Tentang Penyaliban

Penyaliban: metode penting hukuman mati, khususnya di kalangan bangsa Persia, Seleukia, Yahudi, Kartago, dan Roma dari sekitar abad ke-6 SM sampai abad ke-4 Masehi. Konstantinus Agung, kaisar Kristen pertama, menghapuskan hukuman tersebut dari Kekaisaran Romawi pada tahun 337, untuk menghormati Yesus Kristus, korban penyaliban yang paling terkenal.

Encyclopedia Britannica

Hukuman: Ada berbagai metode hukuman. Biasanya, orang hukuman, setelah dicambuk, atau "disesah", menyeret kayu melintang dari salib-Nya ke tempat hukuman; di sana kayu tegak sudah ditancapkan di tanah. Setelah ditelanjangi baik setelah atau sebelum didera [dicambuk], dia diikat kencang dengan tangan terentang ke kayu salib atau dipakukan pergelangan tangannya ke kayu salib. Kayu melintang itu yang lalu diangkat tinggi dan diikatkan ke kayu tegak kurang lebih 3 meter dari atas tanah. Selanjutnya, kakinya diikat erat atau dipaku pada kayu tegak. Sebuah langkan dipasangkan kira-kira di tengah-tengah kayu tegak untuk memberi pijakan pada tubuh. Di atas kepala terpidana ditempatkan pemberitahuan yang menyatakan nama dan kejahatan yang dilakukan. Kematian, tampaknya disebabkan oleh kelelahan atau gagal jantung, dapat dipercepat oleh kaki yang dipatahkan (crurifragium) dengan pemukul besi, sehingga shock dan sesak napas segera mengakhiri hidupnya. Penyaliban paling sering digunakan untuk menghukum penghasut politik atau agama, bajak laut, budak, atau mereka yang tidak memiliki hak-hak sipil. Pada tahun 519 SM Darius I, Raja Persia, menyalibkan 3.000 lawan-lawan politiknya di Babel; pada tahun 88 SM Aleksander Jannaeus, di raja Yudea dan imam tinggi, menyalibkank 800 Farisi lawannya, dan di sekitar tahun 32 Pontius Pilatus telah menghukum mati Yesus dari Nazaret dengan penyaliban.

KisahPenyaliban Yesus Kristus di dalam Injil dimulai dengan penderaan. Prajurit-prajurit Romawi mengejek dia sebagai "Raja orang Yahudi" dengan memakmaikan jubah ungu dan mahkota duri kepadanya dan menuntunnya pelan-pelan ke Gunung Kalvari atau Golgota; Simon dari Kirene diizinkan untuk membantunya membawa salib. Di tempat eksekusi itu ia ditelanjangi dan kemudian dipaku di kayu salib, setidaknya dipaku pada tangannya; dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum karena mengaku sebagai Raja orang Yahudi. (Injil sedikit berbeda pada tulisan tepatnya, tetapi seia sekata bahwa tulisan itu dalam "bahasa Ibrani," atau Aram, serta bahasa Latin dan bahasa Yunani.) Di salib, Yesus tergantung selama tiga jam yang penuh penderitaan. Para prajurit membagi pakaiannya dan membuang undi untuk jubah-Nya yang tidak berjahit; berbagai penonton mengejeknya. Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, yang dimatikan oleh para prajurit menjelang senja dengan mematahkan kaki mereka. Para prajurit menemukan Yesus sudah mati, tetapi, untuk memastikan, seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dia dibawa turun sebelum matahari terbenam (untuk menghormati kebiasaan Yahudi) dan dikuburkan dalam sebuah makam yang dipahat batu.

Philip W. Goetz, "Crucifixion" (Encyclopaedia Britannica: Chicago, 1988 ed.) Vol. 3, hal 762

diterjemahkan dari http://www.bible-history.com/quotes/encyclop_britannica_1.html

Download Audio