Dakwaan dari Salib

Dalam Alkitab terdapat pernyataan-pernyataan tentang kejahatan manusia, yang akan bersaksi sepanjang masa. Dalam menggambarkan hukuman mati yang dialami oleh Yesus Kristus, para penulis kitab Injil menggunakan kata-kata, "Mereka menyalibkan-Nya". Sebelumnya, belum pernah ada Seorang yang tidak bersalah menanggung caci-maki dan direndahkan begitu rupa oleh manusia. Keseluruhan proses tersebut merupakan pengungkapan akan dosa manusia yang mengerikan.

Pertama, Alkitab menuliskan kebencian yang muncul dari kedengkian hati para pemimpin agama Yahudi. Orang Farisi, Saduki, dan ahli-ahli Taurat bersatu untuk mendiskreditkan Yesus (Matius 22:15-46). Mereka iri pada popularitas-Nya (Matius 21:45-46; Yohanes 12:19). Mereka mengatakan bahwa mukjizat yang dikerjakan-Nya adalah pekerjaan setan (Matius 12:22-30). Mereka bersungut-sungut karena Dia ada bersama-sama dengan orang yang berdosa (Lukas 15:1,2). Mereka juga membenci-Nya karena Dia mengungkapkan kemunafikan mereka (Matius 15:1-14). Walaupun dipandang sebagai pemimpin rohani bangsa Israel, mereka memfitnah, mengadili dengan tidak adil, mengutuk, dan menyalibkan Dia yang diutus Allah (Matius 26,27).

Kedua, Alkitab menulis tentang Yudas yang berkhianat karena ketamakan. Sebagai salah seorang murid, ia hidup dan melayani bersama Yesus. Ajaran, mukjizat, hati, dan jiwa sang Juruselamat benar-benar ia ketahui. Namun, pada akhirnya, Yudas mengkhianati Dia. Sebagai bendahara di antara 12 murid, ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya (Yohanes 12:6). Karena itu, tidak mengherankan apabila ia mau menjual jiwanya, dan jiwa Sang Juru Selamat, hanya untuk 30 keping uang perak.

Ketiga, Alkitab memuat tentang kelicikan di balik kepengecutan Pontius Pilatus, gubernur Palestina yang diangkat oleh Kaisar. Pilatus dibenci oleh para pemimpin Yahudi. Karena itu, ketika mengetahui bahwa sebenarnya mereka memanfaatkan dirinya untuk membunuh Yesus, ia pun menentang hal itu. Namun, semua jawaban yang dilontarkannya sia-sia belaka. Dan meski di hadapan orang banyak ia mengatakan bahwa Kristus tidak bersalah, tetapi ia tidak membebaskan-Nya. Bahkan, karena tekanan orang banyak, ia memerintahkan penyaliban Kristus.

Keempat, Alkitab memuat tentang sikap yang berubah-ubah dari orang banyak. Beberapa hari sebelumnya, banyak orang berseru, "Hosana bagi Anak Daud," tatkala Kristus memasuki kota Yerusalem. Namun, sekarang mereka menyerukan kematian-Nya, dan berteriak, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!"

Kelima, Alkitab menulis tentang kekejaman yang tak berbelas kasihan dari para prajurit Romawi. Mereka mencambuk dan memukul Dia. Mengolok-olok Dia. Meludahi Dia. Memakaikan mahkota duri pada kepala-Nya. Mereka membawa Dia keluar dalam keadaan penuh luka dan darah, dan menyalibkan-Nya. Sungguh mengerikan!

Saat ini, mudah bagi kita untuk mengutuk orang-orang ini. Namun, marilah kita bersikap jujur. Perbuatan keji terhadap Anak Allah yang tak berdosa tersebut menyajikan kebenaran tentang kita semua. Perbuatan-perbuatan itu menunjuk pada dosa-dosa kita.

Diambil dari:

Judul asli buku : Why Did Christ Have to Die?
Judul buku terjemahan : Mengapa Kristus Harus Mati?
Penulis : Staf Penulis RBC
Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta 1983
Halaman : 27 -- 28