Iman yang Bertumbuh

Bagaimana saya bisa mempunyai lebih banyak iman? Roma 10:17 berkata, "jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus."

Iman erat hubungannya dengan pengetahuan. Pengetahuan tentang Allah memperkuat iman dan percaya kita kepada Allah.

Allah tidak membiarkan kita tanpa bukti yang cukup untuk memungkinkan kita percaya kepada-Nya. Ada beberapa cara untuk meningkatkan pengetahuan kita mengenai Allah agar iman kita bertambah.

Pertama, Alkitab menunjukkan kepada kita bagaimana Allah bekerja dan masih tetap bekerja. Pengetahuan yang bertambah tentang Alkitab akan meningkatkan iman.

Kedua, Yesus Kristus, melalui kehidupan dan ajaran-ajaran-Nya, menambah iman kita untuk melihat kebaikan Allah terhadap kita. Pengetahuan yang bertambah mengenai Yesus akan menambah iman kita pula.

Ketiga, sejarah yang menunjukkan pekerjaan Allah di dunia. Pengetahuan tentang bagaimana Ia menjawab doa, mengubah hidup, dan menghilangkan penderitaan sangatlah membangun iman.

Tetapi, semua kenyataan ini tidak akan berguna jika Roh Kudus tidak meyakinkan hati kita. Sesungguhnya, kita bisa mengetahui Alkitab halaman demi halaman, mempelajari setiap kejadian dalam kehidupan Kristus, dan melihat apa yang Kristus lakukan sepanjang sejarah -- tetapi jika Roh Kudus tidak meyakinkan kita akan dosa kita dan memberi kita iman, kita tidak akan menanggapinya.

Matius 6:25-34 menuliskan tentang perkataan Yesus kepada para murid- Nya waktu mereka kuatir tentang apa yang akan mereka pakai dan apa yang akan mereka makan. Yesus tidak mengatakan kepada mereka, "Tunggu saja, nanti semua akan beres. Jangan kuatir tentang semuanya ini. Percaya saja." Ia tidak berkata demikian. Sebaliknya, Ia menunjukkan bahwa Bapa-Nya tetap menguasai segala situasi dan akan memelihara mereka.

Melihat pada buktinya, Ia berkata, "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung" -- dengan kata lain, mereka tidak bekerja -- "namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga." Yesus menggunakan kenyataan itu untuk memperlihatkan kepada para murid-Nya, "Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?"

Jadi, mula-mula Yesus memberikan bukti yang ada, kemudian Roh Kudus meyakinkan mereka tentang hal itu. Ia juga memberi kita bukti tentang kemampuan-Nya yang tidak diragukan lagi untuk mengendalikan berbagai peristiwa dan keadaan. Salah satu bentuk bukti adalah tulisan sejarah dalam Alkitab. Jika Allah bisa melepaskan umat-Nya pada saat mereka keluar dari Mesir misalnya, Ia pasti dapat melakukan demikian juga sekarang ini. Inilah sebabnya, mengapa keluarga-keluarga Yahudi, pada waktu makan perjamuan Paskah, mengingat kembali cerita-cerita tentang kelepasan yang Allah berikan bagi umat-Nya dari tangan Mesir. Para bapak tidak menceritakan kisah ini sekadar untuk menyenangkan anak-anak. Peristiwa ini diceritakan untuk memberikan bukti yang kuat bahwa Allah itu telah berlaku setia. Kesetiaan Allah pada masa lampau memberi anak-anak itu dasar iman untuk percaya bahwa Ia akan terus bekerja sampai sekarang.

Suatu pagi, saya membawa anak-anak saya untuk makan pagi, lalu kami menyelidiki kisah Abraham dan Lot. Saya tidak menceritakan kisah Alkitab ini kepada tiga anak saya hanya untuk menambahkan pengetahuan umum mereka, tetapi untuk memperkenalkan mereka kepada Oknum Allah itu, untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana Allah memenuhi suatu kebutuhan ribuan tahun yang lalu. Kemudian, saya menghubungkan kekuasaan Tuhan di masa sekarang. Saya menunjukkan kepada mereka bahwa Dialah Tuhan yang dapat mereka percayai. Dengan melakukan hal ini, saya memberi mereka bukti bahwa Allah itu setia adanya.

Semakin kita mengenal Allah, semakin bertumbuh pula iman kita kepada-Nya -- jika kita terbuka pada pekerjaan Roh Kudus, yang membuat Firman Allah menjadi hidup di dalam hati kita.