Jalan Pulang

Gambar: jalan pulang

Semeriah apa pun perayaan ini dikomersialkan, kebenaran makna pagi Paskah yang pertama tidak dapat ditutup-tutupi. Kebenaran tersebut kadang tertutup ketika kita berpandangan sempit dengan hanya melihat pergumulan dan situasi kita sendiri, namun sesungguhnya kemenangan itu tetap ada! Kebangkitan bukan sekedar kisah kemenangan kita atas kematian. Namun Paskah adalah kisah tentang Allah yang dengan anugerah-Nya terus mengejar kita sampai ke sudut-sudut paling gelap dalam kehidupan kita, bahkan sekalipun Dia harus turun ke dunia orang mati. Ini menunjukkan betapa berharganya manusia di mata Allah. Bagi Allah kita berharga, dan kematian Allah di dalam Yesus telah mengangkat hidup kita. Kebangkitan-Nya mengangkat kita ke dalam hidup penuh pengharapan dan janji yang indah.

Allah ingin membawa kita dekat kepada-Nya sehingga kita dapat hidup di hadirat-Nya selamanya kelak saat kita meninggalkan dunia ini.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Kebangkitan adalah peneguhan peristiwa Natal. Allah datang ke dunia ini merendahkan diri dalam ketidakberdayaan serta ketelanjangan. Dan, yang lebih rendah lagi daripada kelahiran-Nya adalah kematian-Nya. Yesus benar-benar mati. Namun dari kubur itu janji Natal digenapi, yaitu bahwa selamanya kita akan memiliki jalan pulang. Janji ini menjamin bahwa kita tidak akan berjalan seorang diri. Bahkan saat kita menghembuskan napas yang terakhir, kita akan mengalami keajaiban kelahiran kembali dan menikmati anugerah kekekalan bersama Tuhan.

Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga:

Musim semi adalah perayaan atas kehidupan baru. Pada musim semi binatang melahirkan anak-anaknya, bunga bermekaran, dan salju mulai mencair. Tidak akan ada kehidupan baru bagi kita tanpa Paskah. Allah ingin membawa kita dekat kepada-Nya sehingga kita dapat hidup di hadirat-Nya selamanya kelak saat kita meninggalkan dunia ini. Allah melakukan hal ini dengan memberi kita Yesus, yang mati di kayu salib dan kemudian hidup kembali! Ini membuktikan kepada kita bahwa tak sesuatu pun dapat memisahkan kita dari Allah, bahkan kematian sekalipun.

Renungan:

HARI 1: YESUS MEMASUKI YERUSALEM

(Matius 21:1-17)

  1. Siapakah Yesus menurut orang banyak itu?
  2. Bagaimana kamu dapat menggambarkan Yesus kepada orang lain?

HARI 2: YESUS DIURAPI: PERJAMUAN MALAM TERAKHIR

(Matius 26:1-25)

  1. Mengapa Yesus mengatakan bahwa perempuan yang minyak pada kaki- Nya telah melakukan "perbuatan yang baik"?
  2. Apakah hal terbaik yang dapat kamu persembahkan kepada Allah?

HARI 3: GETSEMANI: YUDAS MENGKHIANATI YESUS

(Matius 26:30-56)

  1. Siapakah murid-murid yang berada bersama dengan Yesus?
  2. Pernahkah kamu merasa begitu ketakutan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan?

HARI 4: YESUS DI HADAPAN PILATUS

(Matius 27:1-31)

  1. Mengapa Pilatus berusaha meyakinkan orang banyak agar membebaskan Yesus? Mengapa akhirnya ia menyerah pada tuntutan orang banyak?
  2. Bagaimana orang banyak dapat mempengaruhimu dalam mengambil suatu keputusan?

HARI 5: KEMATIAN DAN PENGUBURAN YESUS

(Matius 27:32-66)

  1. Apa yang Yesus ucapkan sebagai kata-kata-Nya yang terakhir?
  2. Pernahkah kamu merasa seolah Allah meninggalkanmu? Bagaimana rasanya?

HARI 6: KEBANGKITAN YESUS

(Matius 28:1-20)

1. Perempuan-perempuan itu melihat Yesus dan menyembah-Nya.

Apa yang terjadi ketika murid-murid melihat Dia?

2. Bagaimana kamu memperingati kebangkitan Yesus?

Aktivitas Khusus:

JANJI TELUR

Rebuslah telur yang cukup banyak sediakan krayon untuk setiap anggota keluarga. Pada setiap telur buatlah sebuah gambar yang mengingatkan Anda akan janji Natal, dan sebuah gambar yang mengingatkan bahwa janji itu sudah digenapi melalui kemenangan Paskah. Misalnya, Anda dapat menggambar sebuah palungan dan sebuah salib, seorang bayi dan seorang raja, sebuah kandang dan kubur kosong. Setelah itu, celupkanlah telur-telur tersebut ke dalam cairan pewarna yang Anda pilih. Pewarna tadi tidak akan melekat pada krayon, sehingga gambar Anda akan menjadi peringatan bahwa Allah menepati janji-janji-Nya dan bahwa Yesus hidup.

Sumber

Judul Buku : Belajar Bersama
Pengarang : Janice Y. Cook
Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta 1999
Halaman : 171 - 173