Seberapa Berhargakah Anda?

Gambar: korban pendamaian

Nats : Kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya (Roma 5:10)

Bacaan : Mazmur 49:2-16

Seorang mahasiswa Universitas Washington yang sedang jenuh menggunakan jasa situs lelang di internet untuk menjual nyawanya kepada penawar tertinggi. Ternyata tawaran tertinggi hanya mencapai 400 dolar!

Karena nyawa bukan suatu benda, maka nyawa tidak dapat dipisahkan dari tubuh layaknya sebuah organ tubuh seperti jantung. Mahasiswa itu terpaksa mengakuinya, "Saya rasa penawar tertinggi tidak akan dapat mengoleksi nyawa saya."

Tawaran dari pemuda di atas mengingatkan kita pada pertanyaan serius Sang Juru Selamat dalam Matius 16:26, "Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" Saat Dia menantang para pendengar-Nya untuk merenungkan hari penghakiman yang akan datang, Yesus berkata bahwa seisi dunia ini tidak ada artinya dibanding harga sebuah nyawa.

Allah sangat menghargai kita, sehingga Dia mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai manusia.


FacebookTwitter WhatsAppTelegram

Jadi, pertanyaan tentang seberapa berharga diri kita tidak tergantung pada harta yang kita miliki. Penulis Mazmur 49 menunjukkan kebodohan orang-orang yang lebih menghargai harta daripada nyawa mereka. Pemazmur justru memandang kepada Tuhan dengan meyakini bahwa Dia "akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati" (ayat 16).

Allah sangat menghargai kita, sehingga Dia mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai manusia. Dia bertumbuh besar dan kemudian mati di kayu salib untuk membayar harga penebusan kita (Roma 5:6-21).

Seberapa berhargakah Anda? Untuk mengetahui jawabannya, pandanglah palungan di Betlehem dan salib di Bukit Kalvari -- ernon Grounds

KEMATIAN KRISTUS MENUNJUKKAN

BETAPA BERHARGANYA ANDA DI MATA ALLAH