Masa Prapaskah, Kebangunan Rohani, dan Anda
Tab primer
Minggu lalu menandai dua momen penting—masa Prapaskah dimulai di seluruh dunia dan kebangunan rohani berakhir di Universitas Asbury di Kentucky. Prapaskah merupakan perayaan tahunan yang sudah ada sejak tahun-tahun awal sejarah Gereja, sedangkan kebangunan rohani merupakan perpanjangan spontan dari kebaktian yang berlangsung selama lebih dari 16 hari. Yang pertama telah diwariskan selama berabad-abad dalam praktik liturgi, yang kedua menjadi viral di kalangan mahasiswa dan orang dewasa muda di TikTok. Yang pertama ditandai dengan refleksi yang teduh, yang kedua ditandai dengan pujian yang meriah. Jadi, apa kesamaan dari keduanya?
Pertama, fokusnya adalah pada Yesus, bukan pada pemimpin tertentu.
Masa Prapaskah telah dirayakan selama berabad-abad oleh umat Kristiani dalam hampir semua konteks yang bisa dibayangkan. Meskipun paling umum dalam tradisi liturgi, praktik-praktik Prapaskah melampaui pendeta, pastor, denominasi, atau budaya apa pun. Masa Prapaskah adalah waktu untuk refleksi pribadi dan bersama atas realitas yang mengubah hidup dari hubungan dengan Yesus. Kristus telah mati, bangkit, dan akan datang kembali. Oleh karena itu, hanya Dia yang layak untuk disembah.
Demikian pula, hal yang umum terjadi di hampir setiap cerita tentang kebangunan rohani di Asbury, termasuk yang berasal dari media-media arus utama, adalah kurangnya "selebriti" atau "platform". Fokusnya adalah pada Yesus, bukan pada sekolah, denominasi, atau pemimpin yang berpengaruh. Tujuannya bukan untuk menarik banyak orang atau menarik perhatian pada organisasi mana pun; namun semangat "tidak ada selebriti selain Yesus" pada pertemuan itu menghasilkan orang-orang dari seluruh penjuru negeri yang berkendara dan mengantri panjang untuk bergabung dalam pengalaman tersebut.
Kedua, penekanannya adalah pada pengalaman, bukan hanya pada keyakinan.
Kehadiran itu penting. Untuk kebangunan rohani, orang-orang ingin mengalami secara langsung suasana fokus yang radikal kepada Yesus. Sekolah-sekolah lain seperti Universitas Cedarville di Ohio, Universitas Samford di Alabama, dan Universitas Lee di Tennessee melaporkan adanya pertemuan-pertemuan penyembahan yang dipimpin oleh para mahasiswa di kampus-kampus mereka. Rasa lapar untuk bertemu dengan Allah memotivasi keterlibatan di antara orang-orang percaya. Mereka percaya bahwa Kristus layak untuk dipuji dan bahwa kita memiliki akses kepada-Nya dalam doa, Kitab Suci, dan penyembahan sebagai umat-Nya. Orang-orang mengekspresikan keyakinan tersebut dengan berkumpul secara langsung untuk berpartisipasi secara aktif. Mereka tidak hanya berbicara tentang kebaikan Allah, tetapi juga mendemonstrasikannya.
Di ujung spektrum yang berlawanan adalah pengalaman yang lebih teduh. Rabu Abu mengawali musim Prapaskah dengan memercikkan abu di dahi, sebuah pengingat fisik akan singkatnya hidup dan tanda pertobatan. Hidup ini singkat. "Dari debu kita berasal dan kita akan kembali menjadi debu". Jadi, apa yang kita lakukan dengan hidup kita? Ritme pertobatan sangat penting dalam kehidupan orang-orang percaya — bukan hanya sebagai respons awal terhadap Injil, tetapi juga reorientasi hati dan pikiran yang berkelanjutan dalam perjalanan mengikut Yesus yang sedang berlangsung. Di luar tindakan nyata berupa abu, umat Kristiani yang menjalankan masa Prapaskah berkomitmen untuk tidak melakukan kegiatan rutin tertentu dan dengan sengaja melakukan kegiatan lain untuk mengekspresikan kasih kepada Allah dan sesama.
Salah satu hal yang sangat besar pengaruhnya dari pengalaman beribadah selama 16 hari atau masa doa dan puasa selama 40 hari adalah bahwa hal tersebut merupakan bagian "normal" dari kehidupan Kristiani — beribadah, berdoa, bertobat, dan sebagainya. Dalam pengalaman-pengalaman ini, bagian dari hubungan kita dengan Kristus ditekankan secara lebih intens, serta memberikan kita kesadaran yang lebih tinggi akan keindahan Injil. Pengalaman-pengalaman ini mewujudkan apa yang telah kita percayai.
Ketiga, nilainya ada pada penyerahan diri secara pribadi, bukan pada kenyamanan praktis.
Tidak ada yang nyaman tentang masa Prapaskah atau kebangunan rohani, tetapi Yesuslah yang layak. Kebaktian kapel yang melebihi waktu yang dijadwalkan tidaklah nyaman. Berkendara bermil-mil jauhnya untuk mengalami sesuatu secara langsung tidaklah nyaman. Berpantang dari hal-hal yang baik tidaklah nyaman. Tindakan kemurahan hati yang berkorban atau devosi setiap hari memang tidak nyaman, tetapi itu sangat berdampak dan sepadan.
Di masa Prapaskah, kita dipanggil untuk menghitung harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus. Kita mengingat pelayanan dan pengorbanan-Nya. Masa 40 hari ini memperingati masa-masa Yesus di padang gurun sebelum pelayanan-Nya. Sebagai murid-murid-Nya, kita mempersiapkan diri untuk Paskah dengan mengidentifikasikan diri kita dengan sikap kerendahan hati Kristus yang tidak mementingkan diri sendiri. Kita ditantang untuk memikul salib setiap hari, mengikut-Nya, dan menyerahkan hidup kita untuk orang lain dengan cara yang nyata.
Berpuasa dari makan, minum, atau aktivitas lainnya adalah pengingat fisik akan pengabdian total kita kepada Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan. Ia layak atas hidup kita. Kebangunan rohani adalah pencurahan lain dari kenyataan itu. Doa, membaca Alkitab, dan berkumpul untuk beribadah, semuanya menunjukkan betapa berharganya mencari terlebih dahulu kerajaan Allah. Kedua hal ini ditandai dengan istirahat dari rutinitas biasa untuk mengalami Allah dengan cara yang penuh kuasa. Kita menyerahkan keinginan kita dan mengosongkan diri kita sendiri untuk memberi ruang bagi Roh Kudus.
Bagaimana Anda dan orang-orang yang Anda pimpin mengalami Kristus?
Apakah ketiga hal ini mencirikan iman Anda dan gereja Anda? Kebangunan rohani yang sejati tidak dapat dibuat sesuai permintaan. Pertobatan dan penyembahan yang sejati tidak dapat dimanipulasi. Sesuatu yang dapat diajarkan oleh masa Prapaskah dan kebangunan rohani kepada kita semua — baik yang berpartisipasi di dalamnya atau tidak — adalah bahwa ketika umat Allah berada dalam sikap penyerahan diri yang setia, Roh Kudus akan bergerak. Ia dapat bergerak melalui penyembahan yang spontan atau ritme doa dan kemurahan hati yang penuh pengorbanan.
Pikirkanlah tentang kehidupan Anda, hubungan Anda, kelompok kecil Anda, gereja Anda... Apakah orang-orang akan tertarik pada iman yang diwujudkan oleh tindakan Anda? Apakah Anda menyukai apa yang Anda lihat atau apakah ada hal-hal yang perlu Anda serahkan kepada Kristus? Apakah Anda dengan sepenuh hati mengasihi Allah dan sesama? Apapun yang Anda lakukan, luangkanlah waktu untuk mempertimbangkan bagaimana Tuhan ingin bekerja di dalam dan melalui Anda. Berikan ruang bagi Roh Kudus. Prioritaskan waktu bersama-Nya minggu ini dengan cara yang tidak biasa. Ia sangat berharga. (t/Jing-jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Rooted Network |
Alamat situs | : | https://experiencerooted.com/2023/02/lent-revival-and-you |
Judul asli artikel | : | Lent, Revival, and You |
Penulis artikel | : | Jeremy Maxfield |