Menjadi Murid Seumur Hidup

Ditulis oleh: Adiana

Siapa di antara Anda yang mau menjadi murid seumur hidup? Mungkin kita mulai berpikir, bagaimana mungkin kita bisa menjadi seorang pembina sementara tetap menjadi murid? Memang, sebutan `murid` paling mudah kita jumpai di sekolah-sekolah. Secara umum, kita memandang murid- murid sebagai ?anak-anak? yang masih harus diberi banyak pengajaran, harus dididik dengan kedisiplinan, diawasi dengan berbagai macam aturan, dan lain sebagainya. Lantas, apakah begitu juga halnya dengan sebutan `murid` Kristus? Apakah jika kita sudah lulus dari bangku sekolah, kita akan selesai disebut sebagai ?murid-murid`-nya Kristus?

Tentu tidak. Mengapa istilah `murid` menjadi begitu penting dalam kehidupan kekristenan? Seorang teolog dan penulis Kristen asal Jerman, Dietrich Bonhoeffer, pernah menyampaikan bahwa ?Kekristenan tanpa pemuridan adalah kekristenan tanpa Kristus?. Mengapa? Karena kenyataannya, Yesus bukan memerintahkan agar ada semakin banyak orang yang percaya kepada-Nya (sebut saja mereka yang menyebut dirinya `orang Kristen`), melainkan agar semua bangsa menjadi murid-murid-Nya yang melakukan kehendak-Nya (Matius 28:19). Jadi, apakah Anda memiliki kualitas murid Kristus? Dan, maukah Anda menjadi murid-Nya seumur hidup Anda?

Yang perlu kita perhatikan adalah orang yang disebut sebagai murid Kristus berbeda dengan orang yang sekadar percaya atau kagum kepada Kristus. Lihat saja, orang banyak yang selalu mengikuti Yesus ke mana saja Ia pergi dan melihat mukjizat-mukjizat-Nya adalah orang yang sama yang meneriakkan, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!" (Lukas 23:21). Mereka bukanlah murid Kristus. Mereka mungkin hanyalah penggemar atau `suporter` bagi Yesus, tetapi bukan murid. Dalam kitab Injil, kita tahu bahwa Kristus memilih beberapa orang saja untuk menjadi murid- murid-Nya. Dari ribuan orang, Ia memilih dua belas orang untuk mendapat pengajaran secara khusus dari-Nya walaupun akhirnya ada satu orang yang akhirnya berkhianat pada-Nya. Murid-murid Kristus itu adalah mereka yang rela meninggalkan segala sesuatunya dan pergi mengikuti Kristus ke mana pun Ia pergi (Markus 1:17-18). Mereka mendapat `keistimewaan` untuk mendengarkan pengajaran Yesus secara pribadi (Markus 4:10-11), mereka bahkan mendapat pengalaman pribadi bersama dengan Kristus (Markus 9:2-8). Namun, tidak hanya sampai di situ, seorang murid Kristus yang sejati juga rela menanggung penderitaan demi mengikut Kristus (Matius 16:24).

Murid Kristus adalah orang yang sungguh-sungguh mengalami penebusan Kristus dan mengalami pengudusan melalui kehidupan yang bertransformasi menjadi semakin serupa dengan Kristus. Bill Hull dalam bukunya "Choose The Life" menjelaskan bahwa pemuridan berarti percaya pada apa yang Yesus percayai (transformasi pikiran), hidup seperti Yesus hidup (transformasi karakter), mengasihi seperti Yesus mengasihi (transformasi hubungan), melayani seperti Yesus melayani (transformasi pelayanan), dan memimpin seperti Yesus memimpin (transformasi kuasa pengaruh).

Tentu saja untuk mencapai transformasi tersebut membutuhkan komitmen dalam meluangkan waktu untuk membaca, merenungkan, dan menggali firman Tuhan, serta berdoa demi mendengar suara Tuhan. Tidak hanya percaya pada firman dan suara Tuhan itu saja, seorang murid Kristus akan mewujudkan apa yang diyakininya melalui perubahan karakter, dan itu semua terwujud dalam perilakunya sehari-hari. Ia memiliki kasih dan hati yang melayani, bahkan sebagai seorang pemimpin sekalipun.

Menjadi murid-murid-Nya adalah panggilan setiap kita yang sudah percaya. Dan, menjadi murid adalah proses yang harus kita perjuangkan seumur hidup kita. Dari sini, kita juga dapat mengetahui bahwa pemuridan sangatlah penting dalam setiap aspek pelayanan gereja selama ini, termasuk di dalam pelayanan remaja dan kaum muda. Anak-anak muda sangat membutuhkan bimbingan agar dapat terus bertumbuh. Namun, kita tidak dapat menolong seseorang memiliki hidup kudus jika kita sendiri tidak hidup kudus. Kita harus hidup kudus terlebih dahulu (Wahyu 22:11) barulah orang-orang yang kita layani dapat mengalaminya juga. Bagaimana kita dapat menolong orang lain bertransformasi jika kita tidak lebih dulu bertransformasi? Bagaimana kita tidak dapat menolong mereka hidup berkemenangan jika kita tidak hidup dalam kemenangan? Banyak orang Kristen terikat dan tidak pernah mengalami kemenangan atas dosa. Dan, satu-satunya alasan mengapa dosa semakin berkuasa atas orang-orang Kristen adalah karena mereka tidak dimuridkan.

Sumber bacaan:

  1. Hull, Bill. 2004. "Choose The Life". Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur. Hal. 18-20.

  2. ___________. "Discipleship - One on One". http://abbalove.org/index.php?option=com_content&view=article&id=847%3Ad....

Anda juga bisa membaca Artikel ini di http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/035