Yesus Menubuatkan Kematian dan Kebangkitan-Nya

Keindahan seni yang digunakan dalam penulisan Injil Matius terus membuat saya takjub. Kitab ini bukan sekadar upaya lemah seseorang untuk mencatat hal-hal yang dilihatnya. Tidak, Matius bukanlah seorang penulis yang asal-asalan. Terinspirasi oleh Roh Kudus, dan dengan benar-benar berjalan bersama Yesus serta belajar dari kecemerlangan-Nya, Matius menyusun sebuah mahakarya yang -- seperti halnya kisah-kisah hebat lainnya -- menanamkan perspektif dan memicu wawasan. Dia selalu mengarahkan kita kepada Kristus yang sejati.

Keluar dari masa Adven dan Natal, ketika kita merayakan kelahiran Yesus, Imanuel, Allah beserta kita, kita sekarang mengarahkan pandangan kita ke Yerusalem, salib, dan kebangkitan Kristus, Raja kita. Injil Matius menuntun kita dengan baik ke arah itu. Oleh karena itu, kita akan mengikuti kisah dalam Injil Matius saat kita dituntun untuk melewati masa Prapaskah, Sengsara Kristus, dan Minggu Kebangkitan.

3 Kali Yesus Menubuatkan Kematian dan Kebangkitan-Nya

Kita menemukan nubuat pertama dalam Matius 16:21 (AYT) yang berbunyi:

"Sejak saat itu, Yesus mulai menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem dan menderita banyak hal dari para tua-tua, imam-imam kepala, maupun ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (Matius 16:21 AYT)

Gambar: gambar

Matius membedakan perikop ini dengan mengawali dengan frasa "Sejak saat itu." Anda mungkin ingat penggunaan frasa ini pada awal kitab ini ketika Matius menggunakannya untuk menekankan awal dan arah pelayanan Yesus, dengan mengutip pesan utama-Nya; "Bertobatlah karena Kerajaan Surga sudah dekat!" (Matius 4:17 AYT). Demikian juga, sekarang Matius menggunakan frasa ini untuk menarik perhatian kita pada arah pelayanan yang sedang Yesus tuju.

Tepat sebelum perikop ini, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya tentang siapa yang dikatakan orang tentang Dia. Ketika Yesus menekan lebih jauh dan bertanya siapakah diri-Nya menurut murid-murid-Nya, Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16, AYT).

Setelah pengakuan itu, Yesus membiarkan para murid mengetahui rencana selanjutnya dan apa arti sebenarnya dari Dia sebagai Sang Mesias. Nubuat tentang kematian dan kebangkitan-Nya sendiri berfungsi untuk membantu mereka melihat Dia sebagai Kristus dengan benar, karena mengakui Dia sebagai Kristus dan menyangkal salib-Nya sama saja dengan memiliki pengharapan yang keliru.

Petrus, tentu saja, menegur Yesus dengan mengatakan "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu dari Engkau! Hal ini tidak akan pernah terjadi pada-Mu" (Matius 16:22, AYT). Ini adalah sebuah percakapan yang menakjubkan, dan saya benar-benar dapat memahami reaksi Petrus. Saya langsung teringat adegan di "Narnia: The Lion, The Witch, and The Wardrobe" ketika Susan dan Lucy berjalan bersama Aslan melewati hutan di malam hari, memegang surai Aslan dan jatuh cinta padanya, hanya untuk menemukan bahwa mereka berjalan bersamanya ke Meja Batu. Tempat mereka kemudian menyaksikan dari jauh bagaimana Penyihir Putih dan pasukannya menyiksa dan membunuh Aslan. Tentu saja Petrus dan para murid sangat terpukul dengan berita yang disampaikan Yesus. Namun demikian, Yesus mengalihkan pandangan mereka ke arah salib sehingga mereka dapat mulai memahami apa arti sebenarnya dari apa yang telah mereka yakini.

Ada kabar baik di balik kematian Yesus, meskipun tampaknya tidak disadari oleh Petrus, yaitu bahwa Yesus akan dibangkitkan dari antara orang mati. Salib yang membunuh Yesus dan menjadi akhir dari kisah ini akan membuat Yesus tidak lagi menjadi Kristus. Sebaliknya, kematian yang dikalahkan menunjukkan bahwa Dia adalah Raja yang benar dan lebih baik; Hamba yang menderita yang dinubuatkan oleh Yesaya.

Matius dengan sengaja menceritakan kisah selanjutnya di bawah bayang-bayang salib Kristus, yang tentu saja disinari oleh cahaya kebangkitan-Nya yang mulia. Kita tidak hanya membaca percakapan yang dicatat antara Yesus dan murid-murid-Nya, tetapi ketika kita membaca kisah ini, mata kita juga diarahkan kepada salib dan kebangkitan. Matius melibatkan kita dalam kisah ini sehingga kita dapat membuat pengakuan bersama Petrus, bahwa Yesus adalah Kristus, ketika perhatian kita beralih kepada tindakan-tindakan Yesus yang telah membuat hal itu menjadi kenyataan bagi kita.

Untuk kedua kalinya, dalam Matius 17, Yesus menubuatkan tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Tentu saja, Matius bisa saja tidak menuliskan hal ini, terutama setelah menuliskan pernyataan "Mulai dari sekarang" dalam adegan pertama. Namun, Matius melanjutkan dengan menceritakan dua adegan lagi ketika Yesus menyatakan hal-hal ini kepada murid-murid-Nya. Kisah-kisah ini berfungsi untuk menarik penonton agar kita dapat merasakan momentum yang dibangun ketika cerita mulai bergulir lebih langsung menuju salib.

Pada peristiwa kedua ini, beberapa murid sebenarnya baru saja menyaksikan perubahan rupa Yesus dan mendengar suara Bapa yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan. Dengarkanlah Dia." (Matius 17:5, AYT). Nubuat ini dalam konteksnya mengungkapkan, setidaknya, motivasi Yesus untuk hidup dan mati dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Bapa-Nya, percaya bahwa tujuan dan misi-Nya adalah yang terbaik. Hal ini sedikit banyak ditekankan oleh adegan antara transfigurasi dan nubuat ini, di mana Yesus menunjukkan "iman yang kecil" dari para murid-Nya.

Perhatikan, kali ini tidak ada bantahan, hanya tekanan, dan karena kisah Matius langsung beralih ke adegan baru setelah perikop ini, kita dapat merasakan besarnya jeda yang diperlukan pada akhir perikop ini dalam Matius 17:22-23 (AYT):

"Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul di wilayah Galilea, Dia berkata kepada mereka, 'Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh-Nya, dan Dia akan dibangkitkan pada hari yang ketiga.' Dan, para murid-Nya menjadi sangat sedih."

Terakhir, drama dari kisah penebusan yang pamungkas ini semakin meningkat dengan peristiwa ketiga yang dinubuatkan oleh Yesus tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Hal ini ditemukan dalam Matius 20:17-19 (AYT) dan berbunyi:

"Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Dia membawa dua belas murid-Nya secara terpisah. Dalam perjalanan, Dia berkata kepada mereka, 'Lihatlah, kita sedang menuju Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka akan menghukum-Nya dengan kematian. Lalu, mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa lain untuk diejek, dicambuki, dan disalibkan. Dan, pada hari ketiga, Dia akan dibangkitkan.'"

Yesus dan murid-murid-Nya telah meninggalkan Galilea dan menuju Yerusalem. Sejauh ini, mengenai nubuatan tersebut, belum ada garis waktu yang nyata atau rinciannya. Yesus tidak memberi tahu mereka kapan dan di mana kematian serta kebangkitan-Nya. Dia hanya memberi tahu mereka bahwa hal itu akan terjadi, hal itu perlu, dan bahwa Dia mengabdikan diri untuk misi tersebut. Di sini, Yesus membiarkan mereka mengetahui tempat dan perkiraan waktunya. Waktu untuk peristiwa ini akan segera tiba ketika mereka sampai di tempat tujuan, Yerusalem

Untuk menambah bahan bakar ke dalam api, Yesus juga mengungkapkan rincian lainnya. Sebagian dari demonstrasi tentang pengetahuan-Nya tentang masa depan ini menunjukkan keilahian-Nya, dan Matius tentu saja mengilustrasikan hal itu kepada para pendengarnya. Namun, Yesus tidak hanya menunjukkan kemampuan ke-Tuhan-an-Nya di sini, Dia memberikan murid-murid-Nya wawasan tentang realitas yang akan terjadi. Yesus tidak hanya akan dikhianati dan dibunuh, tetapi juga akan menjadi sangat buruk, dan akan ada pemukulan, darah, dan penyaliban.

Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana Anda bisa tetap melangkahkan kaki Anda menuju Yerusalem setelah mendengar berita yang begitu mengejutkan. Tidak ada keyakinan yang setengah-setengah. Anda harus benar-benar percaya bahwa Yesus adalah seperti yang Dia katakan, bahwa Dia adalah satu-satunya jalan menuju kehidupan yang sejati, dan bahwa sangat layak untuk melewati kekacauan untuk menikmati keindahan.

Bergerak Maju Bersama

Di Redemption Church, ketika kami sampai pada perikop ketiga, kami akan mulai menjalani masa Prapaskah bersama. Kami biasanya tidak melakukan banyak hal untuk merayakan masa Prapaskah di sini, tetapi seperti halnya masa Adven menuju Natal, masa Prapaskah menuju kepada Sengsara Kristus dan Minggu Kebangkitan. Ini adalah masa persiapan, dan kami mendorong kita semua untuk menjalani masa ini dengan penuh kesungguhan; mengetahui bahwa di ujung jalan ada salib berdarah dan Juru Selamat kita, yang telah bangkit dari kubur dan adalah Tuhan yang tetap bersama kita.

Harapan saya, ketika kita menghabiskan beberapa minggu di antara Natal dan Prapaskah, beberapa ayat ini akan membantu mengarahkan pandangan kita dengan saksama kepada salib dan kebangkitan Yesus. Ketika kita melihat Yesus dengan lebih jelas sebagai Kristus, Mesias, Juru Selamat, kiranya kita dapat melihat bahwa untuk mewujudkan semua itu, Dia harus menempuh jalan salib.

Ketika kita bersama-sama mencari Kristus, kita pasti akan mendengar panggilan-Nya untuk mengikuti-Nya, menyerahkan segalanya, memikul salib, datang, dan mati. Kiranya kita dapat mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk menjawab panggilan tersebut demi kemuliaan-Nya dan sukacita kita, ketika menemukan bahwa ada kasih karunia yang berlimpah dan penebusan bagi kita semua saat kita bersandar pada kehancuran dan kekacauan yang ada di hadapan kita.

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Redemption Church
Alamat artikel : https://redemptionchurchga.com/jesus-foretells-death-resurrection/
Judul asli artikel : Jesus Foretells His Death and Resurrection
Penulis artikel : BEN RICHE