakit yang dilihat bangsa kami sebagai kutukan, najis

Sayap Kenangan Bukit Kematian

Hari ini, dan pada hari yang sama setiap tahun
aku terjaga dari tidur lelap yang panjang.

Dari balik kerudung kematian
aku memandang dengan mata duka ke arah Golgota
Hari ini, dan pada hari yang sama setiap tahun,
Jiwaku naik di atas sayap-sayap kenangan
Terbang menuju ke Yerusalem.

Di sanalah insan berdiri bergerombol,
Berselimut lupa dan kebodohan masa silam.
Memukul dada sendiri,
seraya memandang Yesus bermahkota duri.

Hari ini, di tengah prahara bukit Golgota
di antara gerombolan insan yang yang lupa
Ku lihat berjajar wajah-wajah dosa
Wajah tetangga-tetanggaku.

Pilatus Diaries (series 1)

Dalam sejarah profesiku sebagai hakim
Belum pernah aku menghukum orang yang tak bersalah
Dan merasa begitu menyesal

Tapi apa yang harus kulakukan
Orang banyak itu bersikeras
Dan aku tak punya pilihan

Waktu itu hari masih sangat pagi
Aku baru bangun dari tidurku
Ada banyak orang berteriak-teriak di luar gedung pengadilan
Mereka tidak mau masuk, jadi aku yang keluar

Di hadapanku ada banyak sekali orang
Membawa seorang pria
Tubuh-Nya cukup besar
Entah kenapa Dia tidak melawan sama sekali

Yesus, Aku Bersyukur

"Bersyukur" pada Tuhan bukanlah hal yang berat
dibanding dengan kayu salib yang harus dipikul hingga terjatuh berulang kali

Jika tidak ada penyaliban Yesus,
apakah kita bisa bersukacita karena Kristus yang menjamin keselamatan kita?
Jika tanpa darah bercucuran dan sakit cambukan yang ditahan,
siapakah yang bisa kita harapkan sekarang?

Tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkan kekuatan-Nya
Semua ditanggung-Nya ...
Dosa, penyakit, kejahatan ... Ia yang menanggungnya

Apa alasan kita untuk tidak bersyukur pada-Nya?
Tidak ada...

Terima kasih, Tuhan atas salib-Mu

Via Dolorosa

Ketika sedang kutapaki jalan mendaki
Dengan langkah tertatih-tatih, duh Gusti
Dan badai menerpa tanpa henti
Serta dalam sunyi kuangkat beban derita
Seorang diri

Oh, betapa ingin kubelajar dari-Mu,
Duh Yesusku, Gusti junjunganku,
Tentang bagaimana memikul salib
Tanpa mengeluh,
Tentang bagaimana menghirup cawan beracun
Tanpa gerutu
Kecuali "Jadilah kehendak-Mu"

Ketika perjamuan malam itu berakhir
Dan Kau tahu betul itulah malam-malam-Mu yang terakhir
Lalu Kau ajak murid-murid-Mu khidmat berdoa:
"Ki le-olam hasdo" - "Ki le-olam hasdo"

Kiranya Terjadi Seturut Kehendak-Mu

Jangan takut,
tetapi jangan beritahu seorang pun.

Kamu kini adalah
seorang pembawa kekudusan.

Duduklah, renungkan
Misteri.

Tak ada bayangan
dalam Cahaya-Ku,
melayang
di atas wajah
air rahimmu.

Sarang.
Siapkan tempat
untuk-Ku.

Aku berada di lingkaran
meregangkan dagingmu.
letakkan tanganmu
pada-Ku.

Hangatkan ruang
antara kita.

Ada keajaiban
yang menuntut untuk diberitahu,
dan keajaiban
itu memohon kepadamu

jangan beritahu seorang pun.

Peter’s Diary (Series 1)

Mengkhianati teman adalah hal yang sangat buruk
Mengkhianati Guru apalagi
Aku melakukan hal yang lebih buruk…
Aku mengkhianati Tuhan…
Tuhanku…yang sudah bersama-sama denganku tiga tahun belakangan

Tuhan yang sudah mengubahkan kehidupanku
Sebelumnya aku hanya nelayan…

Tuhan yang memberiku harga diri
Bahkan Dia memberiku nama yang baru

Sajak Si Pendosa untuk Sang Penebus Dosa

Sajak Si Pendosa untuk Sang Penebus Dosa

Aku adalah si pendosa.
Tanganku berlumuran dosa.
Hatiku berlumuran dosa.
Pikiranku berlumuran dosa.
Kakiku pun berlumuran dosa.

Tidak secuilpun dari aku yang bersih dari dosa.
Sejak lahirpun aku telah berlumuran dosa.
Hatiku ingin bebas dari dosa, nuraniku menjerit ingin bebas dari dosa.
Segala upaya kucoba untuk membebaskan diriku dari jerat dan belenggu dosa.
Tapi semuanya sia-sia.

Aku adalah si pendosa.
Pendosa yang merindukan kebebasan dari jerat dan belenggu dosa.
Hari-hari dalam hidupku ku jalani dengan terseok-seok.

The Centurion’s Diary

Sudah waktunya…
Aku bersama prajurit-prajurit bawahanku…
Akan menangkap seseorang

Aku tak tahu apa kesalahannya
Kami diperintahkan oleh Imam Besar
Katanya orang ini berbahaya dan harus dihukum mati

Malam itu,
Aku dan rombonganku pergi ke sebuah taman
Katanya sasaran kami ada di sana
Kami mendapat informasi dari salah seorang muridnya

Siapa Dia?

Saat itu menjelang Paskah
Aku tinggal di Afrika Utara
Artinya, aku harus memulai perjalanan jauhku ke Yerusalem
Untuk merayakan Paskah di Synagoge Yerusalem

Hari itu Paskah
Aku sudah tiba di Yerusalem
Tidak seperti Paskah biasanya
Saat itu banyak orang berkumpul di sisi jalan

Hanya Kasih-Nya

Hanya kasih Yesus ,
yang mampu mengubah hati ini menjadi lembut

Hanya kasih Yesus,
yang mampu membuat orang tegar kuat, tunduk bersujud mengucap syukur

Hanya kasih Yesus,
yang mengangkat kita dari lembah kelam dan membawa pada keselamatan penuh pengharapan

Tidak ada yang bisa melakukan hal besar seperti ini,
yang rela mati untuk dosa-dosa yang tak pernah diperbuat-Nya
yang rela diolok-olok demi mempertahankan kita untuk tetap menjadi milik-Nya
selain Yesus ...
Tuhan dan Juru Selamat di hidupku

Easter

Early dawn that morn when women in silence came to the tomb

And found the stone rolled away there

Stand two men in dazzling apparel and said Jesus not there to them

They remembered Jesus said He is risen in the third day

Enhancing with tremendous happiness they are going to tell that truth

Reign is the Lord and they would never be the same again