Anak Domba Paskah: Makna Paskah bagi Orang Kristen

Anak Domba Paskah: Makna Paskah bagi Orang Kristen

Apakah Paskah Penting bagi Orang Kristen?

Anda mungkin bertanya-tanya, "Apakah Paskah penting bagi orang Kristen?" Jawabannya bukan hanya "Ya". Faktanya, Yesus ada di seluruh kisah Paskah!

Seperti halnya semua perayaan dalam Alkitab, Paskah menandakan kedatangan Yesus, Pembebas dan Juru Selamat kita. Dialah yang telah membuat penebusan kekal bagi dosa-dosa kita. Anda mungkin ingat Yohanes Pembaptis, ketika melihat Yesus datang ke arahnya, dia berseru, "Lihatlah, Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia!" (Yohanes 1:29, AYT).

Yesus adalah Anak Domba yang telah disembelih sebelum dunia dijadikan. Dan Dia telah datang untuk membebaskan kita dari belenggu dan perbudakan dosa. Seperti halnya anak domba Paskah yang tidak bercacat, Kitab Suci mencatat bahwa Yesus pun demikian. Tidak ada satu pun tulang Yesus yang patah, bahkan ketika Dia disalibkan.

Gambar: bersyukur

Pada malam ketika Dia dikhianati, Yesus merayakan perjamuan Paskah bersama para murid-Nya. Bahkan Dia berkata, "Aku ingin sekali makan hidangan Paskah ini bersama kamu sebelum Aku menderita." (Lukas 22:15, AYT)

Hubungan Antara Paskah Kristen dan Paskah Yahudi

Setiap tahun, biasanya pada waktu yang sama, umat Kristen bersiap-siap untuk merayakan Paskah, sementara keluarga-keluarga Yahudi di Israel dan di seluruh dunia berkumpul untuk menceritakan kisah Paskah. Mereka menceritakan kembali kisah yang penuh mukjizat itu, sementara para pengikut Yesus mengenang kematian dan kebangkitan-Nya.

Jadi, apa hubungan antara Paskah yang dirayakan umat Kristen dengan orang Yahudi? Apakah penting jika saya merayakan salah satunya?

Anda mungkin pernah mendengar pertanyaan seperti ini atau bahkan merenungkannya sendiri. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus, Paskah memiliki makna yang sangat penting bagi kita, seperti halnya bagi orang-orang Yahudi selama ribuan tahun.

Hal ini tidak pernah dimaksudkan sebagai ritual belaka, tetapi sebuah perjumpaan dengan Dia yang Kekal.

Kisah Kebebasan

Kitab Keluaran menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel menuju kebebasan, saat Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir.

Berabad-abad sebelumnya, Yakub dan anak-anaknya telah meninggalkan Tanah Perjanjian karena bencana kelaparan. Mereka pergi ke Mesir untuk tinggal bersama Yusuf. Dalam kisah sebelumnya, Anda tahu bahwa Yusuf sebenarnya telah dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri, tetapi melalui peristiwa itu dia justru menjadi penasihat terdekat Firaun. Di Mesir, bangsa Ibrani menjadi makmur hingga firaun yang baru naik takhta.

Firaun yang baru ini kemudian menindas keturunan Yakub dan akhirnya memperbudak mereka. Maka, umat Israel pun berseru kepada Tuhan, yang mendengar seruan mereka dan memerintahkan pembebasan mereka.

Karena hati Firaun telah mengeras, Allah mengirimkan sepuluh tulah yang setiap kali semakin mengerikan ke negeri itu. Pada malam ketika tulah yang kesepuluh dijatuhkan, Allah membunuh semua anak laki-laki sulung dari setiap keluarga di Mesir. Setelah peristiwa itu, barulah penguasa Mesir setuju untuk membiarkan umat Allah pergi.

Namun pada malam yang mengerikan itu, ada satu hal penting lainnya yang terjadi. Allah "melewati" rumah-rumah semua orang Israel, yang membubuhkan darah anak domba di tiang pintu mereka. Tanda darah ini melindungi umat beriman.

Petunjuk-petunjuk tentang Anak Domba Paskah

Petunjuk pertama untuk Paskah ada di Keluaran 12 dan dimulai dengan anak domba. Pada hari ke-10 di bulan pertama setiap tahun, seekor anak domba harus dipilih, dibawa pulang, dan diperiksa selama lima hari untuk melihat apakah ada cacatnya. Anak domba itu harus sempurna.

Anak domba yang disembelih pada hari Paskah tidak boleh bercacat, tidak boleh ada tulang yang patah. Darah anak domba yang murni dan tak bercacat inilah yang menjadi jalan menuju kebebasan. Karena "nyawa makhluk terdapat dalam darahnya... darahlah yang mengadakan pendamaian bagi kehidupan." (Imamat 17:11, AYT)

Keluaran 12:6 mengatakan bahwa anak domba harus disembelih pada waktu senja, atau "di antara waktu petang." Tradisi Yahudi kuno menggambarkan waktu ini dari saat matahari mulai terbenam hingga matahari benar-benar terbenam, sekitar pukul 3-6 sore.

Markus 15:34-37 mengatakan bahwa Yesus akhirnya meninggal sekitar jam kesembilan pada hari itu. Jam pertama pada hari itu adalah saat matahari terbit -- sekitar pukul 6 pagi. Ini berarti jam kesembilan adalah sekitar pukul 3 sore. Yesus meninggal pada saat yang tepat ketika domba Paskah disembelih, sesuai dengan petunjuk Musa dalam Keluaran 12:6.

Anak Domba Paskah di Yerusalem

Segera setelah Yesus memasuki Yerusalem, Dia menghabiskan sebagian besar waktu-Nya untuk "diperiksa di rumah Allah" ketika orang-orang Farisi dan ahli Taurat berusaha mencari-cari kesalahan-Nya, tetapi mereka tidak dapat menemukannya, bahkan dengan kesaksian palsu.

Pada waktu yang telah ditentukan, Mesias akan datang kembali dan memberikan kemenangan penuh.

Yesus kemudian dikirim kepada Pilatus, dan kepada Herodes, dengan harapan akan dijatuhi hukuman mati. Akan tetapi, bahkan pemimpin Romawi itu pun mengakui bahwa dia tidak dapat menemukan sesuatu yang salah dengan Guru dari Nazaret itu. Namun, terlepas dari perkataannya sendiri, Pilatus menyerah pada tuntutan orang banyak dan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus.

Seperti halnya instruksi untuk Anak Domba Paskah, Yesus diuji untuk mencari cela selama lima hari dan dinyatakan sempurna oleh orang Yahudi dan bukan Yahudi. Yesus dibunuh karena Dia sempurna.

"Sebab, Kristus, Domba Paskah kita, sudah disembelih." (1 Korintus 5:7, AYT)

Paskah Tradisional dengan Roti dan Anggur

Anda mungkin akan terkejut mendengar bahwa petunjuk paling awal untuk seder Paskah tradisional ditemukan dalam Perjanjian Baru.

Jika Anda pernah mengikuti perjamuan Paskah tradisional dan cerita-cerita, atau seder (bahasa Ibrani yang berarti "perintah"), Anda pasti tahu bahwa perayaan ini penuh dengan bayangan nubuat tentang Mesias. Perjamuan Terakhir sebenarnya adalah sebuah seder yang mengikuti sebagian besar liturgi yang masih digunakan oleh keluarga-keluarga Yahudi saat ini.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Aku ingin sekali makan hidangan Paskah ini bersama kamu." (Lukas 22:15, AYT) Selama perjamuan, Dia mengidentikkan roti dan anggur yang tidak beragi dengan tubuh dan darah-Nya. Gereja sekarang menyebutnya sebagai Perjamuan Kudus.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Cawan yang dituangkan bagimu ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku." (Lukas 22:20, AYT) Darah itulah yang mengadakan pendamaian bagi dosa, kata Imamat. Pengorbanan Yesus sebagai Anak Domba Allahlah yang membawa kita masuk ke dalam keluarga Allah.

Rasul Paulus menceritakan malam ini dalam 1 Korintus 11. Sang rasul menegaskan bahwa setiap kali kita mengambil makanan ini, kita melakukannya untuk mengenang kematian dan kebangkitan Yesus. Kita melakukan ini untuk menghormati Dia.

Inilah keintiman dan kasih yang Paulus tunjukkan ketika dia berkata, "kiranya aku dapat mengenal Dia [Mesias] dan kuasa kebangkitan-Nya, serta bersatu dalam penderitaan-Nya untuk menjadi seperti Dia dalam kematian-Nya." (Filipi 3:10, AYT)

Pembebasan saat Paskah

Dalam kitab Keluaran, kita juga membaca bahwa orang Israel harus membuang semua ragi dari rumah tangga mereka dan hanya makan roti yang tidak beragi. Karena ragi melambangkan dosa, secara simbolis mereka menyingkirkannya dari perkemahan mereka.

Kita yang telah dibebaskan dari dosa dan maut oleh Anak Domba Paskah, yaitu Yesus, juga diperintahkan untuk membersihkan ragi dari kehidupan kita (1 Korintus 5:7).

Perayaan Paskah selalu mengingatkan kita pada kisah mukjizat penyediaan Tuhan bagi umat-Nya. Banyak orang percaya menyatakan Yesus (atau Yeshua) sebagai anak domba Paskah, tetapi jauh melampaui pemahaman dasar ini.

Salah satu makna Paskah bagi umat Kristen adalah mengingatkan kita bahwa seperti pembebasan Israel dari Mesir, Tuhan berperang untuk Anda. Kadang-kadang, pertempuran itu lebih besar dari yang Anda perkirakan hanya karena kemenangan yang Dia kehendaki juga akan lebih besar dari yang Anda harapkan!

Peristiwa Paskah yang asli dimaksudkan untuk memuliakan Tuhan dan menyatakan keselamatan-Nya bukan hanya kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa Mesir dan bangsa-bangsa lain. Dia menggunakan perlawanan Firaun yang semakin keras terhadap kehendak-Nya untuk melakukannya.

Pentingnya Umat Kristen di Meja Perjamuan Paskah

Peperangan hari ini adalah untuk memuliakan Tuhan dan membuat keselamatan-Nya dikenal - bukan hanya bagi mereka yang sudah memiliki hubungan dengan-Nya. Mereka akan membantu mencapai pembebasan dan eksodus dari perbudakan seluruh bangsa.

Saya percaya bahwa Yesus masih "ingin sekali" berbagi Paskah dengan para murid dan keluarga-Nya hari ini. Bagaimanapun juga, kisah ini adalah tentang Yesus, Anak Domba Paskah kita. Dia adalah kebebasan kita.

Perjalanan menuju kebebasan ini membebaskan kita dari belenggu dosa. Dia adalah pembebasan kita. Dan Dia, sebagai Anak Domba Allah, mengundang kita sebagai orang Kristen untuk mengingat kematian dan kebangkitan-Nya. Setiap kali kita merayakan Paskah atau perjamuan kudus, kita mengingat pengorbanan Yesus.

Kuasa yang bekerja dalam hidup saya saat ini sebagai orang percaya tidak hanya ada dalam darah-Nya yang tercurah. Kuasa itu datang melalui Mesias yang telah dibangkitkan, yang melalui-Nya saya turut menjadi ahli waris. Kini saya duduk di tempat surgawi, dan diberikan semua pemberian Kerajaan-Nya.

Jalan Menuju Kemenangan

Alkitab mengajarkan bahwa suatu masa akan datang ketika Tuhan akan melepaskan penghakiman di bumi yang tidak berbeda dengan yang menimpa Mesir. Kekuatan-kekuatan yang anti-Allah akan melawan Dia dengan cara yang mengingatkan kita pada Firaun. Namun pada masa itu, banyak orang akan dilindungi seperti halnya di Mesir.

Jadi, jika pertempuran kita lebih besar dari yang kita harapkan, ingatlah bahwa kemenangan yang Tuhan kehendaki juga lebih besar. Sementara itu, Dia akan menyertai kita seperti Dia menyertai bangsa Israel di Mesir. Pada waktu yang telah ditentukan, Mesias akan datang kembali dan memberikan kemenangan penuh.

Dan semua bangsa akan bergabung dalam nyanyian kemenangan Israel:

"Bernyanyilah bagi TUHAN! Sebab, Dia ditinggikan mulia. Kuda dan penunggangnya telah dicampakkan-Nya ke dalam laut." (Keluaran 15:21, AYT)

Selamat Paskah!

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Fellowship of Israel Related Ministries
Alamat artikel : https://firmisrael.org/learn/the-passover-lamb-passover-relevance-to-christians/
Judul asli artikel : The Passover Lamb: What Passover Means to Christians
Penulis artikel : Esther Kuhn