Paskah

Bagaimana Yesus Menanggung Hukuman Kekal Hanya dalam 3 Jam?

Di permukaan, logika penebusan adalah sesuatu yang sangat sederhana.

Kita berdosa dan karenanya berada di bawah murka Allah. Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia menderita hukuman yang pantas diterima oleh dosa. Jika kita menaruh iman kita kepada Kristus, kita memiliki hidup yang kekal.

Namun, jika kita menggali lebih dalam, kita menemukan sebuah pertanyaan sulit yang diungkap oleh dua ajaran alkitabiah.

Mengapa Yesus Harus Sangat Menderita?

"Dia sendiri telah menanggung dosa kita pada tubuh-Nya di kayu salib supaya kita mati terhadap dosa, dan hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya, kamu disembuhkan." (1Ptr. 2:24, AYT)

Kristus harus mati untuk membayar dosa-dosa kita. "Alkitab mengatakan bahwa Dia ditinggikan bukan hanya setelah darah-Nya dicurahkan, tetapi oleh peristiwa itu sendiri," tulis John Piper.

Tujuan Mengejutkan dalam Kebangkitan Kristus

Mengapa Allah membangkitkan Yesus dari kematian? Sekilas, ini tampak seperti pertanyaan mendasar dengan jawaban yang jelas. Bahkan, kita mungkin juga meremehkan pertanyaan ini dan menganggapnya sebagai pertanyaan sederhana untuk kuis anak-anak pada Minggu Paskah. Kita mungkin juga tergoda untuk berpikir tentang kebangkitan hanya dalam konteks masa depan.

Pembuka Jalan bagi Kita dalam Melewati Badai Kematian

Pada abad ke-15, ujung selatan Afrika disebut "Tanjung Badai". Sepanjang tahun 1400-an, lusinan upaya untuk mengitari tanjung itu telah karam di bebatuan sekitarnya. Ribuan nyawa telah hilang, semuanya berusaha mencapai "tanah perjanjian" India melalui laut. Dengan daya tarik rempah-rempah dari Timur, banyak ekspedisi diluncurkan, tetapi semuanya ditelan oleh badai. Tanjung itu tampaknya merupakan penghalang mustahil yang tidak bisa dilintasi siapa pun.

Kematian Telah Mati, Kristus Telah Menaklukkannya

Steven Spielberg adalah sutradara film favorit saya. Film-film E.T., Raiders of the Lost Ark, dan Jaws membentuk trifecta yang sempurna (trifecta: istilah untuk taruhan pacuan kuda ketika tebakan pemenang tempat pertama, kedua, dan ketiga benar sesuai urutan - Red.). Mimpi dan ketakutan masa kecil dibangun di sekitar film-film itu. Tapi terlepas dari semua kecemerlangannya, pria itu tidak bisa membuat akhir cerita.

Oleh Roh, Kita Melihat Salib

Apakah Salib itu Sebuah Pertunjukan?

Dalam budaya okulersentris (mengistimewakan indra penglihatan lebih daripada indra yang lain - Red.) seperti budaya kita, apakah pantas untuk membawa salib yang tak terlihat ke dalam percakapan kita? Mungkinkah salib menjadi pertunjukan bagi kita pada zaman ini? Tak satu pun dari kita melihatnya. Sekarang kita hanya bisa membaca tentang itu.

Halaman