Hari Raya Pentakosta: Yohanes 20:19-23

19. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu (1; Luk. 24:36-43) berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat (26) dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi (9:22, 19:38). Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka (24,26) dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (21,26, 14:27)

20. Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka (25, 19:34). Murid-murid itu bersukacita (16:22) ketika mereka melihat Tuhan (18,25,28).

21. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! (19) Sama seperti Bapa mengutus Aku (17:18), demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

22. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka (Kej. 2:7) dan berkata: "Terimalah Roh Kudus (14:16; Luk. 24:49).

23. Jikalau kamu mengampuni dosa orang (Mat. 16:19, 18:18), dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Susunan

Dalam bacaan ini Yesus bertindak tiga kali, dan berbicara tiga kali, berselang-seling. Bicara-Nya setiap kali menjadi lebih panjang daripada yang sebelumnya (ay. 19h, 21bcd, 22d-23). Cerita tentang tindakan-Nya sebaliknya menjadi makin pendek (ay. 19ef, 20b, 22b).

Dalam bagian pertama (ay. 19-20), perkataan Yesus yang singkat (salam damai) diapit dua tindakan Yesus (Ia datang ke tengah murid-murid; dan Ia memperlihatkan luka-luka-Nya) yang mengakibatkan perubahan besar dalam diri para murid. Sebelumnya, mereka mengunci diri dalam rumah karena ketakutan; sesudahnya mereka bersukacita dan percaya.

Dalam bagian kedua (ay. 21-23), catatan singkat tentang tindakan Yesus (Ia mengembusi mereka) diapit dua sabda pengutusan/penugasan yang bertambah panjang, rinci, dan berbobot. Murid-murid diberi damai dan Roh Kudus untuk meneruskan misi pengampunan yang oleh Bapa dipercayakan kepada Yesus.

Konteks: Adegan ini merupakan yang ketiga dalam seri empat adegan tentang orang yang melihat dan percaya (bdk. ay. 8, 16-18, 20, 27-28). Seperti dalam adegan kedua (ay. 17), penglihatan dalam adegan ketiga ini tidak hanya menumbuhkan kepercayaan, tetapi juga disertai perutusan (ay. 21-23). Tema melihat dan percaya (ay. 19-20) akan dikembangkan dan dipertajam dalam adegan keempat (ay. 24-28; bdk. Hari Minggu Paskah 2).

Keterangan

Murid-murid (ay. 19): Tidak jelas apakah di sini dimasukkan kelompok keduabelas murid (bdk. ay. 24), ataukah semua murid (seluruh jemaat). Pengutusan dan pemberian Roh Kudus (ay. 21-22) di mata Yohanes biasanya menyangkut semua pengikut Yesus. Akan tetapi, apakah kuasa untuk mengampuni dosa (ay. 23) juga diberikan kepada seluruh jemaat?

Damai bagi kamu. (ay. 19,21): Kendatipun rumusannya sama dengan ucapan salam biasa (syalom alekhem, asalamu alaikum), tetapi dalam konteks Yohanes salam ini mempunyai arti yang lebih mendalam. Inilah salam damai yang dijanjikan Yesus pada waktu wejangan perpisahan (14:27), yakni keselamatan yang merupakan pemberian Yesus sendiri dan yang berbeda dengan salam sejahtera yang dikejar dunia. Di sini -- sama seperti dalam 14:26-27 -- pemberian damai dihubungkan dengan pencurahan Roh Kudus.

Tangan-Nya dan lambung-Nya (ay. 20): Luka-luka pada tangan dan lambung Yesus merupakan tanda pengenal bagi murid-murid. Apakah di sini juga sifat khusus tubuh kebangkitan mau disoroti, seperti nanti dalam ay. 25-27 (di satu sisi Yesus dapat masuk lewat pintu-pintu yang terkunci, di sisi lain tubuh-Nya dapat diraba)? Dalam ay. 19 ini, "pintu terkunci" lebih menggambarkan ketakutan murid-murid.

Ia mengembusi mereka (ay. 22): Yesus mencurahkan Roh Kudus dengan cara yang sama seperti Allah mengembusi napas hidup ke dalam manusia pertama (Kej. 2:7; bdk. Yeh. 37:9). Di sini murid-murid diciptakan kembali atau dilahirkan kembali dari Roh (Yoh. 3:5). Inilah pembaptisan mereka dengan Roh (1:33). Namun demikian, pembaptisan mereka sendiri ("Damai bagi kamu"), tetapi lebih erat dikaitkan dengan perutusan atau misi pengampunan mereka. Dalam Kis. 2:1-11 pemberian Roh dihubungkan dengan misi pewartaan Injil.

Mengampuni dosa (ay. 23): Menurut sejarah interpretasi Katolik, Yesus di sini memberi kuasa kepada kelompok kesebelas murid untuk mengampuni dosa yang dilakukan orang Kristen setelah baptisan (sebagai dasar sakramen pendamaian). Menurut interpretasi Protestan, semua murid Yesus harus menyampaikan berita pengampunan dosa (bdk. Luk. 24:47); atau semua diberi kuasa untuk mengampuni dosa yang dilakukan orang sebelum baptisan, yakni dengan membaptis mereka. Pelbagai interpretasi itu sama sulitnya untuk dibuktikan karena Yohanes belum memikirkan semua distingsi itu. Misi dan kuasa untuk mengampuni dosa telah diberikan oleh Bapa kepada Yesus, dan Yesus meneruskannya kepada pengikut-pengikut-Nya: Yang (tidak) diampuni oleh murid-murid, juga (tidak) diampuni Allah! Dengan cara mana misi pengampunan itu dijalankan, lingkupnya dan pelakunya, baru akan dirincikan oleh jemaat dalam abad-abad yang kemudian.

Amanat

Bacaan ini mempunyai tujuan ganda: menumbuhkan iman dan menyadarkan akan misi pendamaian.

Pengikut-pengikut Yesus yang sejati akan mengalami penolakan dari pihak lingkungan masyarakat. Sebagai akibatnya, mereka mudah gelisah, takut, dan mengurung diri. Sikap dan reaksi negatif itu berubah apabila mereka diberi pengalaman bahwa Tuhan hadir di tengah mereka; bahwa Dia yang wafat di Golgota, hidup di antara mereka. Kesadaran akan kehadiran-Nya memberi mereka damai, bukan damai dalam arti jaminan jasmani tanpa adanya tantangan dan permusuhan lagi, melainkan kedamaian yang penuh keyakinan dan pengharapan di tengah banyak tantangan dan ancaman. Ketakutan berubah menjadi sukacita.

Kehadiran Yesus berupa penampakan seperti yang dialami murid-murid perdana pada hari Paskah, memang unik dan tak terulang. Akan tetapi, dengan banyak cara lain, seperti misalnya dalam perkumpulan jemaat atau perayaan Ekaristi pada setiap hari Ahad, para pengikut Yesus tetap mengalami kehadiran Dia yang disalibkan dan dibangkitkan, menerima damai-Nya, dan bersukacita.

Sambil menyatakan kehadiran-Nya di tengah-tengah pengikut-Nya, Yesus memperbarui mereka dengan Roh-Nya. Dipenuhi dengan Roh, mereka juga diperlengkapi dan mampu menjalankan tugas perutusan, yang diterima Yesus dari Bapa, dan oleh Dia diterukan kepada mereka. Misi Yesus itu ialah menyelamatkan orang (Yoh. 3:17); bukan menghukum mereka karena dosanya, tetapi mendekati mereka sehingga mereka menyadari dosanya, percaya kepada kasih Allah, dan diampuni. Begitu juga para pengikut Kristus diutus kepada orang berdosa agar dalam perjumpaan itu orang tersebut menjadi sadar akan dosanya dan percaya kepada belas kasih Allah, lalu memperoleh pengampunan.

Yesus telah berjumpa dengan orang yang tidak mau mengakui kebobrokannya sendiri dan tidak merasa memerlukan belas kasih Tuhan, dengan akibat bahwa dosa orang itu tetap ada (9:41). Demikian juga pengikut Kristus akan berjumpa dengan orang yang berkeras hati dan tidak dapat diyakinkan, dengan akibat bahwa dosanya pun tidak dihapus.

Pendalaman

  1. Apa yang dilakukan dan dikatakan Yesus dalam ay. 19-20? Apa dampaknya bagi murid-murid? Adakah pengalaman akan kehadiran Tuhan yang menambah iman dan kegembiraan saya?
  2. Apa kaitan pemberian Roh Kudus (ay. 22) dengan pengutusan para murid (ayat. 21)? Apa tanda-tandanya bahwa Tuhan memenuhi kita dengan Roh-Nya?
  3. Apa inti tugas perutusan murid-murid (ay. 23)? Apa maksudnya? Bagaimana gereja kini mengatur tugas itu? Dengan cara-cara manakah kita semua mengambil bagian dalam misi pengampunan itu?

Diambil dari:

Judul buku : Inilah Injil Yesus Kristus
Judul bab : Hari Raya Pentakosta
Penulis : Dr. Martin Harun, OFM
Penerbit : Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1999
Halaman : 196-200