Kasih Terbesar

Oleh: Peserta Kelas Diskusi Paskah Maret 2011 - Feronica

Filipi 2:8
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

Berbicara tentang pengorbanan memang hal yang tidak mudah untuk dipraktekkan dalam kehidupan kita sebagai manusia biasa. Seperti halnya seorang ibu yang telah menjadi korban bagi kehidupan anak-anaknya. Ia rela melakukan mulai dari proses mengandung hingga anaknya lahir dan penuh dengan siksaan terhadap dirinya dan ia rela untuk melakukan semuanya itu demi sang anak si buah hati dari hasil percintaan dengan laki-laki yang di cintai dan di kasihinya. Belum lagi dalam membesarkan anaknya tersebut, ia rela kehilangan kesenangan demi memelihara dan membesarkan anak-anaknya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus? Lebih daripada itu semua Ia telah melakukan-Nya. Ia sejak dari lahir sudah di kejar-kejar dan bahkan akan di bunuh oleh sang penguasa pada waktu itu, setelah menginjak usia dewasa Ia pun banyak melakukan kebaikan demi kebaikan. Hal itu Ia dapat lakukan karena memang Ia adalah Anak Allah yang penuh belas kasih, sehingga apapun yang Ia lakukan semata-mata untuk kebaikan semua orang. Seperti Ia dapat melakukan suatu mujizat air menjadi anggur dalam suatu pernikahan di Kana, yang membuat si pengantin senantiasa di puja dan di puji oleh para pengunjung, Ia menyembuhkan banyak segala macam sakit-penyakit, dan bahkan Ia pun mampu mengubah hidup seseorang yang tidak memiliki pengharapan dibuat-Nya berpengharapan dan dapat hidup sukses setelah ia berbalik mengikuti jejakNya, dan bahkan Ia juga dapat membangkitkan orang mati dengan kuasa-Nya.

Namun apa yang sedang terjadi dengan Dia saat ini? Banyak ahli-ahli dan orang-orang yang tidak mengenal-Nya dengan baik seolah-seolah menjadi iri terhadap apa yang dilakukan-Nya. Mereka menganggap segala kebaikan yang dilakukan-Nya adalah suatu kejahatan semata, kesombongan, dan masih banyak lagi. Sehingga mereka dengan berani mengadukan-Nya ke peradilan. Namun apa yang terjadi di peradilanpun tak diketahui sedikit kesalahan-Nya. Hal ini berarti mereka belum dan tidak mengetahui bahwa Ia juga adalah Allah yang sempurna. Namun demikian Ia tidak menganggap diri-Nya setara dengan manusia, bahkan Ia rela merendahkan diri-Nya di hadapan para lawan-Nya bahkan Ia pun memiliki ketaatan kepada Bapa-Nya, sejak Ia masih kanak-kanak Ia senang tinggal bersama Bapa-Nya hingga di usia dewasa-Nya Ia banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Nya bahkan dengan ketaatan-Nya Ia-pun rela mati diatas kayu salib. Banyak siksaan demi siksaan menimpa tubuhNya, dan juga batin-Nya atau jiwa-Nya dengan caci maki dan cercaan demi cercaan bahkan darah-Nya mengalir tercurah bagi kita yang di kasihi-Nya. Hal ini Ia lakukan semata hanya karena Ia mentaati apa yang diperintahkan Bapa-Nya dan semata untuk kita sebagai manusia ciptaan-Nya yang banyak sekali melakukan dosa dan kesalahan yang terkadang tanpa kita sadari. Inilah yang di sebut sebagai suatu "anugerah" hadiah bagi kita yang sebenarnya kita tidak layak untuk menerimanya namun Ia melayakkan kita, sehingga kita layak untuk menerima "hadiah" tersebut.

Dia telah memberikan diri-Nya dengan menjadi korban "yang terbesar" bagi kita apakah yang dapat kita berikan mengingat "pengorbanan-Nya yang terbesar" kepada Tuhan kita Yesus Kristus?

Tiada kasih yang lebih besar dari kasih seorang sahabat yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya