Makna Tetelestai - "Sudah Selesai"

Apa yang Yesus maksudkan ketika Ia mengatakan tetelestai ("sudah selesai") di atas kayu salib?

Setelah itu, Yesus, yang mengetahui bahwa semuanya sudah terlaksana, untuk menggenapi Kitab Suci, Dia berkata, -Aku haus!- Di situ, ada sebuah bejana penuh anggur asam. Karena itu, mereka menancapkan bunga karang yang telah dicelupkan ke dalam anggur asam pada sebatang hisop dan mengunjukkannya ke mulut Yesus. Setelah mencecap anggur asam itu, Yesus berkata, -Sudah selesai.- Kemudian, Dia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yohanes 19:28-30, AYT)

Arti "Sudah selesai" sebagai Tetelestai

"Sudah selesai" adalah terjemahan bahasa Indonesia dari kata Yunani Tetelestai, yang merupakan kata terakhir yang diucapkan Yesus sebelum wafat di kayu salib. Tetelestai berasal dari kata kerja teleo, yang berarti "mengakhiri, menyelesaikan, menggenapi." Ini adalah kata yang sangat penting karena kata ini menandakan akhir yang sukses dari suatu tindakan. Kata ini adalah kata yang akan Anda gunakan saat mendaki ke puncak Gunung Everest; kata yang akan Anda gunakan saat menyerahkan salinan akhir disertasi Anda; kata yang akan Anda gunakan saat melakukan pembayaran terakhir untuk mobil baru Anda; kata yang akan Anda gunakan saat Anda melewati garis finis pada lomba lari 10K pertama Anda. Kata ini memiliki arti lebih dari sekadar "Saya berhasil". Kata itu berarti "Saya melakukan persis seperti yang saya inginkan."

Gambar:gambar

Akan tetapi, ada sesuatu yang lebih dari sekadar kata kerja itu sendiri. Tetelestai adalah bentuk sempurna dalam bahasa Yunani. Hal ini penting karena bentuk perfect tense berbicara tentang suatu tindakan yang telah selesai pada masa lalu dengan hasil yang terus berlanjut hingga saat ini. Ini berbeda dengan bentuk lampau yang melihat ke belakang ke suatu peristiwa dan berkata, "Ini sudah terjadi." Bentuk perfect tense menambahkan gagasan bahwa "Ini sudah terjadi dan masih berlaku sampai sekarang."

Ketika Yesus berseru, "Sudah selesai," maksudnya adalah "Sudah selesai pada masa lalu, masih selesai pada masa sekarang, dan akan tetap selesai pada masa depan."

Perhatikan satu fakta lainnya. Ia tidak berkata, "Tamatlah Aku," karena hal itu akan menyiratkan bahwa Ia mati dalam keadaan kalah dan kelelahan. Sebaliknya, ia berseru, "Sudah selesai," yang berarti "Aku telah berhasil menyelesaikan pekerjaan yang harus Kulakukan."

Tetelestai, dengan demikian, adalah seruan kemenangan terakhir sang Juru Selamat. Ketika Ia mati, Ia tidak meninggalkan urusan yang belum selesai. Ketika Ia berkata, "Sudah selesai," Ia mengatakan kebenaran.

Tetelestai adalah Injil dalam Satu Kata

"Sudah selesai." Orang Yunani kuno membanggakan kemampuan mereka untuk mengatakan banyak hal dalam jumlah yang sedikit - "memberikan lautan materi ke dalam setetes bahasa" dianggap sebagai kesempurnaan pidato. Sesuatu yang mereka cari telah ditemukan di sini. "Sudah selesai" hanyalah satu kata dalam bahasa aslinya, namun di dalam kata itu terbungkus Injil Allah; di dalam kata itu terkandung dasar jaminan orang percaya; di dalam kata itu ditemukan jumlah seluruh sukacita, dan roh dari seluruh penghiburan ilahi.

"Sudah selesai." Ini bukanlah seruan putus asa dari seorang martir yang tak berdaya; ini bukanlah ungkapan kepuasan bahwa akhir dari penderitaan-Nya telah tercapai; ini bukanlah helaan napas terakhir dari kehidupan yang telah usang. Tidak, itu adalah pernyataan dari Penebus ilahi bahwa semua yang untuknya Ia datang dari surga ke bumi untuk melakukannya, sekarang telah dilakukan; bahwa semua yang diperlukan untuk mengungkapkan karakter Allah sepenuhnya sekarang telah dicapai; bahwa semua yang diperlukan oleh hukum sebelum orang-orang berdosa dapat diselamatkan sekarang telah dilakukan: bahwa harga cambuk penebusan kita sekarang telah dibayar.

"Sudah selesai." Tujuan besar Allah dalam sejarah manusia kini telah tercapai. Sejak awal, tujuan Allah selalu satu dan tak terpisahkan. Tujuan itu telah dinyatakan kepada manusia dengan berbagai cara: dalam simbol dan bayang-bayang, dengan petunjuk-petunjuk misterius dan dengan tanda-tanda yang jelas, melalui nubuat Mesianis dan melalui pernyataan didaktis. Tujuan Allah dapat dirangkum sebagai berikut: untuk menunjukkan kasih karunia-Nya dan untuk memuliakan Anak-Nya dalam menciptakan anak-anak-Nya menurut gambar dan kemuliaan-Nya. Dan, di kayu salib, fondasi telah diletakkan untuk membuat hal ini menjadi mungkin dan nyata.

Diadaptasi dari The Seven Sayings of the Saviour on the Cross, 6. The Word of Victory oleh A.W. Pink.

Penyaliban Yesus - Kata-kata Terakhir-Nya di Kayu Salib

Pada puncak pelayanan dan mukjizat-Nya, banyak orang Yahudi menjadi percaya kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah. Para pemimpin Yahudi takut kepada Yesus karena jumlah pengikut-Nya yang terus bertambah. Dengan bantuan Yudas Iskariot, tentara Romawi menangkap Yesus dan Ia diadili karena mengaku sebagai raja orang Yahudi. Menurut hukum Romawi, hukuman bagi pemberontakan terhadap raja adalah hukuman mati dengan cara disalib.

Gubernur Romawi Pontius Pilatus merasa ragu-ragu dalam menjatuhkan hukuman bagi Yesus. Pilatus tidak dapat menemukan kesalahan apa pun dalam diri Yesus, namun ia ingin memberikan apa yang diinginkan orang banyak, yaitu kematian Yesus. Pilatus mencuci tangannya di depan orang banyak sebagai simbol bahwa ia tidak bertanggung jawab atas pertumpahan darah Yesus dan kemudian menyerahkan Yesus untuk dipukuli dan dicambuk. Yesus dipasangi mahkota duri di kepala-Nya dan disuruh memikul salib-Nya di sepanjang jalan menuju bukit tempat Ia akan disalibkan. Lokasi penyaliban Yesus dikenal sebagai Kalvari, yang diterjemahkan dari "tempat tengkorak".

"Sudah selesai" hanyalah satu kata dalam bahasa aslinya, namun di dalam kata itu terbungkus Injil Allah; di dalam kata itu terkandung dasar jaminan orang percaya; di dalam kata itu ditemukan jumlah seluruh sukacita, dan roh dari seluruh penghiburan ilahi.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Orang banyak telah berkumpul untuk berkabung dan menyaksikan kematian Yesus. Yesus dipaku di kayu salib di antara dua penjahat dan lambung-Nya ditikam dengan senjata. Ketika Yesus diejek, salah satu penjahat meminta Yesus untuk mengingatnya dan Yesus menjawab: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Yesus kemudian melihat ke surga dan meminta Allah untuk "mengampuni mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Ketika menghembuskan napas terakhir-Nya, Yesus berkata: "Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan roh-Ku... sudah selesai."

-Sumber dari Crucifixion of Jesus - Bible Story (Penyaliban Yesus - Kisah Alkitab, Red.) di BibleStudyTools.com

Pelajari lebih lanjut tentang konteks sejarah penyaliban, penganiayaan Yesus oleh bangsa Romawi, dan lebih jauh tentang hari-hari terakhir dan perkataan Yesus ketika Ia mengorbankan diri-Nya untuk dosa dan keselamatan manusia: 10 Fakta Dahsyat Tentang Salib Kristus & Penyaliban-Nya.

"Tujuh Kata Terakhir dari Salib" Yesus

1. Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Lukas 23:34 (AYT)

2. Aku mengatakan yang sesungguhnya kepadamu, hari ini juga, kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus. Lukas 23:43 (AYT)

3. Perempuan, lihatlah, anakmu! Inilah ibumu! Yohanes 19:26-27 (AYT)

4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Matius 27:46 & Markus 15:34 (AYT)

5. Aku haus! Yohanes 19:28 (AYT)

6. Sudah selesai. (Dari bahasa Yunani "Tetelestai") Yohanes 19:30 (AYT)

7. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. Lukas 23:46 (AYT)

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Christianity
Alamat artikel : https://www.christianity.com/wiki/jesus-christ/what-was-finished.html
Judul asli artikel : The Meaning of Tetelestai - "It is Finished"
Penulis artikel : DR. RAY PRITCHARD