Bulan Purnama Paskah

Bulan Purnama Paskah merujuk kepada bulan purnama gerejawi yang pertama di musim semi belahan bumi bagian utara, yang berperan penting untuk menentukan tanggal Paskah. Tanggal Paskah adalah hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah. Bulan purnama ini tidak sama dengan bulan purnama sejati (astronomis), melainkan ditentukan dari suatu tabel perhitungan. Perbedaannya dengan bulan purnama sejati (astronomis) bisa sampai dua hari. Penggunaan tabel untuk membantu penghitungan dan bukannya mengamati bulan sangat berguna dan penting karena bulan purnama sejati tanggalnya dapat berbeda-beda tergantung lokasi pengamat di bumi.

Penghitungan tanggal Bulan Purnama Paskah ini agak rumit, namun dapat diringkas sebagai berikut: Sembilan belas tahun sipil dibagi ke dalam 235 bulan kamariyah (kalender bulan/candra) yang masing-masing panjangnya 30 dan 29 hari (disebut denga "bulan gerejawi".) Periode 19 tahun disebut dengan siklus metonik yang terulang setiap 19 tahun tersebut memiliki keakuratan yang cukup tinggi. Hari pertama untuk masing-masing bulan kamariyah tersebut disebut dengan bulan baru gerejawi. Hari keempat belas disebut dengan bulan purnama gerejawi.

Tepat satu hari bulan baru gerejawi jatuh di antara 8 Maret dan 5 April (inklusif). Hari tersebut merupakan hari pertama bulan kamariyah Paskah, dan tiga belas hari kemudian itulah yang disebut dengan Bulan Purnama Paskah. Paskah adalah hari Minggu setelah Bulan Purnama Paskah tersebut. Dengan kata lain, Paskah jatuh pada hari pertama hingga ketujuh setelah Bulan Purnama Paskah, sehingga jika Bulan Purnama Paskah jatuh pada hari Minggu, maka Paskah adalah hari Minggu yang berikutnya.