Tudingan terhadap Salib
Tab primer
Sebagian orang melihat begitu banyak kebaikan dari salib, sehingga mereka tidak melihatnya sebagai sebuah jalan kematian yang mengerikan. Namun sebaliknya, ada pula orang yang melihat salib sebagai sesuatu yang benar-benar mengerikan, sehingga mereka tidak melihat maknanya.
Itulah yang dikatakan Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Tuhan di Korintus: "Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan." (1 Korintus 1:23)
Pernyataan Rasul Paulus yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan sangat sulit diterima oleh orang-orang Yahudi. Untuk memercayai bahwa sang Mesias mati di atas kayu salib merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan -- khususnya karena Perjanjian Lama telah mengatakan bahwa seseorang yang digantung terkutuk oleh Allah (Ulangan 21:23). Salib benar-benar merupakan penghinaan bagi mereka.
Orang-orang bukan Yahudi pun tidak senang terhadap salib. Menurut mereka, salib adalah kebodohan. Mereka merasa bahwa berpikir logis dan hidup dengan baik sudah cukup menyenangkan ilah-ilah mereka. Tak ada alasan bagi mereka untuk memercayai kematian seorang Galilea yang tidak begitu dikenal.
Bagaimana dengan orang-orang pada masa kini? Apakah salib masih tetap tidak disukai? Apakah orang masih belum dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh salib?
-
Apabila sudut pandang pemikiran filosofis mereka tidak mencakup kesadaran akan dosa dan kebutuhan akan Juru Selamat, maka jawabnya adalah ya!
-
Apabila dengan kehidupan dan moral mereka yang baik mereka berharap dapat memperoleh perkenan Allah, jawabnya adalah ya!
-
Apabila mereka mengharapkan kemurahan-Nya hanya karena iman nenek moyangnya, jawabnya adalah ya!
-
Apabila mereka berpikir bahwa Allah tidak akan menghukum orang-orang yang bersalah, jawabnya adalah ya!
Pesan salib yang dapat dikatakan sebagai "simbol kursi listrik" pada abad pertama, benar-benar sulit untuk diterima.
Apa yang perlu kita sadari adalah bahwa salib sebenarnya bukanlah sesuatu yang sukar untuk diterima. Salib justru membuat kita hidup. Sesungguhnya, salib telah memecahkan dilema terbesar sepanjang masa.
Diambil dari:
Judul asli buku | : | Why Did Christ Have to Die? |
Judul buku terjemahan | : | Mengapa Kristus Harus Mati? |
Penulis | : | Staf Penulis RBC |
Penerbit | : | Yayasan Gloria, Yogyakarta 1983 |
Halaman | : | 5 -- 6 |