Puisi Paskah

The Centurion’s Diary

Sudah waktunya…
Aku bersama prajurit-prajurit bawahanku…
Akan menangkap seseorang

Aku tak tahu apa kesalahannya
Kami diperintahkan oleh Imam Besar
Katanya orang ini berbahaya dan harus dihukum mati

Malam itu,
Aku dan rombonganku pergi ke sebuah taman
Katanya sasaran kami ada di sana
Kami mendapat informasi dari salah seorang muridnya

Yesus, Aku Bersyukur

"Bersyukur" pada Tuhan bukanlah hal yang berat
dibanding dengan kayu salib yang harus dipikul hingga terjatuh berulang kali

Jika tidak ada penyaliban Yesus,
apakah kita bisa bersukacita karena Kristus yang menjamin keselamatan kita?
Jika tanpa darah bercucuran dan sakit cambukan yang ditahan,
siapakah yang bisa kita harapkan sekarang?

Tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkan kekuatan-Nya
Semua ditanggung-Nya ...
Dosa, penyakit, kejahatan ... Ia yang menanggungnya

Apa alasan kita untuk tidak bersyukur pada-Nya?
Tidak ada...

Terima kasih, Tuhan atas salib-Mu

Kiranya Terjadi Seturut Kehendak-Mu

Jangan takut,
tetapi jangan beritahu seorang pun.

Kamu kini adalah
seorang pembawa kekudusan.

Duduklah, renungkan
Misteri.

Tak ada bayangan
dalam Cahaya-Ku,
melayang
di atas wajah
air rahimmu.

Sarang.
Siapkan tempat
untuk-Ku.

Aku berada di lingkaran
meregangkan dagingmu.
letakkan tanganmu
pada-Ku.

Hangatkan ruang
antara kita.

Ada keajaiban
yang menuntut untuk diberitahu,
dan keajaiban
itu memohon kepadamu

jangan beritahu seorang pun.