Kenaikan Yesus - Apa Makna dan Signifikansinya?

Kenaikan Yesus Kristus ke surga adalah salah satu peristiwa terpenting yang dicatat dalam Perjanjian Baru. Biasanya kita berfokus pada penyaliban dan kebangkitan. Akan tetapi, peristiwa kenaikan ke surga juga sangat penting, terutama dalam tulisan-tulisan Lukas.

Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Yesus Kristus ke surga adalah salah satu peristiwa terpenting yang dicatat dalam Perjanjian Baru. Namun, meskipun menempati tempat yang penting dalam Kitab Suci, peristiwa ini tidak mendapatkan banyak perhatian saat ini, bahkan di kalangan orang Kristen. Dugaan saya, Anda mungkin belum pernah membaca buku-buku tentangnya atau mendengar banyak khotbah tentangnya. Biasanya kita fokus pada penyaliban dan kebangkitan. Namun, peristiwa kenaikan ke surga itu juga sangat penting, terutama dalam tulisan-tulisan Lukas.

Gambar: bersyukur

Lukas menulis dua bagian sejarah tentang asal-usul Kekristenan. Kitab pertama adalah Injil yang menggunakan namanya. Kitab yang kedua adalah Kisah Para Rasul. Selain itu, peristiwa kenaikan itu begitu penting bagi Lukas sehingga ia mengakhiri kitab pertama dengan peristiwa tersebut (Lukas 24:50-51), memulai kitab kedua dengan menuliskannya kembali (Kisah Para Rasul 1:9-11), dan kemudian merujuknya beberapa kali dalam kitab Kisah Para Rasul.

Seperti yang dikatakan oleh Joel Green, seorang sarjana Perjanjian Baru yang memiliki spesialisasi dalam tulisan-tulisan Lukas, "Lukas menyajikan peninggian (yaitu peristiwa kebangkitan dan kenaikan) sebagai peristiwa yang menyelamatkan."[i]

Mengapa demikian?

Pertama-tama, kenaikan menjelaskan alasan penampakan Yesus selama empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya berlalu. Peristiwa kenaikan juga menandakan peristiwa terakhir dalam sejarah keselamatan, yaitu kedatangan Yesus kembali secara pribadi, secara fisik, dan dalam kemuliaan.

"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri sambil memandang ke langit? Yesus ini, yang terangkat dari antara kamu ke surga akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat-Nya pergi ke surga" (Kisah Para Rasul 1:11, AYT).

Akan tetapi, hal yang lebih penting daripada semua itu adalah karena peristiwa kenaikan Yesus juga merupakan puncak peninggian-Nya dan merupakan pendahulu yang diperlukan untuk karya-Nya yang berkelanjutan melalui Roh Kudus dan gereja.

Dalam Kisah Para Rasul 2, Rasul Petrus merefleksikan kebangkitan dan kenaikan Yesus dalam terang Mazmur 16 dan Mazmur 110, dan memberi tahu kita bahwa Yesus telah ditinggikan di "sebelah kanan Allah." Ketika kita menelusuri frasa ini melalui kitab Kisah Para Rasul, kita melihat tiga hal yang dilakukan oleh Kristus yang telah naik dan bertakhta bagi gereja-Nya.

Benarkah Yesus Naik ke Surga?

Jika kebangkitan disangkal, tentu saja tidak ada ruang untuk peristiwa kenaikan. Sebaliknya, jika ditetapkan bahwa Yesus dari Nazaret benar-benar bangkit dari kematian, dapat dipastikan pula bahwa Ia naik ke surga. Tidak ada waktu yang perlu dihabiskan untuk berdebat dengan orang-orang yang percaya akan keaslian kisah Perjanjian Baru, begitu juga dengan mereka yang mempertanyakan hal ini, tidak ada gunanya berdebat.

Yesus naik ke surga dalam bentuk jasmani, menjadi diri-Nya sendiri yang menunjukkan kemenangan sesungguhnya sebagai yang sulung dari antara orang mati


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Adanya sebuah pertanyaan yang tidak disadari tentang fakta kenaikan ini terbukti dari cara ke mana rujukan terkadang dibuat tentang Tuhan Yesus. Bukanlah hal yang aneh untuk mendengar orang-orang berbicara tentang sesuatu yang Ia lakukan atau katakan "pada hari-hari Inkarnasi-Nya". Ungkapan seperti itu, bahkan ketika tidak digunakan untuk maksud itu, memang menyimpulkan bahwa hari-hari Inkarnasi-Nya telah berakhir. Namun, tidaklah demikian. Sama halnya dengan Abraham, Musa, dan Elia yang tidak lagi menjadi manusia. Yesus naik ke surga dalam bentuk jasmani, menjadi diri-Nya sendiri yang menunjukkan kemenangan sesungguhnya sebagai yang sulung dari antara orang mati.

Perendahan diri Allah ke dalam rupa manusia bukan hanya untuk satu periode saja. Perendahan diri itu adalah sebuah proses dalam perjalanan, di mana Allah akan naik ke dalam persatuan kekal dengan diri-Nya sendiri sebagaimana semua orang harus ditebus oleh kemenangan yang dicapai melalui penderitaan. Selamanya di dalam Seorang Pribadi dari Nazaret itu, Allah menjadi satu dengan manusia. Pada saat ini, Orang dari Nazaret, Anak Allah, berada di sebelah kanan Bapa. Berbagai rintangan yang muncul terkait dengan penyataan-penyataan yang jelas tentang kenaikan Orang dari Nazaret ini tidak boleh dibiarkan menciptakan ketidakpercayaan di dalamnya.

Diadaptasi dari The Crises of the Christ, Buku VI, Bab XXVII, oleh G. Campbell Morgan.

Pentingnya Kenaikan Yesus

1. Kristus yang telah naik dan bertakhta mencurahkan Roh-Nya ke atas gereja.

Yesus sendiri telah mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa adalah baik bagi-Nya untuk pergi, karena setelah itu Ia akan mengutus seorang Penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran (Yohanes 16:7-16). Dan, itulah yang terjadi pada Hari Pentakosta, sepuluh hari setelah kenaikan Yesus. Roh Kudus turun ke atas gereja dengan penuh kuasa, meresmikan sebuah zaman baru dalam sejarah keselamatan.

Itulah sebabnya Petrus menghubungkan peninggian Yesus dan pencurahan Roh Kudus di dalam Kisah Para Rasul 2:33:

Oleh karena itu, setelah ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima janji dari Bapa tentang Roh Kudus, Ia telah mencurahkan, baik apa yang kamu lihat maupun dengar. (AYT)

2. Kristus yang telah naik dan bertakhta menyatakan berkat-berkat keselamatan.

Setelah menyelesaikan penebusan melalui penderitaan-Nya di kayu salib, Kristus yang telah bangkit dan ditinggikan sekarang menyatakan keselamatan yang telah dimenangkan-Nya dengan memberikan karunia-karunia pertobatan dan pengampunan dosa.

Seperti yang dikatakan Petrus dalam Kisah Para Rasul 5:31:

Allah meninggikan Dia di tangan kanan-Nya sebagai Pemimpin dan Juru Selamat untuk memberikan pertobatan bagi Israel dan pengampunan atas dosa-dosa.

3. Kristus yang telah naik dan bertakhta memerhatikan umat-Nya yang menderita ketika mereka memberikan kesaksian tentang Dia.

Kita melihat hal ini dalam Kisah Para Rasul 7, ketika Stefanus menjadi martir pertama dalam gereja Kristen.

Akan tetapi, Stefanus yang dipenuhi oleh Roh Kudus menatap ke langit dan melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Stefanus berkata: "Dengar! Aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (Kisah Para Rasul 7:55-56, AYT)

Semua ini seharusnya memberi kita dorongan yang besar! Ketika kita merasa lemah, Lukas mengingatkan kita bahwa Kristus yang ditinggikan telah memberikan Roh-Nya kepada kita, yang memperlengkapi kita dengan kuasa, keberanian, dan ketahanan yang kita perlukan untuk menyelesaikan misi kita.

Ketika kita merasa sinis terhadap penginjilan dan takut tidak ada yang akan merespons pesan kita, Lukas mengingatkan kita bahwa Kristus yang ditinggikan adalah Pemimpin dan Juru Selamat yang mengaruniakan pertobatan dan pengampunan dosa. Ia adalah Raja yang mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Itu berarti kita tidak perlu memanipulasi dan kita dapat yakin bahwa beberapa orang akan merespons.

Disamping itu, ketika kita dilumpuhkan oleh rasa takut karena memikirkan risiko yang harus ditanggung ketika membawa Yesus ke bangsa-bangsa yang sulit dijangkau dan lingkungan yang sulit dijangkau di dunia, serta gemetar ketika merenungkan kemungkinan penolakan atau penganiayaan, Lukas mengingatkan kita bahwa Kristus yang ditinggikan itu peduli dengan umat-Nya yang menderita dan berdiri untuk menyambut mereka kembali ke rumah.

i.Joel B. Green, , ‘Salvation to the End of the Earth’ (Acts 13:47): God as Saviour in the Acts of the Apostles -- in I. Howard Marshall & David Peterson, ed., Witness to the Gospel: The Theology of Acts (Grand Rapids, MI: William B. Eerdmans Publishing Co., 1998) hlm. 95. Konten disajikan oleh Christianity.com.

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Christianity.com
Alamat artikel : https://www.christianity.com/wiki/jesus-christ/why-does-christ-s-ascension-matter-to-us.html
Judul asli artikel : The Ascension of Jesus - What was the Meaning and Significance?
Penulis artikel : Tim Christianity.com