Kasih Kristus yang Besar
Tab primer
Oleh: Peserta Kelas Diskusi Paskah Maret 2011 - Linda
Filipi 2:8
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
Sebentar lagi umat Kristiani akan merayakan dua peristiwa penting, kematian Yesus Kristus yang diperingati sebagai Jumat Agung dan kebangkitan-Nya yang diterima sebagai hari raya Paskah.
Terlepas dari perayaan yang dijalani atas dua peristiwa penting tersebut, sesungguhnya ada makna yang sepatutnya direnungkan oleh segenap umat Kristiani, yaitu pengorbanan terbesar yang dilakukan Allah untuk menebus umat manusia dari dosa.
Kita sebagai pengikut Kristus, telah memahami bahwa sejak manusia Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka karena dosa itu manusia tidak bisa lagi hidup dengan harmonis bersama Allah, sebab Allah itu mahasuci adanya dan tidak ada setitikpun dosa dapat diterima Allah. Manusia hidup dalam kekuatiran, kesulitan bahkan kuasa maut tidak bisa dilawannya. Keselamatan jiwa hilang, dan manusia sering tak berdaya ketika dosa menyerang.
Namun, sejatinya Allah adalah Tuhan yang amat mengasihi manusia, Allah telah menyiapkan jalan untuk menyelamatkan manusia yang dikasihi-Nya agar kembali harmonis dengan-Nya. Allah sendiri berinkarnasi menjadi manusia melalui Pribadi Anak, yaitu Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.
Mengapa harus Allah sendiri, meninggalkan kemuliaan surgawi dan menjadi manusia agar bisa menyelamatkan manusia? Sebab sejak manusia pertama berdosa, tidak ada satupun cara agar manusia dapat kembali layak di hadirat Allah. Meskipun sejak penumpahan darah pertama kali, ketika Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutup tubuh manusia, melambangkan dosa harus disucikan dengan tumpahnya darah, tetap saja pengorbanan-pengorbanan darah yang terjadi belum cukup sempurna untuk menuntaskan karya mulia Allah. Itulah sebabnya Allah perlu membuat diri-Nya menjadi manusia agar manusia bisa mengenal Dia juga sebagai Allah yang memahami semua kesulitan manusia.
Yesus Kristus dalam wujud sebagai manusia adalah Pribadi yang unik. Benar Dia adalah Allah dan karena itu Dia sanggup melakukan apapun di dalam sifat keilahiannya, tetapi Dia juga manusia, yang mengalami semua kesulitan yang dihadapi manusia pada umumnya. Sepanjang saya mengenal Kristus, saya bahkan takjub ketika mendapati bahwa Yesus Kristus sebagai manusia juga pernah merasakan sangat ketakutan (Lukas 22:44). Suatu sifat yang amat manusiawi, dan saya bersyukur Yesus Kristus Sang Juru Selamat juga pernah mengalaminya. Jadi betapa Allah amat memahami semua yang dirasakan manusia, maka tak ada alasan lagi bagi saya untuk menolak kasih Allah di dalam Kristus.
Lalu di manakah letak utama keunikan Kristus? Ketika Kristus dalam wujud sebagai manusia, taat akan kehendak Bapa-Nya sampai mati di kayu salib. Ingat, bahwa saat itu Yesus Kristus adalah manusia, sama halnya seperti kita hanya Dia tidak pernah berbuat dosa. Bagaimana bisa seorang Pribadi yang tidak berdosa, mau saja taat untuk mati dengan cara yang paling hina? Suatu perilaku yang amat mustahil secara akal sehat manusia. Namun Kristus melakukannya.
Ketika Kristus mati, darah-Nya tercurah untuk setiap manusia yang percaya kepada-Nya, sehingga darah Kristus itulah yang menghapus dosa-dosa manusia. Inilah pengorbanan terbesar yang Allah kerjakan melalui Anak-Nya semata karena kasih-Nya terhadap segenap manusia yang dikasihi-Nya. Nyawa Kristus sendiri diserahkan agar segenap manusia terbebas dari belenggu dosa. Pribadi Allah yang rela tinggalkan kemuliaan surgawi, menjelma menjadi manusia yang dihina sehina-hinanya ketika disalib hanya untuk menyatakan kasih-Nya. Ini sesuai yang disampaikan Rasul Paulus pada Filipi 2:8. Sebuah pengorbanan yang tak seorangpun manusia sebelum dan sesudah Kristus, sanggup melakukannya.
Tetapi bukan semata kematian Kristus membuat diri-Nya menjadi unik. Kebangkitan-Nya juga menjadi keunikan karena belum pernah ada satupun manusia di jagad ini yang kembali hidup dari kematian selain Kristus sendiri. Yesus Kristus bangkit setelah menang mengalahkan kuasa maut. Kristus bangkit sebagai lambang manusia dengan sifat Ilahi, dengan tubuh yang baru. Kebangkitan Kristus melambangkan kekuasaan mutlak Allah atas maut dan kekuatan maut telah dipatahkan oleh Kristus. Itulah sebabnya setiap manusia yang percaya dan menerima Kristus, berarti manusia itu tinggal di dalam Kristus dan tidak perlu lagi takut akan ancaman maut, karena maut tidak bisa lagi memisahkannya dari Allah.
Saya meyakini bahwa kematian dan kebangkitan Kristus merupakan satu paket utuh pengorbanan terbesar Allah atas nama kasih agape, untuk mengembalikan manusia, ciptaan yang amat dikasihi-Nya agar kembali memiliki relasi yang harmonis seperti ketika sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Sudah selayaknya setiap pengikut Kristus mewartakan paket pengorbanan terbesar ini kepada setiap manusia yang memerlukan keselamatan, sebagai penghargaan kepada karya termulia Allah di dalam diri Kristus. Betapa Tuhan Yesus sendiri haus akan iman kita kepada-Nya, ini agar kita telah percaya kepada-Nya selalu ada di dalam kasih-Nya, dan kita juga haus akan kasih Kristus dinyatakan di dalam hidup kita.
Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus untuk karya agung yang telah dilakukan-Nya kepada kita. Layaklah kepada-Nya segala hormat dan pujian diberikan.
Dalam Kristus
Linda Tjahjadi