Bukti Yesus Mati
Tab primer
Alkitab mengatakan bahwa Allah datang ke dunia sebagai manusia untuk membayar hukuman mati bagi dosa dunia (Yohanes 1:1-29; Roma 6:23). Alkitab juga mengatakan bahwa apabila Yesus tidak berkuasa atas kematian dan keluar dari kubur batu yang dingin itu, Dia tidak dapat memberikan kemenangan atas kematian bagi kita (1 Korintus 15:12-19).
Pertanyaannya, apakah Yesus benar-benar mati?
Kita harus memulainya dengan kabar buruk. Perseteruan antara Yesus dan para pemimpin agama Israel harus dibayar dengan hidup-Nya. Tatkala tubuh-Nya diturunkan dari kayu salib di Golgota, Dia telah mati. Kebenaran tentang kebangkitan itu benar-benar bergantung pada fakta ini.
Jika Yesus memang pingsan seperti yang dikatakan oleh beberapa pengkritik, maka tidak perlu ada kebangkitan. Untuk mengalami kebangkitan, seseorang harus mati terlebih dahulu. Menolak kematian Kristus berarti menghapus semua kemungkinan kebangkitan. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa Dia sungguh-sungguh mati.
Dalam terjemahan New International Version (NIV), catatan keempat Injil tentang penyaliban Kristus mengungkapkan kematian-Nya dalam dua istilah yang berbeda. Dalam Matius 27:50 dan Yohanes 19:30, kedua penulis mengatakan bahwa Dia "menyerahkan" Roh-Nya. Sedangkan, Markus 15:37 dan Lukas 23:46 mencatat bahwa Dia "menghentikan napas-Nya" yang terakhir.
Sesungguhnya Matius, Markus, dan Lukas mencatat suatu peristiwa yang terjadi dalam waktu yang sama, tidak jauh dari Kalvari. Mereka menuliskan bahwa ketika Yesus mati, "tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah" (Markus 15:38). Mukjizat ini menandai berakhirnya era keterbatasan hubungan dengan Allah dan dihentikannya pengorbanan hewan seperti dalam Perjanjian Lama. Namun, bukan hanya itu. Mukjizat itu juga membuktikan kematian Yesus karena kematian-Nya memperlihatkan bahwa pengurbanan-Nya yang sempurna sesuai dengan kehendak Allah. Selama berabad-abad, Allah meminta hewan korban yang tidak bercacat cela sebagai penebus dosa. Kristus sebagai Domba Allah yang tidak bercacat cela telah menjadi kurban yang terakhir. Tabir tidak lagi dibutuhkan karena jalan masuk kepada Allah telah terbuka bagi orang yang percaya kepada-Nya.
Beberapa peristiwa yang terjadi di sekitar penyaliban membuktikan bahwa Yesus telah mati.
-
Para prajurit Romawi tidak mematahkan kaki Yesus karena mereka melihat bahwa "Ia telah mati" (Yohanes 19:33).
-
Para prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak dan dari dalam lambungnya keluar air dan darah (Yohanes 19:34). Para ahli kedokteran mengatakan bahwa apabila Dia belum mati saat itu, maka tindakan ini benar-benar akan mengambil nyawanya. Sebagian orang yang lain menyimpulkan bahwa mengalirnya air dan darah dari lambung-Nya membuktikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati.
-
Tatkala Yusuf dari Arimatea meminta tubuh Kristus sehingga ia dan Nikodemus dapat mengubur-Nya, Pontius Pilatus memerintahkan seorang kepala pasukan untuk membuktikan bahwa Yesus telah mati (Markus 15:43-45). Gubernur Romawi tidak akan memberikan tubuh itu kepada Yusuf sebelum kepala pasukan itu yakin bahwa sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan pada tubuh Yesus. Anda boleh yakin bahwa seorang pejabat militer Romawi tidak mungkin melakukan kesalahan dalam hal sepenting ini, yang harus ia laporkan kepada pejabat yang lebih tinggi, seperti Pilatus.
-
Yusuf dan Nikodemus mempersiapkan penguburan bagi jasad tersebut secara adat Yahudi, termasuk mengafani-Nya dengan "kain lenan yang putih bersih" (Matius 15:46), mengurapi Tubuh itu dengan "campuran minyak mur dengan minyak gaharu" (Yohanes 19:39), dan membaringkan-Nya "di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu" (Markus 15:46). Sudah jelas di sini bahwa teman-teman yang merasa kehilangan sudah memeriksa semua tanda-tanda kehidupan yang mungkin masih ada. Mereka tentu saja tidak akan menguburkan Yesus yang masih hidup.
-
Kaum Farisi dan para pemuka agama bertemu dengan Pilatus untuk membicarakan peristiwa yang telah terjadi. Mereka ingat akan ucapan Yesus "sewaktu hidup-Nya" (Matius 27:63), dan mereka memerintahkan para prajurit untuk mengamankan kubur, yaitu menutupnya dengan batu. Tidak hanya itu, mereka juga lebih mengetatkan penjagaan dengan mengutus beberapa prajurit untuk mencegah para murid "mencuri-Nya (Matius 27:64). Tidak diragukan lagi, mereka juga tahu bahwa sesungguhnya Yesus telah mati.
Ignatius, seorang sejarawan abad ke-2 mengatakan, "Yesus disalibkan dan mati di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Dia sungguh-sungguh dan bukan sekadar kelihatan -- disalibkan, mati, disaksikan oleh seluruh makhluk di surga dan di bumi, serta di bawah bumi. Dia juga bangkit kembali pada hari yang ketiga."
Diambil dan disunting seperlunya dari dari:
Judul asli buku | : | Did Christ Really Rise from the Dead? |
Judul buku terjemahan | : | Apakah Kristus Benar-benar Bangkit? |
Judul asli artikel | : | Bukti: Dia Bangkit |
Penulis | : | Dave Branon |
Penerjemah | : | Tan May Lan |
Penerbit | : | Yayasan Gloria, Yogyakarta |
Halaman | : | 9 -- 11 |
Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di e-Konsel edisi 236