Paskah

Cinta Golgota

Cinta Golgota

Wafatnya Yesus Kristus yang diperingati pada Jumat, 6 April 2007 ini, telah lama diparadigma dalam teologi Kristen sebagai ekspresi cinta kasih. Dalam pandangan Kristiani, kematian tokoh sentral yang dipercaya sebagai Tuhan dan Juru Selamat ini merupakan wujud bahwa Ia mengasihi umat-Nya sehingga rela menanggung hukuman menggantikan mereka (substitutional death) sekalipun menurut Alkitab Ia sama sekali tidak berbuat dosa/bersalah.

Menjadikan Salib-Nya sebagai Dasar Kita Bermegah

Tetapi aku berkali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. -- (Galatia 6:14)

Hal ini kelihatannya berlebihan. Bermegah hanya dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus! Benarkah demikian? Secara harafiah selain dalam (hanya karena) salib? Alkitab sendiri bicara mengenai hal-hal lain di mana kita bisa bermegah. Bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah (Roma 5:2). Bermegah juga dalam kesengsaraan kita (Roma 5:3). Bermegah atas kelemahan kita (2 Korintus 12:9). Bermegah atas umat Allah (1 Tesalonika 2:19). Apa arti kata "selain" atau "hanya" di sini?

Apakah Arti Paskah bagi Anda?

Gambar: Arti Paskah

Kalimat pertama yang diucapkan putri saya adalah "Aku bisa melakukannya!" biasanya diulangi tiga kali. Kata ini diucapkan tiap kali saya berusaha melakukan sesuatu untuknya. Pada umumnya, ia bisa melakukannya sendiri. Suatu hari, saya memintanya pergi ke kamar tidur untuk mengambilkan saya sesuatu, tetapi ia tidak bisa meraih pegangan pintu. Ia terus berusaha menggunakan segala cara yang bisa ia pikirkan, tetapi tetap tidak bisa membuka pintu. Akhirnya, dia mengaku, "Aku tidak bisa." Saya bertanya apakah ia sudah mencoba segala cara, yang dijawab olehnya, "Ya." Saya membalas, "Tidak, kamu belum mencoba semuanya. Kamu belum memintaku untuk menolong."

Apakah Saya Berada di Luar Pengampunan Allah?

Pernahkah Anda berpikir bahwa Anda berada di luar pengampunan Allah? Russell Ford telah berteman dengan ratusan orang yang percaya dengan kebohongan itu. Namun, kasih karunia Allah menunjukkan kepada mereka yang sebaliknya. Ketika saya membaca ceritanya musim panas ini, saya terpana dengan keindahan pengampunan Kristus dan keajaiban kasih karunia Allah yang mengagumkan.

Secercah Harapan

Kemudian, saya berkata kepada diri sendiri sambil menghela nafas duka karena pahitnya jiwa saya, "Bagaimana Allah bisa menghibur manusia celaka seperti aku ini?" Begitu selesai berkata demikian, kata-kata berikut kembali kepada saya, bagaikan gema yang menjawab, "Dosa ini bukan dosa yang mendatangkan maut." Seketika itu juga saya merasa seakan-akan diangkat keluar dari kubur dan saya berseru kembali, "Tuhan, bagaimana mungkin Engkau bisa berkata demikian?" Sebab, hati saya merasa sangat takjub mendapatkan tanggapan yang tepat dan tak terduga, yakni ketepatan ucapan, ketepatan waktunya; kuasa, kenyamanan, terang, dan kemuliaan yang datang bersamanya membuat saya merasa kagum. Kini, untuk satu saat ini, saya merasa tidak lagi ragu-ragu tentang hal yang sudah begitu membingungkan saya sebelumnya, yaitu saya takut dosa saya tak terampuni dan itu menyebabkan saya tak berhak untuk berdoa, bertobat, dll.; atau andai saya berhak melakukannya, sama sekali tak ada keuntungan atau manfaatnya bagi saya.

Halaman