Kemuliaan Kristus Sebagai Pengantara: Ketaatan-Nya

Ada kemuliaan yang tak tampak dalam semua hal yang telah dilakukan serta dialami Kristus di dunia ini. Kalau saja orang dapat melihat kemuliaan tersebut, mereka tentu tidak akan menyalibkan-Nya. Namun demikian, kemuliaan itu telah dinyatakan pada sejumlah orang, yakni para murid: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa" (Yoh. 1:14).

Allah memberikan hormat dan kemuliaan kepada-Nya, sebab oleh ketaatan-Nya seluruh gereja telah dibenarkan (lihat Rm. 5:19). Ketaatan Kristus pada setiap bagian Hukum Taurat adalah sempurna. Hukum Taurat pada setiap bagian Hukum Taurat adalah sempurna. Hukum Taurat itu mulia oleh karena Sepuluh Perintah Allah itu dituliskan oleh jari Allah. Hukum tersebut akan tampak lebih mulia apabila ditaati oleh orang percaya di dalam hatinya. Namun demikian, hanya di dalam ketaatan Kristus yang absolut dan sempurnalah, kekudusan Allah dalam Hukum Taurat mencapai kepenuhan kemuliaannya, "Dan sekalipun Ia adalah anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya" (Ibr. 5:8). Allah dari segalanya, yang telah menciptakan segala sesuatu, hidup di dalam ketaatan yang mutlak terhadap Hukum Allah. Karena Ia adalah Pribadi yang demikian unik, maka ketaatan-Nya pun memiliki kemuliaan oleh keunikan-Nya itu.

Sekarang, perhatikanlah kemuliaan ketaatan Kristus yang dinyatakan melalui penderitaan yang dialami-Nya. Tak pernah ada orang yang sanggup mengukur dalamnya penderitaan Kristus. Kita mungkin semata-mata mempelajari bahwa Ia berada di bawah beban murka Allah, di dalam tetesan keringat darah dan berbagai siksaan, di dalam tetesan airmata dan lengkingan teriakan-teriakan-Nya. Atau kita mungkin sekadar mengetahui betapa Ia berdoa, bercucuran darah, mati, serta menyediakan nyawa-Nya sebagai tebusan dosa, "ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku, ia kena tulah" (Yes. 53:8). "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" (Rm. 11:33) Jadi, betapa mulianya Yesus Kristus dalam pandangan mata kaum tebusan-Nya!

Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, maka ia dan semua keturunannya telah berdiri di depan takhta penghakiman Allah, siap dibinasakan untuk selamanya di bawah murka Allah. Dalam keadaan seperti inilah, Yesus Kristus datang untuk meyakinkan orang berdosa dengan ajakan-Nya demikian: "Makhluk yang malang! Betapa menyedihkannya keadaanmu! Apa yang telah terjadi dengan keindahan serta kemuliaan gambar dan rupa Allah yang menurutnya engkau telah diciptakan? Engkau sekarang lebih menyerupai setan, dan lebih buruk lagi, penderitaan kekal telah menantimu. Namun, lihatlah sekali lagi; pandanglah Aku! Aku akan meletakkan Diriku di tempatmu. Aku akan menanggung beban kesalahan maupun penghukuman yang seharusnya telah membenamkan engkau ke neraka untuk selamanya. Aku akan untuk sementara mengambil alih kutukan atasmu, supaya engkau dapat memperoleh suatu berkat yang kekal."

Mari kita melihat kemuliaan yang dinyatakan oleh Injil: Yesus Kristus disalibkan di depan mata kita (lihat Gal. 3:1). Pengertian kita tentang Alkitab hanyalah sejauh penglihatan kita akan penderitaan serta kemuliaan Kristus. Hikmat dunia tidak akan dapat melihat apa pun selain kebodohan. Sebagaimana dikatakan Paulus, "Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah" (2 Kor. 4:3-4)

Diambil dari:

Judul asli buku : The Glory of Christ
Judul buku terjemahan : Kemuliaan Kristus
Penulis : John Owen
Penerjemah : Hendry Ongkowidjojo
Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 2010
Halaman : 39 -- 40