Arti Penting Kebangkitan

Dari empat agama besar yang didasarkan pada kepribadian pendirinya,
hanya agama Kristen yang menyatakan kubur kosong bagi pendirinya.
Iman Kristen tidak mungkin muncul bila kebangkitan tidak terjadi.
Murid-murid-Nya hanya akan menjadi simbol kekalahan dan kehancuran.
Mereka mungkin akan mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka.
Mungkin peristiwa penyaliban hanya akan melenyapkan harapan akan
Mesias. Salib akan kelihatan menyedihkan dan memalukan sebagai akhir
karir Yesus.

Kekristenan mula-mula sangat bergantung kepada kepercayaan murid-
murid-Nya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari kematian.

Mengapa kebangkitan Yesus Kristus disebut sebagai bukti bahwa diri-
Nya adalah Anak Allah?

1. Dia bangkit dengan kuasa-Nya sendiri. Dia mempunyai kuasa untuk
memberikan nyawa-Nya dan untuk mengambilnya kembali (Yohanes
10:18). Ini tidak bertentangan dengan pasal lain yang menyatakan
bahwa Yesus dibangkitkan oleh kuasa Bapa, karena Bapa dan Anak
bekerja bersama-sama, seperti halnya penciptaan, tiga pribadi
Allah, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja sama secara
harmonis.

2. Secara jelas Yesus telah menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah.
Kebangkitan-Nya dari kematian merupakan materai/persetujuan dari
Allah Bapa akan kebenaran penyataan-Nya. Jika Allah tidak
menyetujui penyataan Yesus sebagai Anak-Nya, Allah tidak akan
membangkitkan Yesus dari kematian. Kenyataannya Allah
membangkitkan Yesus dari kematian. Allah Bapa seolah mengatakan,
"Engkaulah Anak-Ku, hari ini Aku menegaskan sejelas-jelasnya."

3. Khotbah Petrus saat hari Pentakosta juga didasarkan kepada
kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Kebangkitan tidak
hanya sebatas tema karena khotbah itu menekankan pentingnya
kebangkitan. Kalau ajaran kebangkitan dihilangkan, semua ajaran
kekristenan juga akan hilang.

Kebangkitan merupakan:
1. penjelasan kematian Yesus,
2. penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Mesias,
3. sumber kesaksian murid-murid,
4. alasan pencurahan Roh Kudus, dan
5. penegasan posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja.

Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan
terjelaskan. Tanpa kebangkitan, pencurahan Roh Kudus akan
meninggalkan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Tanpa kebangkitan,
sumber kesaksian murid-murid hilang. Kebangkitan adalah penggenapan
dari nubuat mengenai Mesias yang akan bangkit di dalam Mazmur 16:10,
"tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan." Hal ini
menjelaskan alasan mengapa khotbah pertama kekristenan didasarkan
kepada Yesus yang telah bangkit.

Perjanjian Baru menggaungkan fakta kebangkitan Yesus. Kitab-kitab
Injil mencatat pernyataan Yesus bahwa Ia akan dikhianati, dibunuh,
dan bangkit lagi. Mereka menyaksikan bahwa kubur-Nya telah kosong
dan Ia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya seperti yang telah Ia
katakan. Kisah Para Rasul mencatat kebangkitan Kristus sebagai fakta
dan menjadikannya pusat pengajaran. Surat-surat dalam Perjanjian
Baru dan Kitab Wahyu menjadi tak berarti tanpa kebangkitan Yesus.

Kebangkitan diterima baik oleh:
1. keempat Injil yang terpisah,
2. sejarah kekristenan mula-mula (Kisah Para Rasul), dan
3. surat-surat yang ditulis oleh Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas,
termasuk surat kepada orang Ibrani.

Ada banyak kesaksian yang dapat dipercaya dan Perjanjian Baru
merangkum kesaksian tersebut. Dengan demikian, kebangkitan Kristus
menjadi fakta obyektif yang dapat dipercaya.

Sejak awal, kekristenan mula-mula telah bersama-sama memberikan
kesaksian mengenai kebangkitan Kristus. Ini merupakan dasar
pengajaran dan iman gereja yang telah masuk ke dalam literatur
Perjanjian Baru. Jika semua pasal yang berhubungan dengan
kebangkitan dihilangkan, kita hanya akan mendapatkan Perjanjian Baru
yang kacau dan tidak dapat dijelaskan. Kebangkitan telah merasuk ke
dalam kehidupan orang Kristen mula-mula. Hal ini muncul dalam banyak
hal seperti, lukisan-lukisan dinding, himne, dan menjadi tema yang
kuat dalam penulisan-penulisan pembelaan iman Kristen pada empat
abad pertama.

Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, kuasa kematian tidak akan
kalah. Kematian Kristus pun menjadi tidak berarti sehingga umat
yang percaya kepada-Nya akan tetap mati dalam dosa. Keadaan
seseorang tidak akan berbeda dengan saat sebelum ia mendengar nama-
Nya.

Memang sulit untuk menggambarkan depresi hebat yang dialami para
murid sebagai akibat dari penyaliban Yesus. Mereka tidak memiliki
konsep bahwa kebangkitan lebih berarti daripada kematian. Mereka
berpikir bahwa Mesias akan memerintah selamanya (Yohanes 12:34).
Namun, para murid tidak mungkin mempercayai Yesus tanpa mempercayai
kebangkitan-Nya dari kematian.

Kebangkitan telah mengubah bencana menjadi kemenangan. Lewat
kebangkitan-Nya, dengan tegas Yesus dinyatakan sebagai Mesias.
Dengan demikian, oleh kebangkitan maka makna penyaliban sebagai cara
mati yang memalukan telah berubah menjadi kematian yang berperan
dalam penyelamatan umat manusia.

Tanpa kebangkitan, kematian Yesus hanya menjadi kutukan Tuhan.
Tetapi lewat kebangkitanlah, kematian Yesus sekarang dapat dilihat
sebagai suatu peristiwa yang menandakan bahwa pengampunan dosa umat
manusia sudah terjadi. Tanpa kebangkitan, kekristenan tidak pernah
terjadi karena para murid hanya melihat Yesus sebagai guru yang baik
dan tidak akan pernah percaya bahwa Yesus adalah Mesias.

Kebangkitan menjadi fakta yang penting karena menggenapkan
keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa
sehingga kita pun selamat dari kematian. Kebangkitan juga membuat
perbedaan yang tajam antara Yesus dengan semua pendiri agama.
Tulang-tulang dari semua pendiri agama, selain Yesus, masih berada
di bumi, tetapi kubur Yesus kosong.

Kebangkitan telah memberi dampak yang besar. Hidup menjadi penuh
harapan; kehidupan lebih berkuasa daripada kematian; kehidupan pada
akhirnya menang. Tuhan telah menyentuh kita di sini. Ia telah
mengalahkan kematian, musuh terakhir kita.

Kebangkitan telah mengubah hidup para murid sebelum dan sesudah
kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari dan menyangkal
Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan
kebingungan. Setelah melihat kebangkitan, mereka diubahkan menjadi
rasul yang berani dan percaya diri, menjadi penginjil yang
mempengaruhi dunia, bersedia mati sebagai martir dan bersukacita
sebagai utusan Kristus.

Yesus telah bangkit dan mengalahkan kuasa kematian. Jika engkau mau
percaya kepada Yesus, kematian bukan hal yang menakutkan karena
kebangkitan maupun hidup yang kekal akan Saudara terima. Maukah
Saudara?

Bahan diedit dari sumber:
Nama Situs: Pemuda Kristen
Alamat URL: http://www.pemudakristen.com/pengajaran/arti_penting_kebangkitan.htm
Penulis : Josh McDowell