Kebangkitan Kristus

Oleh: Peserta Kelas Diskusi Paskah Maret 2011 - Lawah

Gambar: kebangkitan

"Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup." (Roma 14:9)

Dalam Buku yang ditulis oleh Josh McDowell yang bertajuk "A Ready Defense" dalam bab 20 ada satu penyataan yang oleh para pelajarnya "kenapa dia sebagai guru mereka tidak dapat menolak kepercayaan Kristian" Jawaban yang dia sangat ringkas, yaitu karena "kebangkitan Yesus".

Bagi dunia ini, tidak mungkin orang yang telah mati bangkit, walaupun ada cadangan daripada para ahli sains yang mengatakan kematian adalah satu keadaan di mana tubuh ini berhenti berfungsi dan pada satu masa akan datang tenaga yang menggerakkan tubuh ini boleh kembali dan tubuh akan hidup. Cuma satu masalah, yaitu proses penguraian tisu atau daging membusuk, manusia mencari cara untuk mengawet tubuh untuk tidak membusuk dan tahan lama, satu cara yang sekarang ini digunakan adalah membekukan tubuh yang mati dengan harapan akan bangkit.

Setiap orang yang melihat Yesus mengalami perubahan, murid-murid yang selama ini takut untuk bersaksi menjadi berani memberitakan keselamatan yang digenapi dalam Kristus Yesus.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Namun orang kristian percaya dan mengimani bahwa ada satu peribadi yang telah mati dan pada hari yang ketiga bangkit dan naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa. Peribadi ini adalah Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian merupakan fakta utama dari iman Kristen. Seperti yang ditulis Paulus
: "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu" (I Korintus 15:17).

Kita bersyukur karena Yesus Kristus telah bangkit dari kematian dan ada banyak bukti yang menyokong peristiwa ini. Pada hari Yesus disalibkan dan mayat-Nya diturunkan dan dikapani dan dibaringkan dalam kubur baru, selama dua hari penjaga menjaga kubur Yesus dan pada hari yang ke-3 Yesus bangkit dan selama 40 hari menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan kepada lebih daripada 500 orang yang menjadi saksi.

Setiap orang yang melihat Yesus mengalami perubahan, murid-murid yang selama ini takut untuk bersaksi menjadi berani memberitakan keselamatan yang digenapi dalam Kristus Yesus, malah pada mula ajaran kristian bertumbuh orang yang percaya sudah diperlakukan dengan kejam tetapi ini tidak menjejaskan iman percaya mereka. Saulus dengan kuasa daripada pemimpin
agama Yahudi untuk meyiksa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus turut berubah setelah bertemu dengan Yesus dan percaya.

Kebangkitan adalah fakta penting, karena kebangkitan menggenapkan keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, dan sebagai akibatnya menyelamatkan kita dari kematian. Tanpa kebangkitan, maka kematian Yesus hanyalah kutukan Tuhan, tetapi dengan kebangkitan, maka kematian Yesus sekarang dilihat sebagai suatu peristiwa dimana pengampunan dosa umat manusia sudah terjadi. Tanpa kebangkitan, kekristenan tidak pernah terjadi, para murid hanya melihat Yesus sebagai guru yang baik dan tidak akan pernah percaya bahwa Yesus adalah mesias.

Khotbah Petrus saat hari Pentakosta juga berdasar kepada Kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Tidak sekedar tema khotbah, tetapi menekankan pentingnya kebangkitan. Kalau ajaran kebangkitan dihilangkan, maka semua ajaran kekristenan akan hilang.

Kis 2:37; "Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

Kis 2:38; "Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus."

Sebagai kesimpulan jawaban yang sama untuk persoalan kita, untuk percaya kepada Tuhan Yesus untuk kita mendapat bahagian dalam anugerah pengampunan Tuhan Yesus dan layak untuk menerima karunia Roh kudus.