Setia sampai Akhir: Perempuan-Perempuan di Kayu Salib
Tab primer
Selama berabad-abad dan melintasi benua dan budaya, perempuan telah berjalan dalam bayang-bayang kutukan Hawa, diucapkan kepada dirinya oleh Allah sendiri: "Aku akan menambah-nambahkan kesakitanmu ketika mengandung; dan dalam kesakitan engkau akan melahirkan anakmu. Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu."(Kejadian 3:16).
Bahkan saat ini, dalam banyak kebudayaan perempuan ditundukkan pada posisi rendah hanya karena mereka terlahir sebagai perempuan. Dan bagi kita para ibu, kita pasti bisa merasakan kepedihan dan rasa sakit yang kadang-kadang terjadi saat persalinan dan membesarkan anak. Namun, Penyaliban membawa kita semua — laki-laki dan perempuan, hitam dan putih, tua dan muda, kaya dan miskin — pada keadaan yang sama ketika kita berlutut di kaki Salib.
Ketika Tuhan kita tergantung di kayu Salib itu, membayar harga untuk dosa dan menjangkau kesenjangan besar antara langit dan bumi, perempuan yang mengasihi Dia berdiri di dekat-Nya, menyaksikan dan tidak diragukan lagi menangis. Meskipun mereka menyadari Dia berbeda dari orang lain yang pernah hidup dan telah begitu berharap Dia adalah Mesias yang dijanjikan, tampaknya bahkan Ibu-Nya mungkin mempertanyakan hasil akhir dari peristiwa mengerikan yang mereka saksikan.
Salome, istri nelayan-terkemuka Zebedeus dan ibu dari "anak-anak guruh," Yakobus dan Yohanes, adalah salah satu perempuan yang berdiri menyaksikan selama eksekusi kejam itu. Betapa dia pastinya mengingat banyak kenangannya tentang Yesus dan interaksi mereka selama bertahun-tahun sebelumnya!
Diyakini bahwa Salome, yang namanya berarti "kedamaian" dan keluarganya adalah teman-teman Yesus bahkan sebelum Dia memulai pelayanan umum-Nya pada usia tiga puluh. Sangat mungkin Yesus mengunjungi mereka di rumah mereka, di mana Salome memasak bagi-Nya. Dan ketika Ia mulai keluar ke pelayanan publik, Salome melepaskan kehidupan yang relatif nyaman untuk mengikuti-Nya, melayani-Nya baik dalam tindakan dan dukungan keuangan. Dia percaya kepada-Nya sampai ke titik ia memohon kepada-Nya demi anak-anaknya, meminta tempat khusus untuk mereka di Kerajaan-Nya di masa yang akan datang. Dengan Yesus digantung, dipukuli dan berdarah di kayu Salib, apa yang akan terjadi pada anak-anaknya sekarang?
Dan kemudian ada Maria Magdalena, wanita yang sangat mengasihi karena dia begitu diampuni. Banyak yang keliru mengidentifikasi dia sebagai pelacur sebelum ia datang kepada Yesus, tetapi tidak ada bukti sejarah yang membuktikan sebutan itu. Bahkan, ada banyak bukti bahwa kebingungan tentang banyaknya "Maria" di Perjanjian Baru menyebabkan kesalahpahaman secara umum.
Maria Magdalena jelas diidentifikasi dalam Kitab Suci sebagai wanita yang darinya Yesus mengusir tujuh setan. Betapa sungguh bersyukur dia pastinya, dan seberapa cepat dan sungguh-sungguh dia mengikuti Pembebasnya! Maria Magdalena tidak hanya dilihat ada di kaki Salib, dan terus menunjukkan kesetiaannya untuk Tuhannya sampai akhir, tapi juga ikut ke kubur untuk mengkonfirmasi di mana Ia dimakamkan. Kemudian, di pagi hari Kebangkitan yang besar, Maria Magdalena adalah orang pertama yang tiba di makam yang terbuka dan memberitakan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Kegembiraan datang — tetapi kesedihannya masih luar biasa saat ia berdiri berjaga-jaga di Golgota.
Dan kemudian ada Maria dari Nazareth, istri (dan kemungkinan besar janda saat itu) Yusuf tukang kayu. Siapa yang patah hatinya bisa sedikit dibandingkan dengan hati yang hancur dari wanita yang telah mengandung Anak Allah dalam rahimnya dan melahirkan Dia ke dunia di kandang hina di Bethlehem? Ibu yang berduka ini telah membesarkan Putra sulungnya menjadi dewasa, mengetahui bahwa Dia adalah unik tetapi bersiap untuk pemenuhan nubuat bahwa pedang akan menembus jiwanya (Lukas 2:35) — dan sekarang waktunya telah tiba. Bagaimana dia bisa tahan berdiri di atas tanah berlumuran darah dan menyaksikan penderitaan anak kesayangannya, mengetahui tidak ada yang bisa dia lakukan atau katakan untuk membantu-Nya?
Apakah Maria tahu bahwa setelah Penyaliban akan terjadi Kebangkitan? Sangat mungkin, untuk beberapa hal, ya. Tetapi bahkan jika dia mengetahuinya secara khusus, ke setiap detail menit, akankah hal itu membuat rasa sakit hatinya berkurang saat itu? Adakah seorang ibu yang dapat berdiri dan menyaksikan anaknya menderita, apapun hasil akhir yang diharapkan?
Namun mereka ada di sana, mereka bertiga. Apakah orang-orang lain hadir juga? Tentu saja, meskipun hanya sedikit yang disebutkan namanya dalam catatan kitab suci. "Murid yang Dia [Yesus] kasihi," diyakini oleh banyak orang adalah Yohanes, anak muda Zebedeus dan Salome, ada di sana dan ditugaskan oleh Yesus sendiri untuk merawat ibu-Nya, Maria, setelah kematian-Nya. Murid-murid yang lain, menurut Kitab Suci, telah melarikan diri karena takut ditangkap sebagai pengikut Kristus.
Namun, para perempuan tidak melarikan diri. Apakah karena mereka berani atau lebih berkomitmen dibandingkan laki-laki yang mengikuti Yesus? Mungkin, meskipun kelihatannya perempuan tidak mungkin ditangkap. Terlepas dari itu, mereka ada di sana, dan mereka tetap setia ... tidak hanya sampai kematian Kristus, tetapi bahkan sesudahnya.
Di hari Minggu pagi, mereka muncul di kubur itu, siap untuk mengurapi tubuh-Nya, tapi malah menemukan bahwa batu besar yang menyegel makam itu terguling. Yesus tidak lagi di kuburan, tetapi telah bangkit ... sama seperti yang Dia pernah katakan! Para wanita yang meratapi kematian-Nya sekarang akan memiliki hak istimewa dan sukacita untuk mengumumkan Kebangkitan-Nya.
Perempuan. Hidup dalam bayang-bayang kutukan Hawa ... atau ditebus oleh janji dan pemenuhan Kebangkitan Kristus? Dari Taman Eden ke bukit Golgota ke makam yang terbuka — dan juga ke hati kita—datang pesan Paskah bahwa dasarnya adalah di kaki Salib, bahwa pengampunan adalah milik kita untuk diambil, Kebangkitan Hidup itu tersedia bagi semua yang mau memilih untuk berjalan di dalamnya, dan bahwa tempat kita di dekat takhta Allah telah dimeteraikan oleh Darah Yesus untuk selama-lamanya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Crosswalk |
Alamat URL | : | http://www.crosswalk.com/faith/women/faithful-to-the-end-the-women-at-th... |
Judul asli artikel | : | Faithful to the End: The Women at the Cross |
Penulis artikel | : | Kathi Macias |