SYAIR TIGA BABAK

PERTAMA : TAMAN GETSEMANI
Lalu pergilah Yesus bersama-sama murid-muridNya keluar kota menuju Bukit Zaitun, di mana terdapat Taman Getsemani, tempat yang sering dikunjungi Yesus.
Sesampainya di Taman Getsemani, Ia berkata pada murid-muridNYa :“Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa.
Suasana sepi mencekam mengiringi kegentaran Sang Anak Manusia. Bulir-bulir keringat menetes layaknya tetesan darah menyertai doaNya,“Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Tiga kali Ia berdoa yang sama, doa yang menggambarkan ketakutan meraja.
KemanusiaanNya semakin nyata, namun dengan kepasrahan mendalam Sang Anak Manusia tetap menghadapi kenyataan yang akan terjadi di depan mata demi karya penyelamatan umat manusia.
Tibalah saatNya ...........
Babak awal menuju kematian dimulai,
Melalui tanda ciuman Yudas Iskariot, sang murid, Yesus
ditangkap
diikat
digiring
Demi 30 keping uang perak Yudas menyerahkan Sang Guru untuk dihakimi.

KEDUA : PENGADILAN
Yesus digelandang dihadapkan pada Mahkamah Agama, proses rekayasa mencapai babak selanjutnya !
Sementara ................
Murid-muridNya tercerai-berai meninggalkan diriNya sendirian di tengah-tengah kerumunan nafsu melenyapkan diriNya.
Sementara ............
Petrus hanya berani mengendap-ngendap menyaksikan Sang Guru,
Bahkan ..................
Petrus sampai 3x menyangkal keberadaan Yesus sebagai Gurunya, seperti telah digariskan melalui perkataanNya,
“Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Pada akhirnya ...........
Proses rekayasa terus berlanjut,
Saksi-saksi dusta mencuat keluar demi tujuan tunggal
KEMATIAN YESUS
Sewaktu Yesus digiring menuju Pontius Pilatus, Wali Negeri Romawi,Sang Pengkhianat menyesali perbuatannya. Dilemparnya keping uang alat pertukaran tubuh Sang Anak Manusia tanda penyesalan mendalam,
Dan puncaknya ........
Nyawa Yudas berakhir di tali gantungan.
Begitulah ...............

KETIGA : PENGADILAN PILATUS DAN JALAN SALIB
Sebenarnya .......
Sang wali negeri tidak melihat sesuatu pun kesalahan pada diri Yesus. Namun, pada akhirnya ia lebih memilih untuk mengorbankan nyawa Sang Anak Manusia demi kepentingan orang banyak. Dan pembasuhan tangan di dalam air, menyimbolkan sikap sang waLi negeri untuk lepas tangan dalam proses kematian Yesus
Tiba saatNya disiksa
Tiba saatNya dipecut
Tiba saatNya tetesan darah bercucuran
Tiba saatNya mahkota duri disematkan
Tiba saatNya dihinakan
Tiba saatNya digelandang menuju Bukit Tengkorak
Tiba saatNya memanggul salib
Ooooohhhhhhhhhhh ............
TubuhNya roboh tersungkur
terjerembab
Menahan perih dan luka menyayat
Namun lakon terus berlanjut
Untuk Kedua kalinya ..........
Raga itu kembali terjatuh
Limbung .......... ambruk ke tanah
Masih ditambah
Cambuk terus mendera
Ejekan terus terdengar
Namun meski terseok langkah tetap ditapaki
Dan .............
Kembali tubuh penuh kepasrahan itu tersungkur
Menanggung derita tiada tertahan
Menusuk relung kalbu
Akhirnya,
Langkah tertatih milik Sang Anak Manusia
Tiba di puncak bukit
Dibantu Simon, seorang hamba setia dari Kirene
Lihat ...............
Penderitaan belumlah berakhir
Tubuh lunglai itu direbahkan
Aaaaaaahhhhhhhhh ............
Paku-paku direjamkan
Tangan .................
Kaki .................
Merah ......... darah mencuat keluar
Menyesakkan hati
Yesus disalibkan !
Disandingkan dengan dua orang pesakitan
Disematkan Tulisan “Raja Orang Yahudi”
Dijadikan bahan olok-olok
Namun, kemurahan hati tetap meliputi hatiNya
Demikianlah proses penderaan berlangsung
Sampai ........................
Tiba saatNya meregang nyawa !!!!
Tuntas sudah piala diminumNya
I A W A F A T