Latar Belakang Salib

Beruntunglah kita yang dapat melihat kembali peristiwa salib dan memandangnya dengan sudut pandang yang benar. Murid-murid Kristus yang pertama tidak mendapat kesempatan istimewa seperti ini. Bagi mereka, penyaliban merupakan suatu tragedi yang mengerikan dan menyayat hati. Pemimpin yang mereka kasihi telah tiada. Harapan mereka tentang Kerajaan Mesias pupus begitu saja. Musuh-musuh mereka bersorak-sorai. Mereka terpana oleh rentetan peristiwa yang tidak terduga tersebut. Baru ketika Kristus mengejutkan mereka dengan kehadiran-Nya setelah kebangkitan, para murid mulai mengerti bahwa Kerajaan yang dituturkan dalam Perjanjian Lama itu mengacu pada salib. Mereka mulai memahami bahwa Kristus harus memenuhi gambaran sebagai seorang Hamba yang menderita, sebelum Dia datang kembali sebagai Raja yang telah dijanjikan.

Kebangkitan Kristus menjelaskan kepada para pengikut-Nya bagaimana salib menjadi bagian dari rencana Allah. Pertama, Dia menunjukkan kepada mereka luka-luka-Nya. Lalu, Dia berkata, "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." (Lukas 24:44) Dia membuka pikiran mereka tentang gambaran dan nubuat-nubuat tentang kematian-Nya dalam Perjanjian Lama (ayat 45). Mari kita telusuri Perjanjian Lama untuk melihat contoh dari masing-masing gambaran dan nubuat tersebut.

Nubuat Tentang Kematian Kristus dalam Perjanjian Lama:

  1. Kejadian 3:15 -- Keturunan perempuan itu akan "diremukkan"
  2. Mazmur 16:10 -- Kristus tidak tetap tinggal di dalam kubur
  3. Mazmur 22:2 -- Seruan orang yang ditinggalkan
  4. Mazmur 22:7-9 -- Mesias diolok-olok
  5. Mazmur 22:16 -- Kristus merasa haus
  6. Mazmur 22:17 -- Tangan dan kaki-Nya ditusuk
  7. Mazmur 22:18 -- Tatapan mata musuh-musuh-Nya
  8. Mazmur 22:19 -- Orang membuang undi atas jubah-Nya
  9. Mazmur 69:22 -- Anggur asam diberikan kepada Kristus
  10. Yesaya 49:7 -- Hamba Allah dipandang hina
  11. Yesaya 50:6 -- Siksaan secara fisik terhadap Mesias
  12. Yesaya 52:14 -- Buruk rupa-Nya
  13. Yesaya 53:5 -- Tertikam karena dosa kita
  14. Yesaya 53:7 -- Diam di hadapan para pendakwa-Nya
  15. Yesaya 53:9 -- Kuburan-Nya di antara orang fasik
  16. Yesaya 53:12 -- Terhitung di antara para pemberontak
  17. Daniel 9:21 -- Pribadi yang diurapi Allah "dikurbankan"
  18. Zakharia 12:10 -- Mesias "ditikam" oleh bangsa Israel
  19. Zakharia 13:7 -- Gembala itu dibunuh

Gambaran Kematian Kristus dalam Perjanjian Lama

Gambaran tentang salib muncul sebanyak tiga kali dalam Perjanjian Lama.

KURBAN -- Kematian Kristus sebagai kurban pengganti paling sering digambarkan dalam Perjanjian Lama melalui adanya sistem kurban. Pakaian dari kulit hewan yang diberikan kepada Adam dan Hawa dipandang oleh para ahli Alkitab sebagai inisiatif Allah untuk menyediakan kurban penghapus dosa manusia (Kejadian 3:21). Kurban Paskah merupakan gambaran tentang pembebasan dosa lewat darah domba yang tercurah (Keluaran 12; Imamat 23; 1 Korintus 5:7; 1 Petrus 1:19). Yohanes Pembaptis menghubungkan hewan kurban dengan Yesus Kristus tatkala ia berseru, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29). Penjelasan lebih lanjut diberikan dalam Ibrani 9:11-10:18.

ULAR TEMBAGA -- Karena tidak taat, bangsa Israel ditimpa malapetaka dengan adanya gigitan ular-ular tedung. Berdasarkan perintah Allah, maka dibuatlah sebuah ular dari tembaga yang ditaruh pada sebuah tiang, supaya setiap orang yang melihatnya menjadi sembuh (Bilangan 21:4-9).

Kristus harus "ditinggikan" dan semua orang yang memandang pada-Nya dengan iman akan mengalami pemulihan rohani (Yohanes 3:14).

YUNUS -- Yesus juga mengajarkan bahwa pengalaman Yunus di perut ikan selama tiga hari tiga malam menggambarkan kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya (Matius 12:39-41).

Oleh karena itu, lewat gambaran dan nubuat, Perjanjian Lama sebenarnya telah menunjuk pada kematian Kristus. Penyaliban-Nya bukan merupakan pelaksanaan rencanaan Allah yang tidak terduga. Bahkan, oleh sebab itulah Dia datang.

 

Diambil dari:

Judul asli buku : Why Did Christ Have to Die?
Judul buku terjemahan : Mengapa Kristus Harus Mati?
Penulis : Staf Penulis RBC
Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta 1983
Halaman : 23 -- 25