Fakta, Bukan Dongeng
Kebangkitan Yesus Kristus adalah batu penjuru iman kristiani. Tanpa itu, kita tidak memiliki pengharapan di hidup ini, juga mengenai hidup yang akan datang. Itulah alasan betapa pentingnya mengenali bahwa kepercayaan kita pada kebangkitan Kristus tidak berdasar pada perasaan agamawi atau rumor yang tidak berdasar. Kepercayaan kita berdasar pada fakta sejarah dengan bukti kuat yang mendukung.
Menanggung Salib
Tuhan, aku tidak akan membuat tanggungan salibku menjadi semacam pemujaan berhala. Salib bertujuan melepaskan aku dari sikap mementingkan dan memikirkan diri sendiri, agar berguna bagi orang lain. Akan tetapi, bila aku terus-menerus memusatkan pikiranku pada salibku, maka aku tidak berguna bagi diriku atau pun orang lain. Oswald Chambers, seorang tokoh Kristen, pernah berkata, "Pengorbanan diri bisa menjadi suatu penyakit." Aku tidak boleh menjadikan salibku sebagai suatu objek pemujaan; aku harus menjadikannya suatu alat penyaliban bagi diriku. Salibku bersaing dengan tuntutan Kristus kepadaku. Salib itu menjadi salib pribadiku bila aku diperhadapkan dengan suatu pilihan, yaitu ketika Kristus berkata, "Tinggalkan segala sesuatu yang bisa menyaingi-Ku, lalu ikutlah Aku."
KORBAN KRISTUS ITU SEMPURNA
Terpujilah Yesus Kristus atas pengorbananNya yang sempurna untuk kita semua mari kita menghargai pengorbananNya, kita akan berbahagia sebab kita telah dikuduskan dan disempurnakan.
Dia Mati untuk Saya!
Nats: Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya (Matius 27:42)
Bacaan : Yesaya 53
Di Bawah Kepak Sayap-Nya
Nats: Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung (Mazmur 91:4)
Bacaan: 1 Petrus 2:21-25
Pukulan Paskah terhadap Apatisme Sosial Saya
Mula-mula, rekaman pria, wanita, dan anak-anak yang berbintik-bintik, pucat, hitam dan putih dijejerkan dan ditembak, tubuh mereka ditendang ke kuburan terbuka, tampak seperti sesuatu dari film bisu. Tetapi ini adalah gambar dari peristiwa nyata. Kemudian, ketika saya berjalan melewati koridor yang dingin dan sempit dari Yad Vashem, museum Holocaust di Yerusalem, mendengarkan narator membimbing saya melalui sejarah, melihat instrumen brutal kematian, dan menjalankan tangan saya di sepanjang artefak yang dikumpulkan dari kematian, semuanya terasa aneh dan aneh. Kengerian yang digambarkan dan digambarkan di tempat ini tidak terjadi di dalam film, tetapi terjadi pada orang-orang nyata, beberapa di antaranya berada di pohon keluarga saya.
Perkataan Ketiga dari atas Kayu Salib
Khotbah oleh John Piper
Bacaan Alkitab: Yohanes 19:26-27
"Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang Ia kasihi berdiri di sana, Ia berkata kepada ibu-Nya, "Perempuan, lihatlah, ini anakmu!" Lalu, Yesus berkata kepada murid yang dikasihi-Nya itu, "Inilah ibumu!" Sejak itu, murid itu menerima ibu Yesus tinggal di rumahnya."
Kesediaan Yesus Memperhatikan Anda
"Bapa, Ampunilah Mereka"

Apakah Anda melihat apa yang TIDAK DILAKUKAN Yesus? Dia TIDAK membalas.
Setia sampai Akhir: Perempuan-Perempuan di Kayu Salib
Selama berabad-abad dan melintasi benua dan budaya, perempuan telah berjalan dalam bayang-bayang kutukan Hawa, diucapkan kepada dirinya oleh Allah sendiri: "Aku akan menambah-nambahkan kesakitanmu ketika mengandung; dan dalam kesakitan engkau akan melahirkan anakmu. Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu."(Kejadian 3:16).