Apa yang Terjadi pada Senin Suci dan Mengapa Itu Penting?

Dapatkah Anda membayangkan bagaimana perasaan para murid pada hari Senin setelah Minggu Palma (disebut sebagai Senin Suci)? Sehari sebelumnya, Yesus telah masuk ke Yerusalem. Ia telah mengendarai anak keledai yang belum pernah ditunggangi oleh siapa pun. Semua ini merupakan penggenapan dari nubuat yang terdapat dalam Kitab Zakharia:

Bersoraklah dengan nyaring, hai Putri Sion! Bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Lihat, Rajamu datang kepadamu; Dia adil dan menyelamatkan, rendah hati dan menunggang seekor keledai, seekor keledai muda (Zakharia 9:9, AYT).

Para murid mengikut Yesus selama tiga tahun. Mereka telah menyaksikan semua mukjizat, tetapi yang lebih penting lagi, mereka telah bersama dengan-Nya hampir setiap jam setiap hari. Mereka mengenal orang ini. Petrus pernah menyatakan bahwa Ia adalah "... Mesias, Anak Allah yang Hidup" (Matius 16:16, AYT).

Gambar: gambar

Hati mereka pasti dipenuhi dengan pengharapan. Mereka adalah orang-orang pertama yang melemparkan jubah mereka ke atas keledai dan tanah di depan Yesus. Akan tetapi, mereka tidak sendirian dalam perayaan mereka.

Banyak orang merayakan kedatangan Raja di Yerusalem dengan melemparkan jubah mereka ke tanah. Banyak juga yang mengambil ranting-ranting pohon - yang diasumsikan sebagai ranting pohon palma - untuk diletakkan di jalur kerajaan.

Mereka berseru, "Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Hosana di tempat yang tertinggi!" (Matius 21:6-9, AYT) "Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" (Yohanes 12:13, AYT).

Senin Suci - Awal Pekan Suci

Karena masuknya Yesus ke dalam kemenangan ini terjadi pada hari Minggu, kita hanya dapat membayangkan kegembiraan yang dirasakan oleh para murid-Nya - dan juga dirasakan oleh orang-orang. Bagaimanapun juga, mereka mengharapkan seorang raja penakluk yang akan membebaskan mereka dari dominasi Kekaisaran Romawi. Untuk membebaskan mereka dari perbudakan di Roma.

Harapan mereka adalah seorang raja yang menaklukkan. Mereka tidak menyangka apa yang akan terjadi keesokan harinya - Senin. Namun, Yesus tahu. Yesus tahu bahwa Ia akan menggenapi setiap janji, setiap nubuat Perjanjian Lama - dan itu akan terjadi pada minggu terakhir.

Senin Suci. Hari kedua yang sekarang kita sebut sebagai Pekan Suci. Hari Senin terakhir menjelang Paskah, atau Minggu Kebangkitan.

Masuknya Yesus ke Yerusalem dengan penuh kemenangan dikenang dan dirayakan pada hari Minggu Palma. Peristiwa ini menjadi awal dari banyak peristiwa menyedihkan menjelang kematian dan kebangkitan Kristus Yesus.

Tentu saja, dengan mengetahui hasilnya, kita memang dapat mengenali peristiwa-peristiwa itu seperti apa adanya - tetapi bagi para murid-Nya pada saat itu, hari-hari ini pasti semakin mengganggu, yang pada akhirnya berujung pada kematian-Nya.

Kita dapat yakin bahwa para murid menganggap minggu itu sama sekali tidak suci - yaitu sampai hari Minggu berikutnya.

Namun, jelaslah bahwa apa yang terjadi adalah sebuah langkah yang disengaja oleh Yesus menuju salib ketika Ia dengan sengaja dan secara progresif menunjukkan kemunafikan dan korupsi para pemimpin agama pada masa itu.

Apa yang Terjadi pada Senin Suci? Iman yang Tak Berbuah dan Bait Suci yang Dibersihkan

Pada saat Yesus memasuki Yerusalem, orang-orang Farisi memerintahkan Yesus untuk membungkam pujian-pujian penuh sukacita dari orang banyak (Lukas 19-37-39). Kemudian, hanya dalam waktu lima hari, Pilatus tidak dapat membungkam kerumunan orang banyak yang menyerukan agar Yesus disalibkan.

Patut dipertanyakan - apa yang Yesus lakukan dan katakan selama minggu terakhir, Pekan Suci, yang menyebabkan perubahan hati yang begitu dramatis? Yesus akan menggunakan hari berikutnya, hari kedua dari Pekan Suci, untuk menunjukkan arti dari iman yang sejati kepada Allah, dan untuk menegaskan otoritas-Nya sebagai Anak Allah. Senin Suci.

Injil Markus menceritakan bahwa ketika memasuki Yerusalem, karena hari sudah malam, Yesus pergi ke Betania bersama ke-12 Murid-Nya. Betania hanya berjarak satu mil dari situ, di kaki Bukit Zaitun (Markus 11:11). Keesokan paginya, hari Senin, semuanya dimulai.

Ketika meninggalkan Betania keesokan paginya, Yesus dan para murid melewati sebuah pohon ara yang penuh dengan daun-daun, tetapi tidak menghasilkan buah ara. Sama sekali tidak berbuah.

Karena pohon itu seharusnya baru berbuah setelah dua bulan atau lebih, setidaknya ada buah yang masih mentah untuk dimakan, tetapi tidak ada. Yesus mengutuk pohon itu karena tidak berbuah, kemudian pohon itu menjadi layu keesokan harinya.

Yesus akan menghakimi sebuah generasi yang mempraktikkan ritus dan ritual agama yang tidak berbuah. Ia menggunakan momen ini untuk mengajar para murid tentang iman yang sejati - iman sebesar biji sesawi pun dapat memindahkan gunung jika selaras dengan kehendak Allah (Matius 21:21-22).

Memang, iman para murid-Nya akan sangat diuji pada hari-hari yang akan datang.

Yesus melanjutkan perjalanan-Nya ke pelataran di sekitar Bait Allah. Ia menemukan sikap tidak hormat yang luar biasa terhadap rumah doa Tuhan.

Ia kemudian membalikkan meja-meja para penukar uang yang berbisnis di sana, mengusir mereka dari Bait Allah dan menuduh mereka menjadikan rumah Bapa-Nya sebagai "sarang para perampok" (Matius 21:13; Markus 11:17; Lukas 19:46, AYT).

Tujuan dari penukaran uang ini adalah untuk menyediakan layanan bagi para peziarah yang melakukan perjalanan jauh untuk merayakan Paskah, tetapi tidak dapat membawa hewan kurban sendiri atau perlu menukar mata uang asing dengan uang yang dapat digunakan untuk persembahan di Bait Allah.

Namun, kepemimpinan Bait Allah pada era ini terkenal korup. Penukaran uang tidak ubahnya seperti perampokan di jalan raya terhadap para peziarah, memastikan keuntungan besar bagi para imam.

Namun, teguran Yesus kepada para penukar uang jelas ditujukan kepada para pemimpin Bait Allah - dan mereka mengetahuinya (Lukas 19:47-48).

Awal dari Akhir - dari Permulaan

Setelah itu, Yesus menghabiskan hari dengan mengajar di dalam dan di sekitar pelataran Bait Allah yang sama. Ketegangan pasti sangat terasa bagi para murid karena Yesus terus-menerus dihadapkan pada imam-imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua yang sama.

1. Mereka menantang otoritas Yesus (Lukas 20:1-7; Markus 11:27-33).

2. Mereka mencoba mengelabui Yesus untuk melanggar hukum Romawi (Markus 11:13-17).

Yesus menggunakan banyak perumpamaan dalam pengajaran-Nya - kisah-kisah sederhana yang Ia gunakan untuk mengilustrasikan pelajaran-pelajaran penting. Kali ini tidak jauh berbeda, kecuali daripada mengajar tentang kehidupan kita sendiri, pelajaran yang diberikan-Nya adalah tentang kerajaan Allah, memberi tahu para pendengar-Nya hal yang harus mereka, dan kita, lakukan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan-Nya kembali, serta penghakiman yang akan datang.

Senin Suci. Hari kedua yang sekarang kita sebut sebagai Pekan Suci. Hari Senin terakhir menjelang Paskah, atau Minggu Kebangkitan.

Dalam perumpamaan tentang penggarap-penggarap, para pemimpin agama tahu bahwa merekalah penggarap-penggarap yang jahat itu (Markus 12:12). Setelah menyelesaikan perumpamaan tentang dua orang anak - yang satu berkata tidak mau taat, tetapi kemudian taat; dan yang satunya lagi berkata mau taat, tetapi tidak taat, Yesus berkata demikian:

"Sesungguhnya, Aku mengatakan kepadamu bahwa para pengumpul pajak dan pelacur-pelacur akan masuk ke dalam Kerajaan Allah mendahului kamu. Sebab, Yohanes datang kepadamu dalam jalan kebenaran dan kamu tidak memercayainya, tetapi, para pengumpul pajak dan pelacur-pelacur memercayainya. Dan, kamu, ketika melihat hal ini bahkan tidak menyesal sesudahnya sehingga kamu dapat memercayainya" (Matius 21:28-32, AYT).

Dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin, "Yesus berbicara lagi kepada mereka dalam perumpamaan-perumpamaan, kata-Nya, "Kerajaan Surga dapat diumpamakan seperti seorang raja yang mengadakan pesta pernikahan untuk anak laki-lakinya. Dan, ia menyuruh para hambanya untuk memanggil orang-orang yang sudah diundang ke pesta itu, tetapi mereka tidak mau datang." (Matius 22:1-3, AYT).

Pada akhirnya, Yesus berkata kepada mereka, "Sebab, banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih" (Matius 22:14, AYT).

Penghakiman yang Akan Datang

Senin Suci, sungguh bermakna! Hari itu adalah hari Senin yang tidak seperti hari Senin lainnya. Jika sebelumnya para pemimpin agama dan ahli Taurat mengkhawatirkan Yesus, dan memang benar, setelah Senin Suci, mereka sangat marah dan ingin agar Yesus mati. Ia adalah ancaman bagi cara hidup mereka. Panggungnya telah diatur.

Hari ini kita juga melihat panggung itu sedang dipersiapkan dan kekristenan sedang diserang. Penghakiman akan datang dan mereka yang sedang diserang mungkin juga khawatir bahwa kita akan mengganggu cara hidup mereka.

Jadi, apakah hati kita sudah siap untuk kedatangan-Nya kembali? Kemudian, apakah kita membagikan keselamatan yang telah dibeli dengan harga yang mahal dan diberikan dalam kasih karunia melalui kasih dan kebaikan kepada orang lain?

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Christianity.com
Alamat artikel : https://www.christianity.com/wiki/holidays/what-is-the-significance-of-holy-monday.html
Judul asli artikel : What Happened on Holy Monday and Why is it Important?
Penulis artikel : GREG GRANDCHAMP