Keselamatan sebagai Pemulihan
Tab primer
Hal yang cukup memukau adalah hampir semua istilah dasar untuk menjelaskan keselamatan dalam Alkitab menyiratkan kembali (return) kepada suatu keadaan atau situasi yang mula-mula baik. Penebusan (redemption) adalah sebuah contoh yang baik. Menebus (redeem) adalah "membayar lunas," yang secara harafiah "membeli kembali," dan gambaran yang ditimbulkan adalah tentang suatu penculikan. Seorang yang bebas telah ditangkap atas nama tawanan lalu "membeli kembali" kebebasannya. Intisari penebusan adalah membebaskan tahanan dari perbudakan, memberikan kembali kebebasan yang pernah dinikmatinya. Hal yang sama dapat dikatakan tentang rekonsiliasi (pendamaian), di mana sekali lagi kata depan "re-" merujuk kepada kembali ke keadaan awal. Di sini gambarannya adalah tentang teman yang kemudian bermusuhan, atau sekutu yang kemudian mengumumkan perang. Mereka kemudian direkonsiliasikan (diperdamaikan) dan kembali kepada keadaan awal mereka sebagai teman dan sekutu. Istilah lain yang berkaitan dengan keselamatan dan dimulai dengan kata depan "re-" adalah renewal (pembaruan) -- sebenarnya Paulus memakai kata depan perbandingan "ana-" untuk menciptakan kata Yunani anakainosis ketika dia berbicara tentang "pembaruan akal budimu" dalam Roma 12:2. Secara harafiah, kata ini berarti "membuat baru kembali." Apa yang dahulunya baru, tetapi telah dirusakkan, kini diperbaiki, dikembalikan kepada keadaan baru yang semula. Kata lain adalah kata "keselamatan" itu sendiri dalam bahasa Yunani "soteria" yang umumnya mempunyai arti "kesehatan." Kristus adalah dokter agung yang menyembuhkan penyakit maut kita dan memulihkan kita kepada kesehatan. Akhirnya, konsep kunci alkitabiah "kelahiran kembali" (regenerasi) menyiratkan kembali kepada hidup setelah masuknya kematian. Semua istilah ini menyarankan suatu pemulihan (restorasi) atas hal baik tertentu yang telah rusak atau hilang.
Dengan mengakui penekanan Alkitab ini, para teolog kadang-kadang berbicara tentang keselamatan sebagai "penciptaan kembali" (re-creation -- bukan untuk menyiratkan bahwa Allah membuang ciptaan-Nya yang lama dan dalam Yesus Kristus membuat yang baru, melainkan untuk menyarankan bahwa Dia memegang erat ciptaan-Nya yang mula-mula dan menyelamatkannya. Ia menolak untuk meninggalkan perbuatan tangan-Nya -- sebenarnya Dia mengorbankan Anak-Nya sendiri untuk menyelamatkan proyek-Nya yang mula-mula. Umat manusia, yang telah merusakkan mandatnya yang mula-mula dan seluruh ciptaan, diberikan kesempatan lagi di dalam Kristus; kita dikembalikan lagi sebagai wakil Allah untuk mengatur bumi. Ciptaan baik yang mula-mula itu harus dipulihkan.
Implikasi praktis dari maksud tersebut sangatlah banyak. Pernikahan tidak harus dihindari oleh orang Kristen, tetapi dikuduskan. Emosi tidak harus ditekan, tetapi dimurnikan. Seksualitas tidak sekadar dijauhi, tetapi ditebus. Politik tidak boleh dijauhi, tetapi diperbarui. Kesenian tidak boleh dikatakan duniawi, tetapi dibawa kembali kepada Kristus. Bisnis tidak boleh diturunkan ke dunia sekuler, tetapi harus disesuaikan lagi dengan standar yang menghormati Allah. Setiap bagian dari kehidupan manusia menghasilkan contoh-contoh seperti itu.
Dalam suatu pengertian yang penting, pemulihan ini berarti bahwa keselamatan tidak membawa hal baru apa pun. Penebusan bukanlah suatu penambahan dimensi rohani atau supernatural kepada kehidupan ciptaan yang kekurangan sebelumnya; sebaliknya, penebusan membawa kehidupan dan vitalitas baru kepada apa yang sudah ada di sana sebelumnya. Memang benar, tentu saja, bahwa seluruh drama keselamatan membawa unsur-unsur ke dalam gambaran yang bukan menjadi bagian dari rancangan ciptaan Allah (pikirkan misalnya tentang peraturan-peraturan yang ada akibat dosa: hukuman mati oleh negara, hukum perceraian, kota-kota perlindungan, dan seterusnya). Tetapi seperti tiang-tiang perancah (scaffolding) yang melekat kepada sebuah rumah yang sedang direnovasi, atau perban yang menutupi suatu luka, hal-hal ini semuanya secara alami hadir bagi tujuan utama, maksudnya hanya untuk melayani proses pemulihan. Bahkan, ketika tujuan sudah tercapai, hal-hal tersebut dapat dibuang. Bodoh bila mengatakan bahwa perawatan medis bertujuan lebih memulihkan kesehatan karena membawa obat-obat, perban, dan stetoskop ke dalam gambarannya. Dengan pengertian yang sama, keselamatan membawa banyak hal ke dalam kehidupan umat Allah yang tidak menjadi bagian dari pemulihan ciptaan, tetapi pemulihan tersebut setidak-tidaknya merupakan satu-satunya fokus dari penebusan. Pada dasarnya, satu-satunya yang ditambahkan penebusan, yang tidak tercakup dalam ciptaan, adalah obat bagi dosa, dan obat tersebut dibawa masuk untuk memulihkan kepada suatu ciptaan yang tanpa dosa. Menjelaskannya dalam bahasa tradisional teologi, anugerah tidak membawa suatu "donum superadditum" kepada natur, suatu karunia yang ditambahkan pada ciptaan; sebaliknya, anugerah memulihkan natur, membuatnya utuh sekali lagi.
Jika keselamatan tidak membawa lebih dari ciptaan, keselamatan tidak membawa kurang dari ciptaan juga. Seluruh ciptaan dimasukkan dalam ruang lingkup penebusan Kristus: ruang lingkup tersebut benar-benar kosmis. Melalui Kristus, Allah menentukan "untuk mendamaikan kepada diri-Nya segala sesuatu," tulis Paulus (Kol. 1:20), dan kata-kata yang dipakainya (ta panta) menghalangi pemahaman yang sempit atau personal tentang pendamaian yang ada dalam pikirannya. Hal itu mungkin tampak aneh bagi kita bahwa sang rasul memakai kata mendamaikan dalam kaitan ini, ketika dia memikirkan lebih daripada manusia, tetapi pemakaian ini sekadar meneguhkan apa yang telah kita pelajari tentang ruang lingkup kejatuhan: "segala hal" ditarik ke dalam pemberontakan untuk manusia dan permusuhan terhadap Allah, dan hubungan-hubungan tegang dengan Sang Pencipta harus "ditambal," dibawa sekali lagi dalam keselarasan dengan Dia. Lingkup penebusan sama besarnya dengan kejatuhan; lingkup penebusan meliputi ciptaan secara keseluruhan. Akar penyebab segala kejahatan di bumi -- yaitu dosa dari umat manusia -- ditebus dan dikalahkan dalam kematian dan kebangkitan Kristus, dan karenanya secara prinsip penebusan-Nya juga menghapuskan semua akibat dosa. Di mana pun ada gangguan terhadap ciptaan yang baik -- dan gangguan tersebut, seperti telah kita lihat, tidak dibatasi dalam ruang lingkupnya -- di sana Kristus menyediakan kemungkinan pemulihan. Jika seluruh ciptaan dipengaruhi oleh kejatuhan, maka seluruh ciptaan juga diperoleh kembali di dalam Kristus.
Di sini kita menyentuh suatu pokok bahasan yang penting. Apa yang membedakan wawasan dunia reformasional adalah pemahamannya tentang makna universal dan radikal dari dosa dan penebusan. Ada sesuatu yang totalitarian tentang tuntutan-tuntutan dari Iblis dan Kristus; tidak ada sesuatu bagian dari seluruh ciptaan yang netral, dalam arti tidak tersentuh oleh perselisihan antara dua musuh besar ini.
Kisah alkitabiah tentang dosa dan penebusan adalah sama pada pokok yang lain. Dalam kedua kasus, meskipun seluruh ciptaan dilibatkan, tetap manusialah yang memainkan peranan penting. Sama seperti kejatuhan manusia (Adam) adalah kehancuran dari seluruh realitas bumi, demikian pula kematian yang menebus dari seorang manusia (Yesus Kristus, Adam kedua) adalah keselamatan seluruh dunia. Demikian pula, sama seperti kejatuhan Adam yang pertama dibantu dan didukung oleh ketidaktaatan selanjutnya dari umat manusia, demikian pula keselamatan seluruh dunia diwujudkan dan didukung oleh ketaatan selanjutnya dari umat manusia baru. Manusia Adam menyesatkan kosmos; manusia Kristen memperbaruinya.
Implikasi yang jelas adalah bahwa umat manusia yang baru (umat Allah) dipanggil untuk mempromosikan pembaruan dalam setiap bagian dari ciptaan. Jika Kristus adalah pendamai segala sesuatu, dan jika kita telah dipercaya dengan "pelayanan pendamaian" atas nama-Nya (2 Kor. 5:18), kita memiliki suatu tugas penebusan di mana pun pekerjaan kita menempatkan kita di dalam dunia-Nya. Tidak ada garis pembagi yang tidak kelihatan dalam ciptaan yang membatasi penerapan konsep-konsep alkitabiah mendasar seperti pendamaian, penebusan, keselamatan, pengudusan, pembaruan, kerajaan Allah, dan seterusnya. Dalam nama Kristus, penyimpangan harus dilawan di mana pun -- di dalam dapur dan di kamar tidur, dalam dewa kota dan ruang-ruang kantor kerja, di atas panggung dan di udara, di dalam kelas dan di bengkel. Di mana pun ciptaan dipanggil untuk menghormati standar Allah. Di mana pun keberdosaan manusia mengganggu dan merusak. Di mana pun kemenangan Kristus dihasilkan melalui kekalahan dosa dan pemulihan ciptaan.
Diambil dari:
Judul asli buku | : | Creation Regained 2nd ed. |
Judul buku terjemahan | : | Pemulihan Ciptaan |
Judul bab | : | Penebusan |
Penulis | : | Albert M. Wolters |
Penerjemah | : | Ichewi G. Indra |
Penerbit | : | Penerbit Momentum, Surabaya 2009 |
Halaman | : | 81 -- 86 |