Menanggung Salib

Salib

Tuhan, aku tidak akan membuat tanggungan salibku menjadi semacam pemujaan berhala. Salib bertujuan melepaskan aku dari sikap mementingkan dan memikirkan diri sendiri, agar berguna bagi orang lain. Akan tetapi, bila aku terus-menerus memusatkan pikiranku pada salibku, maka aku tidak berguna bagi diriku atau pun orang lain. Oswald Chambers, seorang tokoh Kristen, pernah berkata, "Pengorbanan diri bisa menjadi suatu penyakit." Aku tidak boleh menjadikan salibku sebagai suatu objek pemujaan; aku harus menjadikannya suatu alat penyaliban bagi diriku. Salibku bersaing dengan tuntutan Kristus kepadaku. Salib itu menjadi salib pribadiku bila aku diperhadapkan dengan suatu pilihan, yaitu ketika Kristus berkata, "Tinggalkan segala sesuatu yang bisa menyaingi-Ku, lalu ikutlah Aku."

Aku tidak dapat membuat salib bagi diriku sendiri, sebab itu adalah bentuk kemunafikan yang paling buruk. Salib itu ada di sana atau tidak ada sama sekali. Bila aku menyangkal sedikit kesenangan untuk diri sendiri dan aku menjadi sombong karenanya, jelas itu bukan salib yang dibicarakan Yesus.

Kita harus menanggung salib setiap harinya.

Telegram Facebook Twitter WhatsApp

Aku harus menanggung salibku terus-menerus. Aku tak dapat mati sekali untuk selamanya. Aku harus "mati setiap hari" seperti yang dilakukan Paulus (1 Korintus 15:31). Pada hari ini, yang harus disalibkan dalam hidupku mungkin adalah kesombongan, besok iri hati atau sesuatu yang lain. Sepanjang hidupku dan sepanjang nafsu duniawiku mencari-cari keunggulan diriku, maka aku akan selalu dihadapkan pada pilihan ini: kehendakku atau kehendak Kristus. Dengan demikian aku tidak pernah bebas dari rasa sakit karena salibku. Sekarang aku mengerti mengapa Paulus berkata, "Aku ... menggenapkan ... apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat" (Kolose 1:24). Penderitaan salibku adalah penderitaan Kristus yang Ia tanggung bagi orang lain. Hanya bila aku menderita karena matinya sifat mementingkan diri sendiri, aku dapat hidup (seperti dilakukan Kristus) untuk orang lain. Itulah hidup "megah" yang dinyatakan Paulus dengan gembira, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku" (Galatia 6:14).

Itulah sebabnya, Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri. Karena itu, marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya (Ibrani 13:12-13).

Diambil dari:

Judul buku : Daily With The King
Judul bab : Setiap Hari Bersama Tuhan, Rajaku
Penulis : W. Glyn Evans
Penerjemah : Iwansutra Pranayoga, Sri Wundaningsih, Suciati, Jenny Natanael, dan Redaksi PT. BPK Gunung Mulia
Penerbit : PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001
Halaman : 187 -- 188