Alasan Mengapa Berdukacita Bisa Berguna untuk Kita
Tab primer
Berdukacita karena Dosa
Berdukacita itu baik, bersedih itu sehat, dan mengeluh itu pantas. Ada yang salah dengan diri kita, ada yang hilang di hati dan pemahaman kita tentang hidup, jika kita mampu melihat sekeliling dan melihat ke dalam dan tidak bersedih hati. Anda tidak perlu melihat terlalu jauh untuk melihat bahwa kita hidup, bekerja, dan berhubungan di dunia yang telah dipelintir dan dibengkokkan oleh dosa, sedemikian rupa sehingga tidak berfungsi sama sekali seperti yang Allah kehendaki. Kondisi dunia yang penuh dosa terlihat jelas di rumah Anda, lingkungan Anda, dan gereja Anda. Kita melihatnya di pemerintahan, politik, bisnis, pendidikan, hiburan, dan internet.
Dalam Roma 8, Paulus menangkap kondisi dunia yang menyedihkan dalam tiga frasa provokatif yang seharusnya membuat hati kita hancur:
"menjadi sasaran kesia-siaan" (Rm. 8:20)
"ikatan kebinasaan" (Rm. 8:21)
"dalam kesakitan bersalin" (Rm. 8:22)
Kita harus menjadi orang yang bersukacita, karena kita memiliki, dalam penebusan yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, alasan kekal untuk bersukacita. Akan tetapi, di sisi rumah terakhir kita ini, sukacita kita harus bercampur dengan tangisan saat kita menyaksikan, mengalami, dan, sayangnya, memberi jalan kepada kehadiran dan kekuatan kejahatan. Kristus mengajarkan dalam khotbah-Nya yang paling panjang, Khotbah di Bukit, bahwa mereka yang berdukacita akan diberkati, jadi penting untuk memahami alasannya. Berdukacita berarti Anda mengenali realitas terpenting dalam keberadaan manusia, yaitu dosa.
Berdukacita berarti Anda telah dihantam oleh beban dari apa yang telah dilakukannya terhadap Anda dan semua orang yang Anda kenal. Duka mengatakan Anda telah mempertimbangkan fakta yang menghancurkan bahwa kehidupan di sini, saat ini, adalah salah satu perang rohani yang besar. Berdukacita berarti bahwa Anda telah menyadari, ketika Anda bangun di pagi hari, bahwa sekali lagi Anda akan disambut dengan daftar pencobaan. Berdukacita berarti Anda tahu bahwa memang ada musuh rohani di luar sana yang bermaksud menyakiti Anda. Berdukacita muncul ketika Anda mengaku bahwa ada tempat di mana hati Anda masih mengembara.
Meminta Pertolongan
Namun, berdukacita melakukan sesuatu yang indah bagi Anda. Realitas menyedihkan yang menyebabkan Anda berdukacita juga menyebabkan Anda berseru meminta pertolongan, penyelamatan, pengampunan, dan pembebasan dari seorang Penebus. Yesus berkata bahwa jika kamu berdukacita, kamu akan dihibur. Dia tidak berbicara tentang kenyamanan perasaan gembira. Dia berbicara tentang kenyamanan hadirat dan anugerah dari seorang Penebus, yang menemui Anda dalam duka Anda, mendengar tangisan Anda meminta pertolongan, datang kepada Anda dalam belas kasihan yang menyelamatkan, dan memeluk Anda dengan lengan kasih-Nya yang kekal. Ini adalah penghiburan mengetahui bahwa Anda diampuni, dipulihkan, sekarang hidup dalam hubungan yang diperdamaikan dengan Dia yang menciptakan Anda, dan sekarang hidup dengan akhir yang pasti.
Berdukacita karena dosa -- masa lalu, sekarang, dan masa depan -- adalah langkah pertama dalam mencari dan menghargai anugerah ilahi yang menjadi pengharapan bagi setiap orang yang hatinya telah dibuat dapat melihat oleh anugerah yang sama itu.
Jadi, adalah benar dan bermanfaat untuk mengambil satu masa dalam setahun untuk mengevaluasi kembali, mengkalibrasi ulang, dan mengklarifikasi nilai-nilai hati kita sekali lagi. Pra-Paskah adalah masa seperti itu. Saat kita mendekati Pekan Suci, di mana kita mengingat pengorbanan, penderitaan, dan kebangkitan Juru Selamat kita, ada baiknya untuk berdukacita dalam kerendahan hati dan penuh ucapan syukur. Pra-Paskah adalah tentang mengingat penderitaan dan pengorbanan Juru Selamat. Pra-Paskah adalah tentang mengakui peperangan kita yang berkelanjutan dengan dosa. Pra-Paskah adalah tentang puasa, dan bukan hanya dari makanan; kita dengan rela dan sukacita melepaskan hal-hal di dunia ini yang terlalu membebani kita. Dan, pra-Paskah adalah tentang memberikan diri kita dengan cara yang lebih berfokus untuk berdoa, berseru meminta pertolongan yang sangat kita butuhkan kepada satu-satunya yang mampu memberikannya.
Saat Anda berdiam, merenungkan, meratapi, mengaku, berdoa, dan memberikan hati Anda untuk bersyukur, semoga Anda menjauh dari tirani kehidupan yang sibuk, dengan tuntutannya yang tampaknya tak ada habisnya, dan memikirkan hal terpenting yang terjadi pada Anda, pergumulan Anda yang paling serius, dan anugerah terindah yang pernah diberikan kepada Anda. Dan, saat Anda melakukan ini, semoga Anda membuka hati dan tangan Anda dan melepaskan hal-hal yang tidak hanya Anda pegang, tetapi juga yang telah menguasai Anda. Semoga ini membebaskan Anda untuk mencari Juru Selamat Anda lebih sepenuhnya, untuk memuliakan Dia lebih sungguh, dan untuk mengikuti Dia dengan lebih setia.
Mari kita ikuti Yesus dalam perjalanan-Nya ke kayu salib. Pengorbanan Yesus yang mengerikan di depan umum seharusnya tidak hanya memicu ketaatan kita, tetapi juga dukacita kita. Salib menghadapkan kita dengan siapa kita sebenarnya (pendosa) dan apa yang kita butuhkan (anugerah penyelamatan dan pengampunan). Bagaimana mungkin Anda merenungkan apa yang Kristus rela derita karena dosa kita, tetapi tidak meratapi dosa yang masih ada? Bagaimana mungkin Anda bisa merenungkan betapa tersesatnya Anda dan betapa masih kurang rohaninya Anda, tetapi tidak menghargai anugerah salib? (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Crossway |
Alamat situs | : | https://crossway.org/articles/why-mourning-can-be-good-for-us/ |
Judul asli artikel | : | Why Mourning Can Be Good for Us |
Penulis artikel | : | Paul David Tripp |