Tiga Puluh Hari Paskah
Tab primer
Undangan untuk Menikmati Kristus yang Sudah Bangkit
"Ah, musik," katanya sambil menyeka matanya. "Keajaiban yang melampaui semua yang kita lakukan di sini!"
Saya ingat pernah membacakan kalimat itu dengan keras kepada anak-anak saya dan berhenti sejenak untuk menyimpannya di dalam pikiran saya. Kami sedang membaca buku Harry Potter yang pertama. Setelah menyanyikan lagu sekolah Hogwarts yang mengharukan, kepala sekolah Albus Dumbledore menyampaikan transisi yang signifikan. Dalam sebuah cerita yang melibatkan sihir, dan ini adalah kata-kata dari kepala sekolah — dan sekolah sihir! — Saya bertanya-tanya apakah ini akan terbukti menjadi kalimat yang tidak biasa.
Sejak saat itu, pernyataan yang begitu mencolok dan dibuat dengan hati-hati membuat saya berpikir berulang kali, saya berharap untuk membaca kembali buku ini suatu hari nanti. Saya merasakan lebih banyak lapisan yang tidak dapat saya nikmati sepenuhnya pada pembacaan pertama. Penulisnya secara jelas bermaksud tidak hanya memikat pembaca waktu pertama kali membacanya, tetapi juga memuaskan pembaca waktu kedua dan ketiga kali membacanya, dan bahkan mungkin lebih.
Buku-buku terbaik, Anda tahu, melakukan hal ini. Narnia melakukannya. Begitu juga dengan Hobbit dan Lord of the Rings. Dan, yang paling utama dan jauh melampaui semuanya adalah sumber asli dari mana Lewis, Tolkien, dan Rowling mengambil ide terbaik mereka, betapapun terencananya: Alkitab.
Baca, Ulangi, dan Nikmati
Allah sendiri adalah penulis utama dari bacaan kedua, ketiga, dan kedua puluh. Pada masa Prapaskah ini, menjelang Paskah, kita ingat bahwa kebangkitan adalah salah satu tema yang paling penting untuk dibaca dan diulang dalam Alkitab. Sementara kita merasakan kenikmatan yang terus meningkat dalam menemukan kebangkitan di seluruh kanon di sepanjang tahun, beberapa dari kita berhenti untuk melihat dan menikmati lebih banyak lagi pada musim semi. Kita mungkin mempersiapkan hati kita untuk kemuliaan Paskah melalui perjalanan panjang selama 46 hari pada masa Prapaskah, atau fokus yang lebih terarah pada "Pekan Suci."
Selama berabad-abad, umat Kristiani telah menemukan nilai dalam memasuki masa penantian secara imajinatif, seperti yang kita lakukan pada masa Adven. Namun, sebagai orang Kristen, kita tidak bersedih pada hari Jumat Agung seperti mereka yang tidak memiliki harapan, atau memasuki masa Prapaskah seperti mereka yang belum mengetahui dengan pasti bahwa kebangkitan akan datang. Jadi masa Prapaskah, Pekan Suci, Kamis Putih, dan Sabtu Suci menjadi kesempatan, seperti membaca kembali kisah-kisah besar lainnya, untuk menemukan diri kita terjebak dalam drama itu lagi — untuk menghargai kisah Yesus, dan Yesus sendiri, dengan cara yang baru dan lebih dalam.
Lima Dampak Setelah Kebangkitan
Dalam upaya mempersiapkan hati kita menjelang Paskah untuk menerima kekayaan kemuliaan dalam kebangkitan Kristus, kita tidak berani membatasi perayaan kebangkitan hanya pada satu hari saja setiap tahunnya. Yesus telah bangkit, dan hidup saat ini — dan setiap hari yang pernah Anda jalani. Maka, ketika kita merayakan masa persiapan ini (dalam tingkatan apa pun), kita melakukannya sebagai orang-orang yang tahu, dan menyatakan, serta menikmati bahwa Dia benar-benar sudah bangkit.
Oleh karena itu, renungkanlah bersama saya, lima dampak penting dari kebangkitan Kristus yang cenderung terabaikan ketika kita terlalu cepat bergerak menuju dan melewati Paskah. Kebangkitan Kristus bukanlah akhir dari cerita, tetapi kebangkitan-Nya dari kematian berarti Ia hidup untuk menjadi dan menerapkan realitas-realitas berharga lainnya sebagai Tuhan yang hidup.
1. Hidup untuk Bangkit
Kehidupan baru Kristus dari kematian mengawali kebangkitan-Nya, tetapi bukanlah akhir dari kebangkitan-Nya. Empat puluh hari kemudian, pada hari yang dikenal sebagai "Hari Kenaikan", Ia bangkit sekali lagi, kali ini Ia naik dari bumi ke surga dan ke takhta surga.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul dan Ibrani secara khusus mencatat tentang kenaikan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Injil Lukas diakhiri dengan Yesus "terangkat ke surga" (Lukas 24:51). Kisah Para Rasul, kemudian, dimulai dengan "hari ketika Ia terangkat" (Kisah Para Rasul 1:2) - yaitu, "Ia terangkat" (Kisah Para Rasul 1:9). Dengan kata lain, Ia bangkit (dari kematian) untuk naik lebih tinggi lagi (ke surga). Dan, kenaikan-Nya sama seperti kebangkitan-Nya, bukanlah akhir dari segalanya, tetapi masih akan membawa kepada kemuliaan yang lebih besar lagi.
2. Hidup untuk Memerintah
Ibrani 1 memberi kita pandangan sekilas dari sisi lain tentang kenaikan, yaitu dari sudut pandang surga, ketika Allah membawa Anak-Nya yang telah bangkit ke dalam dunia yang di atas ("ketika Allah memperkenalkan Anak sulung-Nya kepada dunia [surgawi]," Ibrani 1:6; 2:5) untuk duduk dan dimahkotai di atas takhta. Faktanya, Ibrani 1, dengan segala puji-pujiannya yang penuh kemuliaan terhadap Kristus, tidak secara eksplisit menyebutkan tentang kebangkitan-Nya. Namun, menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting bahwa Yesus tetap hidup agar Ia dapat ditinggikan dan dimahkotai sebagai Raja.
Untuk apa Dia bangkit? Pertama, untuk memerintah. Saat ini, Ia berdaulat atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Ia akan segera datang dari takhta yang sama, menjadi hakim atas bangsa-bangsa dan seluruh sejarah. Seperti yang Ia umumkan kepada murid-murid-Nya sebelum naik ke surga, melalui karya-Nya yang telah selesai, "Segala kuasa telah diberikan kepada-Ku, di surga maupun di bumi" (Matius 28:18, AYT). Saat ini, ketika Anda membaca — dan apakah Anda memerhatikan masa Prapaskah, Pekan Suci, dan Paskah, atau tidak — Kristus yang telah bangkit memerintah.
3. Hidup untuk Menyelamatkan
Jika tubuh manusia Yesus tetap mati — dan jika Ia tidak naik dan tidak memerintah di atas takhta surgawi — seperti yang Paulus tuliskan, "sia-sialah imanmu, dan kamu masih berada dalam dosa-dosamu" (1 Korintus 15:17, AYT). Namun, pada kenyataannya, "Kristus telah dibangkitkan" (1 Korintus 15:20), dan realitas Paskah penuh dengan tiga penyelamatan: penyelamatan jiwa kita, pemuasan jiwa kita, dan pada akhirnya penyelamatan tubuh kita.
Mengenai penyelamatan jiwa kita, tidak hanya dosa-dosa kita yang memerlukan perhitungan, tetapi kita juga perlu memiliki akses kepada karya salib Kristus, agar karya salib itu diterapkan kepada kita, melalui kuasa Roh-Nya sendiri, yang dicurahkan-Nya kepada kita dari takhta surgawi. Keselamatan potensial tidak menyelamatkan. Kita membutuhkan penyelamatan yang nyata, yang datang melalui sarana yang disebut iman yang menyatukan kita dengan Tuhan kita yang telah bangkit dan hidup.
Betapapun cukupnya pengorbanan diri Kristus untuk menanggung dosa-dosa kita, kita tidak akan memiliki akses untuk mendapatkan penyelamatan-Nya jika Ia tidak hidup sehingga kita dapat dipersatukan dengan-Nya. Akan tetapi, Ia hidup. Seperti yang Ia katakan, "Akulah Yang Awal dan Yang Terakhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, tetapi lihatlah Aku hidup sampai selama-lamanya" (Wahyu 1:17-18, AYT). Tidak ada keselamatan yang besar bagi kita jika kita tidak dipersatukan oleh iman dengan Dia yang hidup sehingga manfaat dari pekerjaan-Nya dapat diterapkan kepada kita.
4. Hidup untuk Membuat Hati Bersukacita
Yesus tidak hanya menyelamatkan jiwa kita, tetapi juga memuaskan jiwa kita melalui kehidupan-Nya setelah kebangkitan-Nya. Ia hidup untuk dikenali dan dinikmati. Tidak ada kabar baik yang sempurna jika Harta dan Mutiara yang Sangat Berharga itu telah mati. Bahkan, jika dosa-dosa kita dapat dibayar, kebenaran diberikan dan diterapkan kepada kita, surga pun dijamin. Namun, Yesus masih mati, tidak akan ada keselamatan yang besar pada akhirnya — tidak jika Juru Selamat dan Mempelai Laki-Laki kita telah mati. Yang menjadi pusat kemenangan Paskah bukanlah dari hal yang Ia selamatkan, tetapi tujuan ia menyelamatkan kita — lebih baik lagi, untuk siapa Ia menyelamatkan kita. Diri-Nya sendiri.
"Tidak ada kabar baik yang sempurna jika Harta dan Mutiara yang Sangat Berharga itu telah mati."
Jiwa kita yang gelisah tidak akan menemukan ketenangan dan sukacita yang kekal dan terus meningkat di bumi baru yang tanpa Kristus, betapapun menakjubkannya. Jalan-jalan emas, reuni dengan orang-orang terkasih, dan kehidupan tanpa dosa mungkin tampak menggetarkan hati kita pada awalnya — tetapi semua itu pada akhirnya tidak akan memuaskan, tidak untuk kekekalan, tidak dengan hal-hal itu sendiri. Tidak dulu, dan tidak sekarang. Kita diciptakan bagi Yesus. Ia adalah pusat dari kehidupan yang sejati dan Ia akan ada selamanya. Jika tidak ada Kristus yang hidup, tidak ada kekekalan yang memuaskan. Akan tetapi, Ia sungguh hidup — untuk dikenali dan dinikmati, sekarang dan selamanya.
5. Hidup untuk Membangkitkan Kita Juga
Kebangkitan kita sendiri mungkin tidak berada di latar depan Paskah, tetapi kebangkitan itu ada di sana. Kebangkitan Kristus memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan kebangkitan kita, dan sebaliknya (1 Korintus 15:12-20).
Ketika orang Kristen merayakan "Allah yang membangkitkan orang mati" (2 Korintus 1:9), yang kita maksudkan bukan hanya bahwa Ia telah membangkitkan Yesus, tetapi Ia juga akan membangkitkan tubuh kita. Dan bahkan sekarang, melalui iman, kita menyadari kebangkitan yang telah kita alami dan nikmati sekarang ini. Saat ini, ketika Allah "membuat kita hidup bersama dengan Kristus … [Dia] membangkitkan kita bersama-sama dengan Dia dan mendudukkan kita bersama-sama dengan Dia di surga dalam Kristus Yesus" (Efesus 2:6). Jika Anda telah dilahirkan kembali, Anda telah memiliki hidup Kristus yang tidak dapat binasa di dalam diri Anda (1 Petrus 1:3-4).
Hidup baru yang kita miliki sekarang oleh Roh Kudus adalah jaminan kebangkitan tubuh kita yang akan datang. "Namun, jika Roh Dia yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati tinggal dalam kamu, Dia yang membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati juga akan memberi hidup kepada tubuhmu yang fana melalui Roh-Nya yang tinggal dalam kamu" (Roma 8:11, AYT). "Allah membangkitkan Tuhan dan juga akan membangkitkan kita oleh kuasa-Nya" (1 Korintus 6:14; 15:43-44). Tidak lama lagi, "sangkakala akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita akan diubahkan" (1 Korintus 15:52).
Kesukaan yang semakin dalam menanti mereka yang membaca ulang dengan perhatian. Sebab, mereka sudah mengetahui hasilnya. Betapapun lamanya Anda telah mengenal Dia, masih banyak yang harus Anda ketahui tentang kisah ini, dampaknya, dan tentang Dia yang telah bangkit itu sendiri. Paskah tinggal satu bulan lagi dari hari ini. Bagaimana jika Anda menggunakan tiga puluh hari ke depan untuk fokus pada masa ini dengan mengagungkan kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya?(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/articles/thirty-days-of-easter |
Judul asli artikel | : | Thirty Days of Easter -- Invitation to Enjoy the Risen Christ |
Penulis artikel | : | David Mathis |