Pengertianku tentang Paskah

Paskah

Aku bukan seorang teolog, bukan pula seorang pujangga. Akan tetapi, bolehkah aku bercerita tentang "Seorang Anak Manusia" yang aku kenal?

Aku ingin bercerita tentang Seorang Anak Manusia yang mempunyai Kuasa Langit dan Bumi. Aku dan teman-temanku seperjalanan menganggap-Nya bukan sekadar Manusia yang luar biasa atau seorang nabi, tetapi aku dan teman-teman seperjalanan percaya bahwa Ia jelmaan Allah yang datang dengan kerendahan hati yang luar biasa untuk menyapa seluruh manusia.

Akan tetapi, tidak semua manusia yang mau disapa oleh kasih-Nya, bahkan di dalam percakapan di pojok-pojok jalan hingga para cendekiawan menganggap orang-orang seperti aku dan teman-teman seperjalanan adalah orang-orang paling bodoh di dunia, orang-orang yang bisa dibodohi atau dibuai oleh dongeng-dongeng atau mitos dari sebuah Buku Tua.

Mereka lupa atau tidak sadar bahwa Buku Tua itu usianya sudah ribuan tahun, dan isinya tidak lekang karena zaman, tidak lapuk karena ilmu pengetahuan. Karena Buku Tua itu adalah sumber segala ilmu pengetahuan, dan bahkan berisi ilmu penghidupan baik di bumi maupun di Nirwana nanti.

Pada kesempatan lain aku ditanya kalau benar ada Dia, mengapa banyak penderitaan di dunia ini? Aku mengatakan bahwa penderitaan adalah yang dipilih oleh manusia sejak awal. Jadi, penderitaan bukan datang dari Dia, melainkan pilihan manusia. Manusia sejak awal telah ditipu oleh si penghulu dusta, dengan bercerita bahwa Dia Yang Mahakuasa selalu memberikan peraturan yang mengancam, mengancam rasa nyaman, mengancam dengan hukuman, padalah yang dikatakan si pendusta itu dusta. Dia Yang Mahakuasa bukan memberikan ancaman, melainkan memberikan pengarahan dan peringatan, Dia memberikan aturan agar kita tidak menderita, tetapi kita tidak percaya, malah lebih percaya kepada dusta. Semula apa yang diciptakan-Nya adalah baik, tetapi manusia memilih yang tidak baik. Itulah yang bisa aku jawab karena aku bukan seorang teolog.

Lain waktu aku ditanya mengapa Ia harus mati di kayu salib? Karena Ia ingin memberikan kesempatan kedua kepada manusia agar berbalik dari pilihan yang salah, ke jalan yang sudah diberikan-Nya sejak awal, yaitu Jalan Keselamatan. Ia bahkan dengan tegas berkata, ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Temanku yang tidak setuju mengatakan bahwa kejadian itu bohong belaka, itu merupakan rekayasa, bahkan sekarang telah ditemukan kubur Anak Manusia menurut berita-berita yang tersiar. Aku kemudian menambahkan bahkan ada yang membuat dongeng itu menjadi sebuah film dari negeri 1001 malam, lalu aku teringat pula ada seorang yang mengaku teolog Kristen yang memercayai dongeng itu, ia mengatakan bahwa kematian-Nya hanya sebuah fenomena atau fatamorgana, aku lupa persisnya. Aku bukan teolog, maka kukatakan itu semuanya sebuah dongeng, bukan fakta, sedangkan faktanya Anak Manusia bangkit pada hari ketiga. Dan Anda, Kawan, boleh tidak percaya, itulah hakmu dan pilihanmu. Bagaimana mereka semua bisa percaya tentang fakta itu, kalau mereka tidak membaca tentang fakta kabarnya. Bacalah faktanya dalam sebuah Kitab yang berjudul “Kabar Gembira.”

Pada kesempatan lain, ada orang-orang yang bercerita tentang sejarah perjalanan pengikut Anak Manusia selalu diikuti oleh pertumpahan darah. Benar kataku, banyak sekali darah yang ditumpahkan hanya karena beda pendapat. Aku yakin mereka yang menyebabkan semua penderitaan itu, bukan pengikut-Nya. Ia meminta kepada pengikut-Nya untuk membagikan KABAR GEMBIRA, KABAR KESELAMATAN. Tidak mungkin sebuah kabar gembira harus ditebus dengan banyak air mata dan darah, tidak mungkin dalam menyebarkan kabar gembira lewat pertempuran dan paksaan. Kebanyakan di balik kejadian ini tersembunyi motivasi diri sendiri, kemudian sang penghulu dusta membantu agar ambisinya tercapai, padahal itu semuanya dusta! Iman telah diubah oleh si pendusta menjadi fanatisme. Hasilnya bukan kegembiraan yang diperoleh, melainkan kegelapan abadi. Suatu kegelapan di mana tidak ada hadirnya Allah Sang Pencipta, kegelapan yang mengerikan.

Jangan sia-siakan waktu yang tersisa, tidak mungkin Anak Manusia hadir kembali untuk disalibkan kedua kali, tidak mungkin itu terjadi. Ia memang akan hadir untuk kedua kalinya, untuk menjemput aku dan teman-teman seperjalanan. Apakah engkau, Kawan, mau mengubah tujuanmu dan jalan bersamaku? Waktunya semakin dekat.

Luki F. Hardian

Download Audio