Hubungan Paskah dengan Telur

Banyak sekolah minggu, TK serta SD Kristen merayakan Paskah dengan pesta telur. Telur ayam atau telur itik yang sudah direbus dan dihias dengan aneka warna disembunyikan di antara semak di taman. Lalu, anak-anak berlomba mencarinya. Ada juga perlombaan menghias telur. Telur diberi topi atau jenggot dan digambar menjadi badut merah atau tukang sulap bertopi tinggi dan sebagainya.

Kemudian, pernahkah Anda perhatikan bahwa di kartu ucapan selamat Paskah (kartu semacam ini jarang ada di toko) biasanya selain gambar bunga ada juga gambar kelinci? Nah, apa hubungan Paskah dengan telur dan kelinci? Hubungan secara langsung sebenarnya tidak ada. Inilah latar belakang lahirnya tradisi merayakan Paskah dengan telur dan kelinci.

Pada zaman abad-abad permulaan di Inggris orang sudah mengenal Dewi Eostre (di Jerman: Dewi Austro) sebagai dewi musim semi atau dewi kesuburan dan perpanjangan hidup, yang kira-kira dapat dibandingkan dengan Dewi Sri di Indonesia.

Hari Paskah selalu jatuh di sekitar hari-hari perayaan Dewi Eostre itu. Sebab itu, lambat laun orang mengambil alih perayaan Dewi Eostre itu. Kata Inggris dan Jerman untuk Paskah yaitu "Easter" dan "Ostern", diambil dari nama Dewi Eostre atau Austro itu. Juga kegiatan perayaan itu diambil alih dan diberi isi yang baru.

Begitulah telur yang semula adalah lambang cikal bakal kehidupan diambil alih dan dijadikan lambang bangkitnya kehidupan. Kelinci yang semula adalah lambang kesuburan (karena cepat berkembang biak) diambil alih dan diberi arti Paskah, yaitu dijadikan lambang kehidupan yang berlimpah dalam Kristus.

Bagi orang belahan bumi bagian utara, musim semi adalah musim yang memperlihatkan munculnya kembali kehidupan. Pohon-pohon yang selama musim gugur dan musim dingin menjadi gundul, kini mulai bertunas. Bunga mulai bermekaran. Binatang-binatang mulai keluar dari tempat perlindungannya. Kehidupan dimulai lagi. Demikianlah orang-orang Kristen sejak zaman itu mengambil alih perayaan itu. Lambang telur dan kelinci pun diambil alih dan dijadikan lambang bahwa oleh kebangkitan Kristus, hidup kita dimulai lagi secara baru untuk menjadi hidup yang bersemi dan berlimpah.

Sumber: Selamat Paskah, Dr. Andar Ismail