Ada atau Tidak Ada Masa Pra-Paskah, Hidup Adalah Peperangan

Baik ada masa pra-Paskah atau tidak, tidak melakukan sesuatu yang rasanya ingin Anda lakukan adalah pola yang harus diikuti setiap hari oleh murid Yesus. Ya, setiap hari. "Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku." (Luk. 9:23)

Pada waktu kebangkitan, tidak akan ada penyangkalan diri karena tidak satu pun dari keinginan kita yang berdosa ataupun bodoh. Sampai waktu itu tiba, kita memiliki keinginan-keinginan yang berdosa dan bodoh, setiap harinya. Maka dari itu, "ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku."

Perkataan Paulus

Gambar: Lent

Hal ini begitu penting dalam kehidupan Kristen sehingga Paulus menyebutkannya dalam khotbahnya kepada Feliks ("Paulus sedang bertukar pikiran tentang kebenaran, pengendalian diri, dan penghakiman yang akan datang" -- Kis. 24:25, AYT); dia juga memasukkannya sebagai bagian dari buah Roh ("kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri" -- Gal. 5:23, AYT); dan dia menjadikannya bagian dari kualifikasi penilik jemaat ("bijaksana, adil, saleh, dan dapat menguasai diri" -- Tit. 1:8).

Kemudian, dia memberi contoh tentang apa yang dia maksudkan: "Akan tetapi, jika mereka tidak bisa mengendalikan diri, sebaiknya mereka menikah" (1Kor. 7:9, AYT). Jadi, Paulus mengatakan bahwa ada waktu-waktu untuk menyangkal sebagian dari keinginan seksual kita.

Itulah yang dilakukan oleh para atlet. "Setiap orang yang bertanding berlatih menguasai diri dalam segala hal." (1Kor. 9:25, AYT) Paulus hampir tidak memercayai keinginan-keinginan yang ditimbulkan oleh tubuhnya setiap hari: "aku melatih tubuhku dengan keras dan menguasainya supaya sesudah aku memberitakan Injil kepada orang lain, aku sendiri tidak ditolak" (1Kor. 9:27, AYT). Itu adalah terjemahan yang lebih sopan. Terjemahan harfiahnya: "aku menghitamkan mataku (hupopiazo) dan menjadikan tubuhku sebagai hamba (doulagogo)."

Pengalaman Kristen

Ini merupakan peperangan Kristen sehari-hari yang normal. Hanya orang-orang suci yang bergemar akan kedalaman hukum Allah. Inilah cara mereka mengungkapkannya: "Jadi, aku menemukan hukum ini, bahwa ketika aku mau melakukan hal yang benar, yang jahat juga ada bersamaku. Sebab, aku suka akan hukum Allah di dalam batinku, tetapi aku melihat hukum lain dalam anggota-anggota tubuhku yang berjuang melawan hukum akal budiku" (Rm. 7:21-23, AYT).

"Setiap orang yang bertanding berlatih menguasai diri dalam segala hal. Mereka melakukannya untuk menerima mahkota yang fana, tetapi kita untuk mendapatkan yang abadi." (1Kor. 9:25)
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Memang benar, ini adalah peperangan. Setiap hari. "Keinginan nafsu kedagingan berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan nafsu kedagingan, karena keduanya saling berlawanan, supaya kamu tidak melakukan hal-hal yang kamu inginkan." (Gal. 5:17, AYT)

Jangan salah, keinginan seksual bukanlah keinginan paling mematikan yang perlu kita sangkal. Kemarahan, dendam, rasa takut akan manusia, keputusasaan (ya), mengasihani diri, meninggikan diri, keras hati, kecemburuan, perasaan yang mudah berubah-ubah, rasa dongkol, ketidakpedulian terhadap penderitaan, kemalasan, rasa bosan, kurangnya inisiatif, kurang memuji, kurang sukacita dalam Yesus, ketidakpedulian terhadap orang lain, dst.. Semuanya ini perlu dimatikan setiap hari (Rm. 8:13).

Inikah Hedonisme Kristen? Ya. Mengapa Paulus hidup seperti atlet yang mendisiplinkan diri? Jawabnya sederhana: Sukacita yang lebih besar. "Setiap orang yang bertanding berlatih menguasai diri dalam segala hal. Mereka melakukannya untuk menerima mahkota yang fana, tetapi kita untuk mendapatkan yang abadi." (1Kor. 9:25)

(t/Odysius)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/lent-or-no-lent-life-is-war
Judul asli artikel : Lent or No Lent, Life Is War
Penulis artikel : John Piper